Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KETUA Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. Piprim Basarah Yanuarso menekankan sindrom stunting (kekerdilan) dapat terjadi secara berulang-ulang pada anak.
“Sindrom ini bisa berulang, mulai dari neonate, dua tahun, usia sekolah (school age), pubertas, dewasa, terus berulang. Ketika kita tidak punya strategi untuk memutus siklus ini, jadi ibu yang stunting melahirkan lagi anak stunting dan seterusnya,” kata Piprim dalam webinar Cegah Kelahiran Prematur Dalam Upaya Menurunkan Stunting yang diikuti di Jakarta, Sabtu (27/11).
Piprim menuturkan untuk mempersiapkan generasi yang berkualitas, perlu adanya perhatian tidak hanya pada saat ibu memasuki masa kehamilan saja, tetapi harus dimulai sejak masa kanak-kanak, remaja hingga memasuki masa dewasa muda.
Baca juga: Asah Soft Skill, Ini Tips Jadi Public Speaker yang Baik
Adanya potensi sindrom stunting dapat terjadi secara berulang, kata dia, membuat ibu perlu mendapatkan perhatian khusus melalui strategi intervensi yang berbeda-beda dalam setiap siklus kehidupan yang dilalui oleh ibu tersebut.
Ia menjelaskan, seperti sejak ibu memasuki masa remaja kehamilan, peningkatan penggunaan makanan lokal seperti telur dan ikan guna perlu lebih ditingkatkan guna mencegah ibu terkena malnutrisi. Perlu pula melakukan fortifikasi pada makanan yang dikonsumsi ibu termasuk garam beryodium.
Peningkatan asupan nutrisi melalui makanan lokal itu, sangat diperlukan untuk membantu ibu tetap mendapatkan asupan nutrisi yang cukup. Di saat yang bersamaan dengan pada saat memberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI) pada bayinya nanti.
Kemudian setelah bayi dilahirkan, perlu adanya inisiasi dini menyusui dalam satu jam kelahiran termasuk memberikan kolostrum (makanan pertama untuk bayi baru lahir yang keluar dari payudara ibu sebelum ASI).
Piprim menegaskan pemberian ASI eksklusif sangat penting untuk memastikan bahwa bayi selama enam bulan pertama kehidupannya terpenuhi kebutuhan nutrisinya, sehingga dapat terhindari dari kondisi stunting.
“Makanya saya sering katakan kalau ibu ingin ASI nya bagus, harus banyak minum air minimal tiga liter sehari dan harus banyak makan protein hewani karena ibu akan memberikan ASI yang menumbuhkan bayinya,” tegas dia.
Baca juga: Cegah Varian Omicron, Indonesia akan Batasi Kedatangan dari Afsel
Dalam kesempatan itu Piprim juga menyoroti masih banyak terdapat kekeliruan yang dilakukan oleh masyarakat pada saat memahami MPASI yang tepat untuk bayi dan anak balita serta konsumsi makanan siap saji yang kaya karbohidrat dan gula tapi minim nutrisi.
Akibatnya, muncul potensi anak stunting menjadi memiliki sindrom metabolik, seperti penyakit dislipidemia. penyakit jantung, diabetes melitus (kencing manis) dan hipertensi.
Oleh sebab itu, dia meminta semua pihak terutama tenaga kesehatan yang bekerja di lapangan untuk benar-benar memantau kondisi anak semaksimal mungkin mulai dari asupan gizi, tinggi badan hingga panjang badan untuk mencegah terjadinya stunting.
“Ini harus hati-hati di lapangan, tidak semua perawakan pendek itu stunting. Stunting pasti perawakannya pendek, tapi tidak semua perawakan pendek itu stunting,” kata dia. (Ant/H-3)
Pemerintah berharap program Makan Bergizi Gratis dapat mendukung upaya penurunan tengkes.
Penyakit anemia lebih rentan terjadi pada kaum perempuan, terutama anak-anak, remaja putri, dan perempuan hamil
Agar anak tidak stunting, upaya pencegahan perlu dilakukan sejak jauh hari, bahkan sebelum masa kehamilan.
Mencuci tangan pakai sabun berperan penting untuk menghindarkan si kecil dari stunting. Bagaimana kaitan stunting dengan cuci tangan? Mari simak penjelasannya.
Edukasi yang dibarengi contoh nyata diperlukan untuk menambah pengetahuan ibu hamil dalam mempersiapkan bayinya agar tidak stunting.
Daun kelor kering sebanyak 100 gram diketahui mengandung senyawa protein 2 kali lebih tinggi daripada yoghurt, vitamin A yang 7 kali lebih tinggi daripada wortel.
Mengantuk setelah makan merupakan gejala food coma” atau Postprandial somnolence.
Memasak di rumah mendatangkan banyak manfaat, antara lain menjaga kebersihan makanan, menjamin terpenuhinya asupan gizi, dan mempererat bonding dengan keluarga.
Masih banyak orang tua yang masih membekali anak ketika sekolah dengan dengan sajian instan/fast food. Meksipun dianggap praktis, bekal tersebut tentu kurang sehat.
Memberikan makanan sehat kepada anak adalah salah satu hal terpenting ya
Sebenarnya karakter yang terbentuk di masa dewasa adalah hasil dari kebiasaan-kebiasaan yang dibangun sejak kecil.
Edukasi untuk memilih jajanan yang sehat ke anak sangat penting dilakukan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved