Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
BEROLAHRAGA mengenakan jaket agar tubuh lebih berkeringat tidak dianjurkan karena hanya mengurangi kadar air di dalam tubuh dan dapat mengakibatkan dehidrasi. Hal itu diungkapkan dokter spesialis penyakit dalam Umar Nur Rachman, awal pekan lalu.
"Nah ini kadang-kadang masyarakat masih belum paham ya. Mereka beranggapan kalau aku berkeringat, maka aku sudah olahraga. Terus dia olahraganya pakai jaket. Meskipun dia ditimbang turun berat badannya, itu air (di dalam tubuh) yang keluar, ujar Umar saat diskusi daring, Selasa (16/11).
Oleh sebab itu, Umar memaparkan bahwa banyaknya keringat yang dikeluarkan saat berolahraga bukanlah poin utama. Sebab hal yang harus diperhatikan saat berolahraga adalah durasi dan intensitasnya.
Baca juga: Penerima Vaksin Lengkap Capai 89,22 Juta Penduduk Indonesia
"Olahraga teratur ini sifatnya harus continue ya. Kalau disarankan sih 3 sampai 5 kali seminggu ya. Durasinya berkisar antara 30 menit dengan pemanasan dan pendinginan," tutur Umar.
"Ini harus kita pahami ya bahwa yang menjadi target (olahraga) itu adalah denyut nadi maksimal. Denyut nadi maksimal itu kalau intensitas olahraga kita sekitar 70% dari denyut nadi maksimal," lanjutnya.
Selain itu, Umar juga menjelaskan bahwa sebagian pasien diabetes beranggapan berjalan kaki tanpa mengenakan alas kaki itu baik. Faktanya, Umar mengatakan hal itu justru harus dihindari oleh penderita diabetes.
"Pasien diabetes ini banyak ya, dia mengira jalan-jalan nggak pakai sandal itu baik. Kemudian dia jalan di krikil itu ya nggak pakai sandal. Memang rasanya nyaman karena pasien diabet itu kan kakinya kayak kebas gitu ya. Kalau dia jalan di krikil itu rasanya enak," kata Umar.
"Tapi, otomatis pertama dia risiko luka. Pasien diabet kan harus pakai alas kaki kemana-mana. Kedua, dia juga tidak bisa berolahraga dengan baik. Karena minimal itu olahraga jalan cepat untuk pasien diabet. Nah jalan cepat ya harus pakai sepatu," sambungnya. (Ant/OL-1)
Banyak perempuan, terutama ibu muda, memilih lari sebagai pilihan olahraga. Persiapan dan pemahaman yang tepat sangatlah penting untuk Pemula menghindari cedera dan menjaga konsistensi.
Ternyata, terdapat sebuah penelitian baru yang menunjukkan bahwa rajin berolahraga bisa membantu menutunkan tingkat depresi.
Pelatih mobilitas Dana Santas menyatakan peningkatan mobilitas tidak selalu berkaitan dengan peregangan.
Hasil survei Adidas dan White Ribbon menunjukkan sebagian besar pelari perempuan merasa khawatir akan keselamatan mereka. Tapi apakah pakaian mereka yang menjadi pemicu?
Latihan kebugaran biasanya berfokus pada gerakan maju-mundur, tetapi gerakan lateral atau samping juga penting untuk keseimbangan otot dan pencegahan cedera.
Batu ginjal, atau yang dikenal dengan istilah medis nefrolitiasis, adalah kondisi umum di mana material keras terbentuk di ginjal dan menyebabkan rasa sakit yang parah saat kemih keluar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved