Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

WHO Nantikan Vaksin Covid-19 Oral dan Hidung

Atikah Ishmah Winahyu
10/11/2021 12:10
WHO Nantikan Vaksin Covid-19 Oral dan Hidung
Warga memperlihatkan botol vaksin Pfizer saat mendapatkan vaksinasi COVID-19 di Banda Aceh, Aceh, Senin (25/10/2021).(ANTARA/IRWANSYAH PUTRA )

KEPALA ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Soumya Swaminathan menantikan generasi kedua dari vaksin covid-19, yang dapat mencakup semprotan hidung dan versi oral.

Swaminathan mengatakan vaksin semacam itu dapat memiliki keunggulan dibandingkan yang ada saat ini karena akan lebih mudah diberikan daripada disuntikkan, bahkan dapat diaplikasikan sendiri.

Dia menuturkan, ada 129 kandidat vaksin berbeda yang telah mencapai uji klinis atau sedang diuji pada manusia, sementara 194 lainnya belum begitu maju dalam pengembangannya dan masih dikerjakan di laboratorium.

Baca jugaTurunkan Alat Berat, Pemerintah Daerah Buka Akses Jalan Tertutup Material Longsor

"Ini mencakup seluruh jajaran teknologi," katanya dalam interaksi langsung di saluran media sosial WHO.

"Mereka masih dalam pengembangan. Saya yakin beberapa dari mereka akan terbukti sangat aman dan manjur dan yang lain mungkin tidak.”

"Mungkin ada keuntungan dari beberapa vaksin generasi kedua. Jelas jika Anda memiliki vaksin oral atau vaksin intra-nasal, ini lebih mudah diberikan daripada suntikan.”

“Akhirnya kita bisa memilih mana yang paling tepat.”

"Jika bukan untuk covid-19, kami akan menggunakan platform ini untuk infeksi lain di masa depan,” imbuhnya.

Swaminathan menjelaskan keuntungan dari vaksin yang disemprotkan ke hidung, seperti yang terjadi di beberapa negara dengan vaksin influenza.

"Jika ada respons imun lokal, maka virus itu akan menangani virus bahkan sebelum virus itu masuk dan menetap di paru-paru dan mulai menimbulkan masalah," terangnya.

WHO hanya memberikan otorisasi penggunaan darurat untuk tujuh vaksin covid-19 yang dibuat oleh Pfizer/BioNTech, Moderna, AstraZeneca, Johnson & Johnson, Sinopharm, Sinovac dan minggu lalu Bharat Biotech.

"Tidak ada vaksin yang 100%. Tidak ada yang pernah mengklaim bahwa vaksin akan 100% melindungi. Tapi 90% adalah jumlah perlindungan yang luar biasa, dibandingkan dengan nol," kata Swaminathan.

“Sampai sekarang, dengan vaksin yang telah kami setujui, belum ada sinyal yang mengkhawatirkan sehingga kami perlu mengatakan, kami perlu memikirkan kembali vaksin ini,” tandasnya.

Menurut penghitungan AFP, kini lebih dari 7,25 miliar dosis vaksin telah diberikan di seluruh dunia. (Straitstimes/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA
Berita Lainnya