Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
MENTERI Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sangat serius dalam hal meningkatkan kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia.
Karena itu, Kemenkes membentuk Komite Kesehatan Gigi dan Mulut yang bertujuan mengawal program dan kebijakan agar tercapainya target anak umur 12 tahun bebas karies tahun 2030.
Hal itu disampaikan Budi Gunadi di Jakarta, Rabu (15/9) saat membuka webinar edukatif dengan tema “Gigi dan Mulutku Sehat di Masa Pandemi,” dalam rangka peringatan Hari Kesehatan Gigi Nasional (HKGN) Tahun 2021.
“Satu hal lagi yang saya pesankan tentang pelayanan kedokteran gigi dan mulut pentingnya upaya promotif dan preventif, khususnya di masa pandemi ini," ujarnya pada keterangan pers, Kamis (16/9).
Sementara itu, Direktur Pelayanan Kesehatan Primer Kemenkes RI, drg. Saraswati Sugiyarso, MPH menyampaikan bahwa peringatan HKGN 2021 dilatarbelakangi oleh masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Hal ini turut dipersulit dengan adanya pandemi Covid-19.
“HKGN 2021 ini menjadi momentum untuk mengedukasi masyarakat mulai dari pasien anak hingga lansia agar jangan sampai menunda dalam melakukan perawatan dan pemeriksaan gigi dengan memanfaatkan teledentistry. terima kasih pada PBPDGI, PTGMI, dan GIGI.ID yang telah mendukung acara ini,” ujar Saraswati.
Sepeeti diketahui, HKGN yang jatuh pada tanggal 12 September 2021, Kemenkes mengadakan kegiatan mulai dari talkshow Instagram, live radio, lomba foto dan video serta webinar edukatif yang melibatkan start-up social enterprise GIGI.ID yang fokus pada kesehatan gigi dan mulut masyarakat.
Secara terpisah, CEO dan Founder GIGI.ID, Dr. drg. Armelia Sari Widyarman, M.Kes, PBO mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi Kemenkes RI atas kepercayaannya telah melibatkan GIGI.ID di acara HKGN 2021.
"Kami sangat siap mendukung penuh untuk mensukseskan seluruh rangkaian kegiatan HKGN 2021 ini," ujarnya
“Dengan adanya Aplikasi Teledentristry pertama di Indonesia, GIGI.ID diharapkan membantu Kemenkes RI untuk mempercepat pemerataan layanan kesehatan gigi dan mulut di Indonesia dengan menggunakan teknologi,” lanjutnya.
Sementara itu, Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer, kemenkes RI sekaligus Ketua Panitia HKGN 2021, Drg. Indra Rachmad Dharmawan, MKM mengatakan peserta webinar HKGN 2021 telah mencapai 10.000 orang yang terdiri dari dokter gigi, perawat gigi, mahasiswa, serta masyarakat umum.
“Tidak lupa terima kasih kepada GIGI.ID sebagai aplikasi teledentistry buatan anak bangsa yang sudah ikut terlibat disini,” katanya. (RO/OL-09)
Pengawasan orangtua kepada anak saat mengakses gadget dibutuhkan agar anak bisa memahami batasan akses ke jenis-jenis konten yang sesuai untuk usia mereka.
Stimulasi sensorik sendiri melibatkan penggunaan panca indra anak mulai dari penglihatan hingga sentuhan sehingga anak bisa memahami dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Ternyata kebiasaan mengakses gadget ini malah membuat pola makan anak menjadi tidak teratur, anak cenderung tidak menyadari rasa lapar.
Anak yang terpapar lagu-lagu dari lingkungannya perlu bimbingan orangtua untuk mengarahkan referensi musik yang lebih sesuai kepada anak dan menikmatinya bersama.
Kesulitan meregulasi emosi dan impulsivitas bisa menjadi salah satu faktor seorang anak dalam kenakalan yang akhirnya berujung pada tindak kriminal.
Pemberdayaan orangtua pada anak, menurut Andien, juga diperlukan dalam menghadapi tantangan di tengah kemajuan zaman dari berbagai inovasi.
Sebanyak 13 provinsi belum mencapai target cakupan imunisasi bayi lengkap 90% dalam tiga tahun terakhir dan tren anak yang belum mendapatkan imunisasi dasar meningkat signifikan.
BEBAN penyakit pneumonia di Indonesia masih tergolong tinggi, khususnya pada kelompok usia dewasa dan lansia, serta individu dengan penyakit penyerta.
Direktur Penyakit Tidak Menular Kemenkes, mengatakan bahwa kandungan gula garam dan lemak pada (GGL) pada makanan yang dikonsumsi ditengarai menjadi salah satu penyebab obesitas pada anak.
Rasio dokter di Indonesia hanya sekitar 0,60 hingga 0,72 dokter per 1.000 penduduk. Angka itu jauh di bawah standar WHO yaitu 1 dokter per 1.000 penduduk.
Sebanyak 103 lokasi Koperasi Desa Merah Putih akan menjadi proyek percontohan untuk kehadiran klinik dan apotek desa.
DIREKTUR Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan, Ina Agustina Isturini, mengatakan bahwa Indonesia menempati posisi ketiga dalam penemuan kasus kusta di dunia pada 2023.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved