Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Mandif Warokka dan Nugraha Lutfi Wakili Indonesia di Bocuse d’Or

Gana Buana
31/8/2021 16:40
Mandif Warokka dan Nugraha Lutfi Wakili Indonesia di Bocuse d’Or
Kedua dari kiri Nugraha Lutfi, ketiga dari kiri Mandif Warokka.(Tim Indonesia yang akan bertanding di Bocuse d’Or)

Indonesia akan kembali bertanding dalam kompetisi final koki profesional paling prestisius di dunia, 'Bocuse d’Or' pada 26-27 September mendatang di Lyon, Prancis. Tim Indonesia juga pernah masuk dalam final kompetisi yang sama pada 2011 silam.

Seperti yang diketahui, Bocuse d’Or merupakan kompetisi memasak antar chef dari berbagai negara di dunia yang diadakan setiap dua tahun sekali di kota Lyon, Perancis, yang dikenal sebagai pusat gastronomi Perancis. Kompetisi Bocuse d’Or sering disejajarkan dengan Olimpiade dan Piala Dunia dalam dunia kuliner.

Indonesia akan diwakilkan oleh Chef Mandif Warokka dan Nugraha Lutfi, Commis dari restoran Blanco par Mandif di Ubud, Bali. Mandif memiliki pengalaman beberapa kali bertanding di panggung internasional dan pernah mendapatkan medali emas di Salon Culinaire Dubai 2005.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno berharap dari kompetisi ini Indonesia bisa sekaligus memperkenalkan kekayaan kuliner nusantara ke kancah Internasional. Sekaligus, nantinya dari hal tersebut bisa mendatangkan potensi pariwisata ke Indonesiax

"Semoga ini memperkuat kuliner indonesia di mata dunia, menjadi top of mind, bisa mempromosikan pariwisata Indonesia, dan bisa meningkatkan ekspor kuliner Indonesia," kata Sandi di acara jumpa pers virtual, Senin (30/8).

Tim Indonesia dilatih oleh Chris Salans, chef dan juga pemilik dari restoran fine dining Mozaic di Ubud Bali. Selain itu, mereka juga dilatih Chef Gilles Marx selaku Presiden dari Bocuse d’Or Indonesia dan pemilik dari restoran Amuz Gourmet di Jakarta. Gilles juga melatih tim Indonesia saat berkompetisi di Lyon pada 2011.

Proses seleksi babak final Bocuse d’Or melalui beberapa tahap. Tahap pertama dilakukan secara nasional oleh negara-negara yang ingin berpartisipasi. Tahap selanjutnya adalah tahap regional seperti Eropa, Asia Pasifik dan Amerika, hingga dipilih yang terbaik untuk bertanding di babak final di Lyon, Perancis.

Chef Mandif mengatakan, penilaian pemenang berdasarkan berbagai faktor seperti rasa yang merepresentasikan identitas lokal, desain atau tampilan makanan, kebersihan dapur, sampai bobot sampah yang dihasilkan.

"Tema yang kita bawa Layers of Indonesia atau secara konseptual yaitu Jatiluwih Bali, tetapi kita tahu lapisan (makanan) Indonesia yang kita adalah rasa untuk membangun poin kejutan, tetapi tidak boleh dominan," kata Mandif.

Menurut Mandif tantangan bobot sampah yang dihasilkan merupakam tantangan terbesar. Dimana, peserta harus bisa memanfaatkan keseluruhan bahan yang mereka gunakan dengan baik hingga meminimalisir bobot sampah makanan.

Saat ini, Ia mengaku belum bisa memberi tahu makanan yang akan dimasak pada babak final Bocuse d’Or . Namun, rempah-rempah yang digunakan akan berasal dari Sumatra dan Bali.

Mandif dan Lutfi juga harus menjawab tema tantangan yang diberikan oleh panitia Bocuse d’Or, yaitu mengolah bahan daging sapi, produk nabati, tomat dan membuat masakan untuk dibungkus bawa pulang (takeaway).

"Bahan-bahan makanan Indonesia ini seperti emas dan orang-orang di dunia harus tahu itu. Ada banyak sekali lapisan rasa yang dibawa tim Indonesia di Bocuse d’Or," kata Chris Salans.

Menurut Gilles yang sudah melatih tim Indonesia selama lebih dari satu dekade, tahun ini manajemen tim Indonesia lebih baik. Gilles dan Mandif percaya melalui semua pembelajaran tahun ini, tim Indonesia ke depannya akan lebih kuat lagi untuk berkompetisi di Bocuse d’Or. (OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya