Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Porang, Makanan Masa Depan yang Disebut Presiden Jokowi

Zubaedah Hanum
19/8/2021 23:35
Porang, Makanan Masa Depan yang Disebut Presiden Jokowi
Petani memanen porang (Amorphophallus muelleri) di persawahan Desa Ngadimulyo, Kedu, Temanggung, Jawa Tengah.(Antara)

PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) meninjau pabrik pengolahan tanaman porang di PT Asia Prima, Madiun, Jawa Timur. Ia yakin porang atau iles-iles akan menjadi makanan sehat masa depan.
 
"Ini juga bisa menjadi pengganti beras yang lebih sehat karena kadar gulanya sangat rendah," ucap Jokowi dikutip dari akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis, 19 Agustus 2021.

Berdasarkan situs Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian, nama latin porang adalah Amorphophallus oncophyllus. Tanaman umbi-umbian ini mengandung karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, dan serat.

Karbohidrat merupakan komponen penting pada umbi porang yang terdiri atas pati, glukomannan, serat kasar, dan gula reduksi. Kandungan glukomannan yang relatif tinggi merupakan ciri spesifik dari umbi porang.

Di Indonesia, porang banyak tumbuh liar di pekarangan atau di pinggiran hutan, hingga di bawah naungan pepohonan lain. Tipe tanaman ini adalah tumpang sari.

Jarak tanam yang dianjurkan adalah 90 cm x 90 cm sehingga populasinya sekitar 5.000-9.000 tanaman/hektare, tergantung jarak tanam tanaman pokok dan tingkat penutupan kanopi tanaman.

Ekonomi tinggi
Peneliti Ahli Utama Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Dr Ika Roostika Tambunan mengatakan bahwa tanaman porang merupakan tanaman jenis umbi-umbian yang bernilai ekonomi tinggi. Dalam industri pangan, porang bisa diolah menjadi tepung, shirataki, konyaku, dan gelling agent.

Dalam industri industri obat-obatan, porang berkhasiat untuk menurunkan kolesterol dan gula darah, mencegah kanker, serta menurunkan obesitas dan mengatasi sembelit. Sementara, dalam industri lainnya, porang menjadi bahan baku lem, pelapis anti air, cat, negative film, pita seluloid, dan kosmetika mewah.

Ika menambahkan, saat ini tanaman porang menjadi booming karena kebutuhannya sangat tinggi hingga menimbulkan kelangkaan benih. Biasanya, petani menggunakan benih alami dari umbi dan katak/bulbil yang harganya mencapai Rp 150-400 ribu/kg. Sementara kebutuhan benih porang untuk satu hektare lahan sekitar 200 kg sehingga petani harus mengeluarkan biaya antara Rp 30-80 juta.

Harga porang juga cenderung naik dari tahun ke tahun. Semula harganya Rp500 ribu/kg. Kini buah porang dapat mencapai Rp7 juta/kg.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo juga menyampaikan bahwa porang telah ditetapkan sebagai komoditas yang masuk dalam program gerakan tiga kali lipat ekspor (GRATIEKS).

"Ekspor porang pada tahun 2020 sebanyak 32 ribu ton, dengan nilai ekspor mencapai Rp1,42 triliun ke negara Jepang, Tiongkok, Vietnam, Australia dan lain sebagainya. Ada peningkatan sebesar 160% dari tahun 2019," terang Yasin, sebelumnya. (Medcom.id/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya