Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Satgas Tanggapi Perubahan Pandemi Covid-19 menjadi Endemi Tahun Depan

Ferdian Ananda Majni
19/8/2021 19:50
Satgas Tanggapi Perubahan Pandemi Covid-19 menjadi Endemi Tahun Depan
Seorang ibu hamil menjalani observasi setelah mendapatkan vaksin covid-19 di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Jabar, Kamis (18/8/2021)(ANTARA/RAISAN AL FARISI)

Terkait adanya prediksi pandemi Covid-19 menjadi endemi pada tahun 2022, Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito menjelaskan endemi dapat digambarkan sebagai sebuah situasi d imana kondisi kasus lebih terkendali namun bukan berarti virusnya hilang sepenuhnya.

"Hal-hal yang dapat mengindikasikan nya bahwa pandemi telah bertransisi menjadi endemi jika kekebalan masyarakat meningkat terhadap virus seiring dengan akselarasi vaksinasi maupun infeksi alamiah sehingga angka perawatan dan kematian pun menurun," kata Prof Wiku dalam keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Indonesia virtual Kamis (19/8).

Dengan instrumen pengendalian PPKM yang telah dijalankan saat ini, berupa pengaturan dan target spesifik baik 3M, 3T dan vaksinasi di seluruh kabupaten kota, lanjut Prof Wiku diharapkan kondisi tersebut segera tercapai dengan syarat kolaborasi pemerintah dan masyarakat harus bisa menyukseskan kebijakan yang telah ada agar efektif serta signifikan hasilnya.

Baca juga: Kemenkeu dan Kemenag Diundang DPR Bahas Asrama Haji

Sebelumnya, Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) diyakini para ahli, akan hidup berdampingan dengan masyarakat dalam waktu yang tidak dapat ditentukan kemudian. Karena itulah Indonesia perlu menyiapkan peta jalan (road map) jangka panjang kedepan agar masyarakat dapat hidup berdampingan dengan covid-19.

"Hal baik yang dapat ditangkap, yaitu di masa yang akan datang, kekebalan masyarakat akan meningkat terhadap virus ini, seiring dengan akselerasi vaksinasi maupun infeksi alamiah. Sehingga angka perawatan dan kematian akan berkurang walaupun virus ada dan terus beredar," paparnya.

Karena itulah upaya penanggulangan harus terus menerus. Karena agen atau penyebab penyakit, masih tetap ada di lingkungan sekitarnya dan berpeluang muncul kembali apabila lengah. Untuk itu ada beberapa hal yang dapat dilakukan saat ini untuk membentuk ketahanan kesehatan masyarakat jangka panjang oleh Indonesia.

Upaya pertama , pengendalian kegiatan masyarakat dan modifikasi perilaku menjalankan protokol kesehatan. Upaya ini baiknya dimonitor dan dievaluasi berkala demi penanganan yang antisipatif. Selama virus ini masih ada, maka proses mengetat-longgarkan kegiatan akan terus dilakukan demi mencapai masyarakat sehat dan produktif serta aman.

Kedua , mempercepat pembentukan kekebalan atau herd immunity secara gradual atau bertahap. Mulai dari pembentukan kekebalan secara regional termasuk secara bersamaan dengan daerah aglomerasi di wilayah sekitarnya sampai perlahan terbentuk menyeluruh secara nasional dengan prioritas populasi dan daerah yang berisiko.

Baca juga: Singapura dan Indonesia Kerja Sama Tangani Pandemi

"Jika kita telah mencapai kekebalan komunitas secara nasional, maka kita telah memberikan dan dapat dengan cukup besar dalam upaya intensifikasi vaksinasi secara global demi eliminasi Covid-19," lanjutnya.

Ketiga , terus meningkatkan kapasitas dan infrastruktur kesehatan secara merata di seluruh pelosok daerah, melalui upaya testing, tracing dan treatment. Hal ini demi pelandaian kasus terus menerus yang merata. Modal, alat dan material kesehatan yang terus dikuatkan ini, juga dapat menjadi modal kuat ketahanan sistem kesehatan nasional secara berkelanjutan.

Keempat , mengawasi distribusi varian yang muncul, dan terus melakukan pengembangan dan pembaharuan teknologi untuk meminimalisasi efek varian. Baik terhadap upaya pengobatan, diagnostik dan upaya pelayanan kesehatan lainnya.

Kelima , menyusun rencana ketahanan kesehatan masyarakat jangka panjang dengan pertimbangan multi disiplin sepeti interaksi antarmanusia, hewan dan tumbuhan, sebagai investasi kesehatan jangka panjang. Hal ini akan sangat bermanfaat tidak hanya menangani Covid-19, namun juga mempersiapkan diri terhadap ancaman kedaruratan kesehatan di masa yang akan datang.

Karenanya, fakta bahwa kita harus hidup berdampingan dengan Covid-19 harus mampu menumbuhkan sikap optimisme terhadap kekuatan bangsa sendiri. Ingat, bahwa pandemi ini bukan yang pertama. Sejarah peradaban manusia mencatatkan bahwa manusia kuat dan mampu belajar dengan baik, hasilnya terdapat beberapa penyakit yang dapat dieradikasi atau hilang secara permanen seperti flu Spanyol, cacar dan flu babi.

"Saya pun berharap sikap optimisme ini dapat menggugah rasa nasionalisme dan patriotisme dari setiap orang. Untuk berperang melawan setiap serangan Covid-19 seusai kemampuan dan kapasitas masing-masing," pungkasnya. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA
Berita Lainnya