Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Wujudkan Merdeka dalam Konektivitas Internet

Mediaindonesia.com
18/8/2021 09:19
Wujudkan Merdeka dalam Konektivitas Internet
Metro TV dalam program Live Event HUT ke-76 RI.(Ist/Metro TV)

KONEKTIVITAS jaringan telekomunikasi dan internet yang menyeluruh hingga ke sisi terluar Indonesia sudah menjadi kebutuhan dewasa ini. Apalagi, hal ini juga menyangkut kedaulatan negara terutama di kawasan perbatasan.

Saat ini, kemajuan konektivitas sudah dirasakan di wilayah-wilayah terluar Tanah Air, bahkan hingga ratus­an kilometer ke tengah laut. Hal ini diakui Danguspurlaut Koarmada I Laksma TNI Dato Rusman yang kemarin (Selasa, 17/8) melaporkan situasi di garis batas Indonesia-Vietnam dari atas KRI Bung Tomo.

Walaupun berada pada jarak kurang lebih 200 km dari daratan terdekat, Dato bisa berkomunikasi secara lancar melalui sambungan video dengan Metro TV dalam program Live Event HUT ke-76 RI. “Dengan perkembangan teknologi bahwa untuk komunikasi tidak ada jeda antara kami yang sedang melaksanakan operasi di wilayah perbatasan maritim, dengan rekan-rekan yang berada di Jakarta,” tuturnya.

Menurut Laksma Dato, komunikasi melalui jaringan telekomunikasi dan internet sangat penting di era saat ini bagi TNI AL. Dia mencontohkan, manakala ada hal-hal yang sifatnya urgent di wilayah perbatasan maritim, dengan jaringan komunikasi yang lancar, pihaknya bisa berkomunikasi real time dengan pemimpin yang berada di Jakarta.

Diakui Dato, telekomunikasi yang baik hingga ke laut lepas juga membantu mengobati kerindu­an para prajurit TNI AL yang ingin­ menghubungi keluarga mereka. “Dengan perkembangan teknologi ini seolah-olah tidak ada batas antara kami dan keluarga. Kami bisa berkomunikasi menggunakan handphone, dan bisa video call,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Asisten Operasi KSAL Laksamana Muda TNI Dadi Hartanto menyebut akses komunikasi menjadi salah satu tantangan dalam tugas TNI menjaga perairan Indonesia di garis terluar. Dia bersyukur saat ini kapal-kapal Indonesia yang sedang bertugas bisa berkomunikasi secara baik dengan TNI di Jakarta.

“Ini adalah salah satu pemecahan masalah (menjaga) pulau-pulau kecil dan terluar. Salah satu contoh di wilayah timur itu ada namanya Pulau Mafia. Di sana tidak ada penghuni­nya, tapi ada prajurit kita di sana 10 orang. Di sana oleh pihak opsel dipasang BTS sehingga bisa melaksanakan komunikasi dengan markas di Sorong maupun dengan keluarga di rumah,” ujar Dadi.

Saat ini, lanjutnya, hampir semua pulau terluar Indonesia sudah bisa melaksanakan komunikasi seluler. Di samping itu, teknologi yang dimiliki TNI AL sudah bagus. Menurut Dadi, rata-rata kapal TNI AL menggunakan very small aperture terminal (VSAT).

“Hampir semua kapal kita sudah menggunakan VSAT sehingga kami bisa melaksanakan komunikasi dengan lancar, yang ada di markas besar maupun yang ada di pangkalan-pangkalan,” jelasnya.

Satelit SATRIA

Pembangun­an jaringan te­lekomunikasi dan internet di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) memang tengah digencarkan pemerintah melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (BAKTI Kominfo). Menurut Dirut BAKTI Kominfo Anang Latif, pada 2020 lalu Kementerian Kominfo telah melakukan kajian untuk meng­identifikasi jumlah wilayah di Indonesia yang belum terjangkau sinyal internet khususnya 4G.

Diketahui bahwa terdapat lebih dari 12.500 desa/kelurahan yang belum terjangkau sinyal 4G. “Sehingga Kementerian Kominfo membagi tugas, 3.435 dibebankan kepada operator seluler, dan 9.113 dimandatkan kepada kami BAKTI Kominfo untuk menyelesaikan khususnya di wilayah 3T,” katanya.

Anang menyebut pihaknya meng­upayakan berbagai teknologi yang ada untuk meng-cover ketersediaan internet di wilayah 3T.
“Teknologi 4G yang bisa menyalurkan internet juga kami siapkan untuk melengkapi seluruh desa yang belum mendapatkan sinyal. Selain itu kami menyiapkan satelit yang saat ini sedang dalam tahap penyiapan. Rencananya akan diluncurkan pada kuartal ketiga 2023,” kata Anang.

Satelit yang dimaksud adalah satelit SATRIA dengan kapasitas 150 gb/detik. Satelit ini menjadi satelit pertama milik pemerintah yang bisa dimanfaatkan untuk penggunaan internet secara cepat di mana pun.

“Karakteristik satelit bisa menjangkau bahkan hingga ke tengah laut. Inilah dua teknologi, seluler 4G dan satelit, akan saling melengkapi kehadiran konektivitas digital,” jelasnya.

Dalam momentum HUT ke-76 RI ini, kata Anang, pihaknya mengusung tema Merdeka dalam Konektivitas. Menurutnya, hal ini adalah mandat yang diberikan kepada BAKTI Kominfo untuk menyelesaikan konekti­vitas hingga daerah terujung dan perbatasan Indonesia.
“Sehingga memastikan tidak ada satu pun masyarakat Indonesia yang akan tertinggal ketika melakukan transformasi digital di Indonesia,” pungkasnya. (Ifa/S3-25)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya