Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Le Minerale dan Pemerintah Dukung Ekonomi Sirkular di Indonesia Green Summit 2021

Mediaindonesia.com
27/7/2021 16:44
Le Minerale dan Pemerintah Dukung Ekonomi Sirkular di Indonesia Green Summit 2021
Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan B3, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Rosa Vivien Ratnawati (kanan).(DO Pribadi.)

UPAYA pengurangan dan pengolahan sampah bukan hanya tugas satu pihak. Hal itu membutuhkan kerja sama pemerintah, produsen produk berkemasan, konsumen, hingga masyarakat umum. Kolaborasi dan dukungan dari pemangku kebijakan akan menguatkan tata kelola sampah serta ekonomi sirkular.

Dalam forum diskusi Indonesia Green Summit 2021 sesi Green Waste Management yang diadakan secara virtual Senin (26/7), Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan B3, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Rosa Vivien Ratnawati mengatakan ada tiga pendekatan pengelolaan sampah yang dilakukan pemerintah, yakni minim sampah atau eco-living, ekonomi sirkular, serta layanan dan teknologi. Wirausahawan sosial dan perusahaan swasta berperan penting dalam pendekatan ekonomi sirkular. "Tentu pemerintah membutuhkan dukungan dari semua elemen pemangku kepentingan termasuk masyarakat agar pengelolaan sampah ini bisa teratasi," kata Rosa.

Salah satu perusahaan Indonesia yang menggalakkan ekonomi sirkular ialah produsen AMDK, Le Minerale. Sustainability Director PT Tirta Fresindo Jaya Ronald Atmadja mengatakan Le Minerale mendukung penuh upaya pemerintah dalam pengelolaan sampah nasional dan ikut mengajak semua pemangku kepentingan untuk bersama mengelola sampah.

"Melalui program Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional Le Minerale, kami berjuang untuk meningkatkan collection rate dan recycling rate tumbuh di atas 20%. Le Minerale akan terus mengedukasi konsumen untuk dapat memilah sampah, mengenalkan konsep ekonomi sirkular dan juga bermitra dengan siapapun yang mau bersama-sama mengelola sampah," kata Ronald. Saat ini pihaknya terus menjajaki cara terbaik untuk mencapai sinergi optimal pengelolaan sampah plastik mulai dari pengumpulan hingga pemprosesannya.

Kerja sama multistakeholders merupakan komitmen bersama untuk meningkatkan dan menggalakkan kegiatan sirkular ekonomi sebagai salah satu cara mengatasi sampah. Kerja sama ini juga mencakup kegiatan mengedukasi dan mendukung waste management di rumah dan lingkungan masyarakat.

Sebagai negara yang luas dan jumlah penduduk yang besar, permasalahan sampah harus disesuaikan dengan tantangan di setiap daerah. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Indonesia menghasilkan lebih dari 60 juta ton sampah setiap tahun. Setengahnya merupakan sampah organik rumah tangga dan sekitar 20% lain berupa sampah plastik.

Dengan jumlah sampah plastik tersebut, Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI) melihat Indonesia punya potensi bahan baku untuk pengelolaan limbah plastik. Ketua Umum ADUPI Christine Halim menilai daur ulang limbah plastik merupakan salah satu penggerak kegiatan ekonomi berbasis sirkular. "Di dunia saat ini plastik jenis PET yang memiliki demand yang tinggi di industri daur ulang. Penggunaan bahan ini sejalan dengan visi pemerintah mengenai peta penanganan sampah melalui daur ulang dan pemanfaatan kembali dengan prinsip sirkulasi ekonomi," kata Christine.

PET adalah jenis plastik yang banyak digunakan sebagai bahan baku produk plastik, seperti kemasan botol dan galon air minum karena sifatnya yang unggul, di antaranya berwarna jernih, ringan, mudah dibentuk, tidak mudah pecah. Kemasan plastik yang berbasis PET juga lebih higienis dan aman digunakan, serta mudah didaur ulang, dan bernilai ekonomis relatif tinggi.

"Kami melihat di Tiongkok pengelolaan limbah plastik bisa menjadi bahan dasar seperti untuk pembangunan jalan tol. Kami harapkan ini bisa juga diadopsi di Indonesia nantinya," jelasnya. Ronald menambahkan, Le Minerale memahami bahwa pengolahan sampah khususnya dalam hal daur ulang juga erat kaitannya dengan menjaga keseimbangan antara lingkungan dan kesehatan masyarakat. (RO/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik