Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
TIM Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga Kalimantan Selatan (TP PKK Kalsel) meluncurkan dan menyosialisasikan Gerakan Keluarga Sehat, Tanggap, dan Tangguh Bencana. Budaya hidup bersih dan sehat diharapkan akan membantu pemerintah dalam meredam penyebaran covid-19.
Kampanye dan sosialisasi gerakan ini menggandeng TP PKK Pusat yang diketuai oleh Tri Suswati Tito Karnavian. Dalam sambutannya, Tri mengharapkan gerakan ini tidak hanya sesaat. “Namun, bisa dilaksanakan secara berkesinambungan,” ujarnya, dalam keterangan tertulis, Rabu (13/7)
Ketua Bidang Kesehatan Keluarga dan Lingkungan TP PKK Pusat Nana Safriati menjabarkan ada tiga masalah yang dihadapi bangsa yang menjadi dasar melakukan gerakan ini. Pertama, masalah kesehatan. Pandemi telah menyebabkan kualitas kesehatan masyarakat menurun bahkan memburuk.
Kedua, masalah lingkungan hidup. Indonesia dihadapkan pada kerusakan lingkungan yang cukup mengkhawatirkan. Hal itu disebabkan oleh faktor alam, kelalaian, dan ketidakpedulian masyarakat. Ketiga, masalah perencanaan kesehatan bagi keluarga.
“Gerakan Keluarga Sehat Tanggap dan Tangguh Bencana ini merupakan sebuah gagasan untuk menumbuhkan kesadaran yang melibatkan keluarga dan masyarakat secara langsung. Gerakan ini akan membina masyarakat agar mampu menolong dirinya sendiri, serta tanggap dan tangguh menghadapi berbagai tantangan,” tuturnya.
Pj Ketua TP PKK Kalsel itu menerangkan gerakan ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi untuk mencegah dan menurunkan angka stunting. Kemudian, meningkatkan kesehatan masyarakat melalui perubahan perilaku yang mengedepakan hidup sehat dan bersih.
“Gerakan ini juga untuk mencegah dan menurunkan angka kematian, bayi, dan balita. Selain itu, meningkatkan komitmen masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup agar tercipta keluarga, masyarakat, dan lingkungan yang aman, nyaman, bersih, dan sehat,” tuturnya.
Dirjen Bina Adwil Kemendagri yang juga Pj Gubernur Kalsel Safrizal ZA menilai gerakan ini hadir di saat yang tepat karena Indonesia tengah menghadapi pandemi Covid-19. Pandemi ini berdampak pada kesehatan, ekonomi, dan sosial.
Jumlah orang yang positif selalu di atas 30.000 per hari dalam seminggu terakhir. Sudah lebih 2 juta orang yang terpapar Covid-19 di Indonesia. Pemerintah pun menerapkan PPKM Darurat di Jawa-Bali dan 15 kabupaten/kota di luar Jawa untuk meredam penyebaran korona.
Safrizal menambahkan, Covid-19 telah berdampak padaperekonomian dan kesehatan keluarga. Pemerintah berusaha mengelola sebaik mungkin dampak turunan pandemi ini dengan terus meningkatkan pelayanan kesehatan dan mempercepat vaksinasi.
Pemerintah, menurutnya, tidak bisa sendirian dalam menangani pandemi ini, tetapi memerlukan dukungan dari semua lapisan masyarakat. Safrizal meminta masyarakat untuk patuh dalam melaksanakan 5 M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas).
Gerakan ini juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar saling membantu terhadap orang-orang yang terpapar Covid-19, seperti memasok makanan dan obat-obatan, serta memantau yang sedang isoman.
“Keluarga sebagai lingkungan terkecil harus kita maksimalkan dalam melawan masa pandemi ini. jika di lingkungan keluarga mampu berdisiplin dalam menghindari penularan Covid-19, maka lingkungan masyarakat akan terhindar dari penularan,” pungkasnya.
Pada kesempatan itu, Safrizal dengan didampingi Ketua TP PKK Kota Banjarmasin Siti Wasilah, menyerahkan alat pemadam api ringan (apar) dan tas siaga bencana kepada perwakilan Kelompok Dasa Wisma.
Dari 100 paket tas siaga bencana yang diberikan oleh PT. Servvo Fire Indonesia dan Kun Humanity System+ kepada TP PKK Pusat, TP PKK Provinsi Kalsel mendapatkan 30 paket tas siaga bencana yang akan dibagikan sebagai realisasi Gerakan Keluarga Sehat, Tanggap dan Tangguh Bencana.
Dalam penanganan bencana, dr Chandra dari Kun Humanity System+ menekankan pentingnya peran dari ibu-ibu PKK, sehingga penting dilakukan pembekalan dan pelatihan sebagai bekal ilmu dalam penanggulangan saat terjadi bencana.
Dalam sambutan singkatnya, Safriati kembali ingatkan pentingnya kesadaran akan siaga bencana. Penyerahan apar dan tas siaga bencana ini diharapkan dapat menjadi peraga untuk TP PKK dalam mensosialisasikan gerakan ini.
“Saat ini kita tidak bisa memberikan tas siaga bencana ke setiap rumah, tapi setidaknya nanti mereka sudah tahu apa isi dari tas siaga bencana, dan apa saja yang perlu disiapkan saat menghadapi bencana,” tandasnya. (OL-8)
Tiga kali melanggar protokol kesehatan, jika kontestan itu terpilih, pelantikan yang bersangkutan ditunda 6 bulan untuk disekolahkan dalam jaringan Institut Pemerintahan Dalam Negeri
MNC Group selaku pemilik hak eksklusif penayangan siaran langsung pertandingan Piala Asia U-23 2024 mengklarifikasi informasi soal pelarangan kegiatan nonton bareng.
Salah satu pemicu tingginya ketimpangan di desa ialah kesenjangan pengetahuan SDM.
KPU masih bisa melaksanakan pilkada serentak sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
Anggaran pilkada harus cair 26 Juli 2024
NIK akan melekat kepada setiap penduduk selamanya. Setelah meninggal dunia, NIK bahkan tetap menjadi milik penduduk tersebut.
Salah satu upaya mencegah dampak bencana ialah membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana).
BNPB mencatat beberapa provinsi yang mengalami bencana terbanyak selama 2022.
Bupati mengatakan akan mengeluarkan anggaran tambahan untuk terus memperluas jangkauan desa-desa tanggap bencana.
Potensi bencana dan dampak dari perubahan iklim tentu tak dapat ditanggulangi oleh pemerintah saja
Terjadi 1.277 kejadian kebakaran di Jakarta sejak Januari hingga Agustus 2023 atau 5 kebakaran di Jakarta setiap harinya.
Lembaga Geologi AS (USGS) dan pejabat setempat menyebut sejauh ini tidak ada laporan tentang korban atau kerusakan,
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved