TIM riset While Genome Sequencing (WGS) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengkonfirmasi bahwa 44 dari 61 sampel pasien Covid-19 asal Karawang, Jawa Barat terindentifikasi varian B.1617.2 atau varian Delta. Sedangkan 3 sampel lainnya adalah varian B.1.1.7 atau varian Alpha.
"Dua jenis variant of concern (VOC) telah berhasil diidentifikasi yaitu B.1617.2 atau varian Delta sebanyak 44 sampel dan B.1.1.7 atau varian Alpha sebanyak 3 sampel," ungkap Peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI Anik Budhi Dharmayanthi dalam keterangan resmi LIPI, Selasa (22/6).
Dijelaskannya, sebagai salah satu institusi dalam konsorsium surveilans genom SARS-CoV-2, LIPI telah menerima sampel klinis pasien Covid-19 tersebut dari Balitbangkes untuk dilakukan analisis WGS. Tim Surveilans Genom SARS-CoV-2 LIPI (Tim Venomcov) menggunakan platform dari Oxford Nanopore Technologies (ONT) untuk mengidentifikasi varian-varian Covid-19 tersebut.
"Sementara ini kami baru mengidentifikasi sebanyak 61 sampel dan sisanya masih dalam proses sekuensing dan diharapkan akan selesai dalam beberapa minggu ke depan," imbuhnya.
Peneliti dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI lainnya Anggia Prasetyoputri mengatakan identifikasi varian Delta itu menjadi yang pertama ditemukan di Jawa Barat. Namun, tidak serta merta mengimplikasikan bahwa varian Delta baru saja muncul di daerah tersebut.
"Proporsi kemunculan varian Delta memang cukup besar dari sampel-sampel yang sudah dianalisa genomnya, yaitu sekitar 72% dari 61 sampel. Namun, perlu hati-hati juga menginterpretasikan karena belum tentu sebanyak itu pula proporsi di lapangan terkait varian yang beredar," terang Anggia.
Menurutnya, awal mula kemunculan varian Delta di Jawa Barat belum dapat dipastikan pihaknya. Untuk itu diperlukan pemantauan terhadap pasien, penelusuran kontak, dan investigasi kasus lebih mendalam.
Lebih lanjut, peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI, yang juga merupakan Ketua Tim Riset WGS LIPI Sugiyono Saputra menjelaskan virus korona varian Delta atau SARS-CoV.2 B.1.617.2 merupakan mutasi dari virus Covid-19 yang selama ini mewabah yaknk SARS-CoV.2 B.1.617. Virus itu pertama kali terdeteksi di India pada akhir 2020, dan resmi dinamakan varian Delta oleh World Health Organization (WHO) pada 31 Mei 2021, serta dikategorikan sebagai VOC.
"Saat ini ada empat VOC, yaitu Alpha (B.1.1.7), Beta (B.1.351), Gamma (P.1) dan yang terbaru adalah Delta (B.1.617.2)," jelasnya.
Sugiyono menyebutkan varian Delta yang termasuk dalam VOC tersebut memiliki tingkat infeksi yang cenderung lebih tinggi. Varian itu juga dapat mempengaruhi efektifitas vaksin.
"Variant of concern merupakan bagian dari variant of interest (VOI) yang melalui penilaian komparatif, mampu menyebabkan peningkatan penularan (transmisi), peningkatan virulensi atau gejala klinis, atau dapat menurunkan efektivitas dalam upaya penanggulangan seperti vaksin dan terapi," katanya.
Sementara itu, menyikapi beredarnya surat dari Kepala Pusat Penelitian Biologi LIPI untuk civitas pusat penelitian terkait imbauan untuk bekerja dari rumah, Plh. Kepala LIPI Agus Haryono menegaskan surat tersebut dibuat untuk kalangan internal. Pihaknya memang memperketat protokol kesehatan demi mencegah penyebaran virus. "LIPI mendukung pola kerja fleksibel, terlebih selama masa pandemi," ujarnya.
Untuk pencegahan ekstra, Agus menyebutkan bahwa pihaknya akan melakukan disinfeksi ruangan lebih sering. Dia pun meminta masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus.
"Publik juga harus terus menjalankan protokol kesehatan secara lebih ketat dengan memakai masker dua lapis, menjaga jarak, rajin mencuci tangan, menjauhi kerumunan, dan keluar rumah untuk urusan yang penting saja," tandasnya.(OL-13)
Baca Juga: Turki akan Cabut Lockdown Minggu pada Juli