Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Upaya Para Pegiat Lingkungan Menyelamatkan Hutan yang Tersisa

Adiyanto
28/4/2023 10:43
Upaya Para Pegiat Lingkungan Menyelamatkan Hutan yang Tersisa
Khalifa Ramadan, Ketua Kelompok 'Sahabat Pohon'( Mahmud Turkia / AFP)

Para pencinta lingkungan di Libya berharap dapat menyelamatkan ruang hijau yang tersisa di negara itu dari penebangan, pembangunan, dan dampak perubahan iklim.

Kelompok yang menamakan diri Friends of the Tree (sahabat pohon) itu berupaya meningkatkan kesadaran tentang area hijau di sekitar ibu kota Tripoli, yang kini semakin menyusut karena kekeringan, aktivitas manusia, dan alih fungsi lahan.

"Manusia telah menghancurkan hutan dan sebagian besar tumbuh-tumbuhan,” kata pemimpin kelompok tersebut Khalifa Ramadan, yang telah bekerja di bidang pertanian dan perkebunan selama 40 tahun.

Di lahan miliknya di Tajura, pinggiran timur Tripoli, Ramadan menanam pohon kayu putih, palem, dan laurel, yang rencananya akan ditanam kembali oleh kelompok itu di sekitar ibu kota. “Kami bertemu setiap minggu untuk meluncurkan kampanye media dan melakukan kegiatan untuk menghadapi bahaya yang dihadapi Tripoli dan kota-kota pesisir lainnya,” kata Ramadan.

Sabuk hijau

Curah hujan amat minim di negara yang sebagian besar gurun itu. Kelompok tersebut, yang terdiri dari puluhan ahli agronomi, hortikultura, dan sukarelawan, pada akhirnya ingin menghidupkan kembali proyek "sabuk hijau" dari tahun 1950-an dan 1960-an yang telah mati suri selama puluhan tahun karena konflik politik dan kekacauan.

Saat itu, melalui proyek Sabuk Hijau pemerintah Libya mengeluarkan anggaran untuk menanam hutan di wilayah yang membentang dari Tripoli hingga kota pelabuhan Misrata, 200 kilometer (125 mil) ke arah timur. Undang-undang yang ketat pada saat itu bertujuan untuk mengendalikan ekspansi perkotaan dan erosi tanah, serta  untuk mencegah pasir gurun menyapu Tripoli, sekaligus membuka area baru untuk pertanian.

Saat ini, lembaga-lembaga negara di Libya, yang dilemahkan oleh persaingan dan kekacauan yang berkelanjutan, telah berjuang untuk mewujudkan pemerintahan yang stabil, termasuk dalam melindungi lingkungan. “Dalam beberapa tahun terakhir, setidaknya 1.700 kasus kriminal telah diidentifikasi yang melibatkan kegiatan seperti penebangan liar dan konstruksi ilegal,” kata polisi pertanian.

Di Garabulli, daerah pesisir timur Tripoli - terkenal dengan pasir putih murni dan pohon eucalyptus berusia berabad-abad, akasia, dan mimosa liar - batang pohon berserakan di tanah di samping beberapa konstruksi ilegal, baru-baru ini dihancurkan atas perintah pengadilan. "Program sabuk hijau telah menjadi sasaran berbagai pelanggaran selama beberapa tahun terakhir," kata Jenderal Fawzi Abugualia, juru bicara polisi pertanian.

Aparat polisi kurang siap untuk menghadapi semua tantangan ini, namun demikian mereka berhasil menangkap beberapa pelaku. “Dengan bantuan dari dinas keamanan lainnya, polisi pertanian telah menghentikan tindakan kriminal ini, “katanya, mengacu pada kasus di Garabulli.

Mereka telah berhasil merebut kembali lebih dari 8.000 hektar (20.000 hektar) tanah di daerah yang telah disalahgunakan oleh pihak tertentu untuk membangun rumah pribadi atau resor tepi laut. (AFP/M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya