Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Sinyal Genting Hadapi Lonjakan Kasus Covid-19

Faustinus Nua
18/6/2021 21:59
Sinyal Genting Hadapi Lonjakan Kasus Covid-19
Koordinator RSDC Wisma Atlet Kemayoran Letda Laut (K) dr. I Gusti Agung Ngurah Radhitya Wijaya.(DOK IG Media Indonesia.)

DALAM sebulan terakhir, kasus covid-19 di Tanah Air meningkat dengan tajam. Bahkan di Jakarta, beberapa hari terakhir kasusnya selalu menembus angka 2.000 dan per hari ini tercatat 4.737 kasus positif.

Lonjakan kasus yang terjadi begitu cepat tentu sangat mengkhawatirkan. Bed Occupacy Rate (BOR) di sejumlah rumah sakit telah melebihi angka aman yakni 60%. Hal itu juga terjadi di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet yang mencapai 74% per Jumat (18/6).

Koordinator RSDC Wisma Atlet Kemayoran Letda Laut (K) dr. I Gusti Agung Ngurah Radhitya Wijaya mengatakan bahwa ledakan kasus akhir-akhir ini merupakan sinyal genting dan mengkhawatirkan. Pihaknya harus bekerja ekstra untuk menghadapi peningkatan pasien yang terus bertambah tiap hari.

"Di sini kami bekerja lebih ekstra, menambah sif kerja. Waktu istirahat memang dikurangi untuk bisa melayani banyaknya jumlah pasien yang datang ke Wisma," ungkapnya dalam live IG Nunggu Sunset Media Indonesia, Jumat (18/6). Dia mengakui, lonjakan pasien yang terjadi dengan cepat membuat pihaknya kewalahan. Akan tetapi, sebagai bagian dari tugas dan tanggung jawab, para nakes dan relawan harus tetap bekerja.

"Kewalahan itu pasti, karena alasan kemanusiaan kita bekerja dua kali lipat. Ini memang sudah menjadi tugas dan tanggung jawab kita sejak awal," imbuhnya.

Dokter Radhitya menjelaskan bahwa kesibukan para relawan yang meningkat itu cukup membuat mereka lelah. Akan tetapi, dirinya dan para pimpinan terus memberi motivasi agar tetap semangat.

Para relawan baik di RSDC maupun rumah sakit lain di daerah menghadapi situasi yang sama. Mereka harus meninggalkan keluarga, tidak bertemu keluarga untuk melayani pasien. "Saya selalu bilang kalau merawat pasien anggap saja itu saudara-saudara kita keluarga kita supaya bisa lebih peduli, lebih care," tambah dia.

Saat ini, jumlah pasien terus berdatangan ke Wisma Atlet. Dalam video yang tersebar luas, pasien mengantre panjang di Wisma Atlet. Dokter Radhitya pun membenarkan hal itu, jumlah pasien baik yang bergejala maupun tidak terus bertambah.

Untuk pasien bergejala ringan, lanjutnya, akan langsung dirawat di Wisma Atlet Kemayoran. Sementara yang tidak bergejala akan diisolasi di Wisma Pademangan. Begitu juga bagi pasien yang bergejala berat dirujuk ke RS besar.

Inisiator Pandemic Talks Firdza Radiany menyampaikan bahwa lonjakan kasus yang terjadi saat ini tidak terlepas dari ketidakpatuhan masyarakat. Secara khusus, banyak warga yang mudik pada liburan Lebaran telah berdampak pada peningkatan penyebaran. Lantas, tidak heran bila kasus yang terjadi saat ini tidak hanya di kota-kota besar tetapi sampai ke kota-kota kecil.

Libur Lebaran dan libur nasional lain dalam sebulan terakhir memang diprediksi akan memicu lonjakan kasus. Apalagi sikap abai masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan.

Firdza mengatakan, lonjakan kasus juga disebabkan ada varian baru. Akan tetapi masyarakat tidak bisa mengambinghitamkan varian baru sebagai penyebabnya. Semua kembali kepada kesadaran bersama. "Ada juga euforia vaksinasi, ada kasus di DKI yang mulai turun sehingga orang mulai beraktivitas kembali, mobilitas mulak naik lagi," jelasnya.

 

Dia pun menambahkan bahwa pandemi yang sudah berjalan lebih dari setahun membuat dilema untuk memperioritaskan kesehatan atau ekonomi. Kedua hal itu tidak bisa dipisahkan dan tidak perlu diributkan. Kuncinya yaitu mematuhi protokol kesehatan. Kolaborasi semua masyarakat untuk menerapkan 5M menjadi langkah strategis mengurangi penyebaran virus. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya