Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Peringatan Hari Purbakala, Pemuda Diajak Lestarikan Cagar Budaya

Faustinus Nua
14/6/2021 19:43
Peringatan Hari Purbakala, Pemuda Diajak Lestarikan Cagar Budaya
Candi Borobudur, salah satu situs purbakala(Antara/Anis Efizudin)

Peringatan Hari Purbakala, Pemuda Diajak Lestarikan Cagar Budaya

PENDIRI Komunitas Malam Museum Erwin Djunaedi mengajak masyarakat khususmya kaum muda untuk berkontribusi dalam upaya melestarikan cagar budaya milik Indonesia. Hal itu berkaitan dengan peringatan Hari Purbakala ke-108.

"Mau apresiasinya dengan musik, lewat game, silahkan. Karena ini milik kita, dan kita yang harus melestarikan. Semoga tetap lestari," katanya dalam Ngobrol Seru Soal Borobudur "Pesan untuk Generasi Muda" yang diadakan Balai Konservasi Borobudur dalam rangka memperingati Hari Purbakala ke-108, Senin (14/6).

Erwin mengatakan, Indonesia sangat kaya akan berbagai peninggalan kebudayaan. Benda cagar budaya milik Indonesia harus menjadi ladang pengetahuan bersama, misalnya di candi ada relief, batik dari cerita relief candi hingga merekonstruksi alat musik yang ada di relief candi.

"Jadi jangan melihat Borobudur sebagai sesuatu yang stagnan, tapi jadikan itu inspirasi berkesenian dan berkebudayaan," tuturnya.

Cara lain agar generasi muda bisa terlibat melestarikan dan mengkonservasi cagar budaya, kata dua , melalui komunitas-komunitas yang lebih dekat dengan mereka. Artinya mereka lebih gandrung melakukan sesuatu melalui komunitas, contohnya grup fans K-Pop BTS yang punya komunitas sendiri bernama ARMY.

"Itu alasan kami sampaikan kenapa pelestarian budaya butuh wadah untuk bisa melakukannya bersama," kata Erwin.

Baca juga : Masyarakat Adat Desak Menteri LHK Cabut Izin Konsensi PT TPL

Komunitas Malam Museum melakukan riset sejarah yang ada di sekitar masyarakat Yogyakarta. Kebanyakan yang sudah-sudah biasanya belajar yang besar-besar seperti sejarah Bung Karno, tetapi lupa soal Kampung Kauman, Kampung Ketandan dan lain-lain.

Erwin menjelaskan, komunitas yang didirikannya bersama rekan-rekannya memang memiliki visi ke depan untuk lebih melibatkan lagi masyarakat dari segala lini. Dirinya mengapresiasi arkeolog Universitas Gadjah Mada Inajati Adrisijanti yang menekankan bahwa kerja-kerja arkeologi hendaknya jangan berjarak dengan masyarakat, karena pada dasarnya mereka pemiliknya.

Ia menyakini, Indonesia sudah menjadi negara maju mana kala ketika ada anak TK yang ditanya ingin menjadi apa ketika dewasa nanti lalu menjawab ingin menjadi arkeolog, antropolog, atau sejarawan.

Sementara itu, Inajati mengatakan, selain perlu meningkatkan edukasi soal sejarah, cagar budaya, kepurbakalaan pada pemandu wisata agar paham kerja-kerja arkeologi yang sebenarnya, sangat perlu juga memberikannya pada anak-anak sekolah.

"Anak-anak sekolah kalau datang ke Borobudur misalnya begitu turun bis biasanya mencari kamar kecil. Lalu berfoto. Lalu lari-lari beli kaos, lari lagi balik ke bis. Sempat kami tanya, jawabnya kan sudah ada fotonya," kata Prof.

Bertepatan dengan Hari Purbakala yang jatuh di setiap tanggal 14 Juni, ia berharap pelestarian dan kelestarian cagar budaya dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat. Dengan catatan pelestarian dan kelestarian itu perlu dijaga. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya