Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

BMKG Jelaskan Mengapa Gempa Jawa Timur Merusak

 Atalya Puspa
22/5/2021 16:21
BMKG Jelaskan Mengapa Gempa Jawa Timur Merusak
Kondisi rumah warga yang mengalami kerusakan di Desa Ploso Kecamatan Selopuro, Blitar, Jawa Timur, Jumat (21/5).(ANTARA FOTO/Irfan Anshori)

BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan terkait gempa Jawa Timur yang guncangannya merusak bangunan.

Koorinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono menyatakan, meskipun kekuatan gempa hanya M5,9 yang merupakan kekuatan gempa relatif kecil, namun gempa tersebut merupakan jenis gempa intraslab yang mampu meradiasikan ground motion atau guncangan yang lebih besar dari gempa lain dengan sumber lain dengan magnitudo sekelasnya.

"Gempa ini merupakan jenis gempa menengah akibat adanya deformasi atau patahan batuan di Zona Benioff, yaitu bagian slab lempeng samudra (Indo-Australia) yang sudah tersubduksi dan menukik di bawah lepas pantai selatan Jawa Timur," kata Daryon dalam keterangan resmi, Sabtu (22/5).

Adapun, ia menytakan gempa tersebut bukan gempa megathrust karena pusatnya berada di kedalaman menengah dibawah cukup jauh bidang kontak kuncian antar lempeng.

"Gempa ini memiliki mekanisme sumber yang merupakan kombinasi antara sesar geser dan sesar naik yang dominan atau disebut oblique thrust fault.Karena hiposenternya berada di kedalaman menengah maka gempa ini memiliki spektrum guncangan dalam wilayah yang luas hingga Lombok di timur dan Cilacap di barat," bebernya.

Lebih lanjut, Daryono menjelaskan gempa tersebut merupakan gempa urutan yang ke-12 dari rentetan gempa merusak di selatan Malang sejak 15 Agustus 1896.

Gempa tersebut, dikatakannya merupakan gempa baru, bukan gempa susulan dari gempa 6,1 yang terjadi pada 10 April 2021, meskipun kedua gempa tersebut sama jenisnya yaitu gempa intraslab.

"Gempa ini merupakan jenis gempa intraslab yang mampu meradiasikan ground motion atau guncangan yang lebih besar dari gempa lain dengan magnitudo sekelasnya," kata Daryono.

Dari segi lokasi episenternya dengan gempa 6,1 pada 10 April 2021, jaraknya terpisah sekitar 27 km, sedangkan kedalaman hiposenternya terpaut 29 km, mekanisme sumber kedua gempa juga agak berbeda.

Dari segi magnitudonya, gempa 5,9 ini terlalu besar untuk dikatakan sebagai gempa susulan dari gempa 6,1 pada 10 April 2021.

"Berdasarkan data tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa gempa ini bukanlah gempa susulan dari gempa yang terjadi sebelumnya, meskipun memungkinkan bahwa gempa ini terjadi akibat terpicu oleh gempa 6,1 pada 10 April 2021 lalu," tutupnya. (Ata/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya