Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
IMUNISASI merupakan hak dasar anak, hak untuk tetap sehat dan tumbuh berkembang. Namun pandemi Covid-19 menyebabkan banyak hambatan bagi orang tua serta para dokter dan penyedia layanan kesehatan dalam melaksanakan pelayanan imunisasi.
Kementerian Kesehatan melaporkan setidaknya 83,9% pelayanan kesehatan terkait imunisasi anak di Indonesia terhenti akibat pandemi. Wakil Menteri Kesehatan Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menjelaskan, Pemerintah berupaya dalam mengimunisasi seluruh anak Indonesia. Dalam melakukan imunisasi, setiap $1 akan mengembalikan hasil sebesar $16.
“Beberapa imunisasi juga berlaku untuk seumur hidup,” ujarnya dalam Webinar Pekan Imunisasi Dunia, Imunisasi Menyatukan Kita.
Baca juga : IDAI: Penuhi Imunisasi Dasar Anak Sebelum PTM
President Director MSD Indonesia, George Stylianou menjelaskan, imunisasi adalah untuk melindungi generasi mendatang masyarakat Indonesia, terutama saat terjadi pandemi Covid-19. Masyarakat perlu diberikan pemahaman mengenai imunisasi agar 1,5 juta anak di dunia yang meninggal setiap tahun karena Campak, Gondongan, Rubela, Cacar Air bisa dicegah.
“Imunisasi lengkap anak di Indonesia menjadi tanggung jawab bersama untuk memastikan anak-anak kita mendapatkan perlindungan terbaik. Diharapkan para panelis, peserta dan media untuk membantu memberikan pengetahuan kepada lingkungan sekitar,” paparnya
Ketua Dewan Pembina Yayasan Bersatu Sehatkan Indonesia Samsuridjal Djauzi memaparkan, setiap akhir bulan April menjadi Hari Imunisasi Sedunia yang kali ini bertepatan dengan adanya pandemi Covid-19. Cakupan imunisasi baik untuk anak maupun orang dewasa menurun. Padahal penurunan ini pada Beberapa penyakit tertentu bisa menimbulkan outbreak atau kejadian luar biasa.
WHO mengingatkan, meskipun dalam masa pandemi, imunisasi penyakit yang bukan Covid tetap harus dijalankan dan dikejar cakupannya, jangan sampai menurun. “Semua pihak baik tenaga kesehatan, pemerintah dan kita sendiri harus bekerjasama untuk hal ini,” ujarnya.
Penurunan cakupan imunisasi menyebabkan ribuan anak berisiko mengalami kenaikan angka kejadian, komplikasi berat, hingga kematian akibat infeksi penyakit menular yang dapat dicegah melalui imunisasi seperti campak, gondongan, rubela, dan cacar Air. Untuk mencegah hal tersebut, UNICEF, IDAI, dan Kementerian Kesehatan mengimbau agar orang tua melengkapi dan tidak menunda imunisasi buah hatinya.
Baca juga: IDAI Ajak Asia Pasifik Tingkatkan Imunisasi Anak Saat Pandemi
Sekretaris Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Soedjatmiko memberikan data Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) 2020 hanya sebesar 45% anak yang terjangkau.
“Selama pandemi ini karena sekolah tutup, cakupannya kurang dari separuh target. Jadi separuh dari anak-anak beresiko tertular berat karena belum imunisasi,” tuturnya.
Zaskia Mecca Bramantyo, selebriti, pemerhati kesehatan sekaligus seorang ibu, menjelaskan,dirinya sangat bersyukur ketika imunisasi diberikan melalui jaringan sekolah. Sayangnya ketika sekolah tatap muka tidak dilakukan, maka imunisasi pun terhenti.
Ia pun menyarankan orang tua agar tetap memperhatikan kelengkapan imunisasi anak-anaknya dengan mengunjungi dokter atau klinik yang sama. Hal ini terkait akan catatan imunisasi anak sama sehingga mempermudah untuk di telusuri.
“Imunisasi ini adalah bentuk ikhtiar dan investasi kesehatan anak untuk jangka panjang. Apa yang kita tanamkan sekarang, nanti akan ditiru oleh anak kita di kehidupannya,” jelasnya.
Baca juga: Imunisasi Anak Terlewat Saat Pandemi, Spesialis: Harus Dikejar
Dalam rangka memperingati Pekan Imunisasi Nasional tahun 2021, Yayasan Bersatu Sehatkan Indonesia (BSI) Lengkapi Imunisasiasi Anak mendukung upaya Kementerian Kesehatan untuk mewujudukan visi misi Indonesia sehat tahun 2045. Ketua Yayasan Bersatu Sehatkan Indonesia Meta Melvina mengajak para orang tua agar memperhatikan imunisasi anak-anaknya.
“Berpartisipaslah untuk melengkapi imunisasi anak, cari informasi mengenai imunisasi dan membantu orang tua lain untuk peduli kesehatan. Jika lingkungan kita sehat, anak kita pun akan sehat,” paparnya.
Hal ini sesuai dengan tema besar WHO pada 2021 dan merupakan upaya meningkatkan kesadaran para orang tua di Indonesia untuk memberikan imunisasi lengkap untuk perlindungan optimal bagi buah hatinya, khususnya di tengah pandemic saat ini. (RO/OL-7)
Diary, merek perawatan kulit (skin care) asal Bekasi, sukses menembus pasar Vietnam dan Jepang berkat inovasi produk, strategi digital, dan semangat pantang menyerah.
Produksi masker ini. bersamaan dengan produk lain seperti kopi, keripik udang dan coklat lokal membawa Worcas mendapatkan perhatian pasar domestik internasional.
Tahun 2020, sepasang peneliti India mengklaim lockdown global selama pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan suhu permukaan bulan.
Jumlah wisman yang datang langsung ke Bali pada Januari-November 2023 sebanyak 5.782.260 kunjungan, sementara pada periode yang sama tahun 2019 sebanyak 5.722.807 kunjungan.
KETUA Satgas Covid-19 PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Erlina Burhan mengungkapkan bahwa human metapneumovirus atau HMPV tidak berpotensi menjadi pandemi seperti yang terjadi pada covid-19.
CALON Gubernur DKI Jakarta nomor urut 2 Dharma Pongrekun kembali mengungkit pandemi Covid-19 pada debat kedua Pilkada Jakarta 2024, Minggu (27/10) malam.
KETUA Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Slamet Budiarto menilai komunikasi Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin harus segera diperbaiki.
Kolegium kedokteran merupakan lembaga ilmiah yang menjaga independensi dalam penetapan standar kompetensi dokter, standar pendidikan profesi dokter yang bersifat otonom.
IDI Jawa Barat (Jabar) mengecam keras tindakan dokter kandungan berinisial MSF di Garut, Jabar. Dia diduga melakukan pelecehan seksual pada pasien
Cuaca yang tidak menentu dapat memperburuk kondisi tubuh yang lemah, memicu lonjakan kasus demam, batuk, pilek, serta penyakit infeksi lain
Dalam kesempatan tersebut, dijelaskan faktor risiko utama yang dapat memicu penyakit jantung, seperti kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, diabetes, dan merokok.
IDI berfokus pada penguatan kapasitas fasilitas kesehatan di daerah-daerah terpencil dan dengan keterbatasan sumber daya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved