Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

IDAI: Penuhi Imunisasi Dasar Anak Sebelum PTM

Atalya Puspa
30/4/2021 16:15
IDAI: Penuhi Imunisasi Dasar Anak Sebelum PTM
Petugas memberikan vaksin polio saat berlangsung imunisasi di Posyandu Kuta Alam, Banda Aceh, Aceh, Selasa (2/2/2021(ANTARA/AMPELSA)

Sebelum memulai pembelajaran tatap muka (PTM), Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengingatkan orang tua agar melengkapi imunisasi dasar bagi anak. Hal tersebut dilakukan guna mencegah munculnya wabah penyakit baru yang umumnya diderita anak-anak yakni cacar, difteri dan polio.

"Anak-anak kita harus sudah diimunisasi dasar lengkap. Setiap usia anak berbeda kebutuhan imunisasisnya. Mulai dari kelas 1, 2, 5 dan 6 SD. Semunaya harus sudah terpenuhi. Kalau belum, kejarlah dengan imunisasi ganda," kata Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Cissy Rachiana Sudjana dalam diskusi virtual yang diadakan oleh IDAI, Kamis (29/4).

Baca juga: Respons Cepat Tanggap Bencana Perlu Ditingkatkan

Seperti diketahui, cakupan imunisasi pada anak baik pada program imunisasi nasional maupun yang dilakukan oleh fasilitas kesehatan swasta selama pandemi covid-19 pada umumnya menurun. Kondisi ini amat mengkhawatirkan mengingat penurunan cakupan imunisasi pada beberapa penyakit tertentu dapat menimbulkan outbreak atau kejadian luar biasa.

Sekretaris Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia Soedjatmiko mengatakan para orang tua harus diedukasi untuk segera melengkapi imunisasi anaknya. Walaupun di masa pandemi covid-19 imunisasi dasar lengkap harus tetap dilaksanakan.

Pada 2020 cakupan imunisasi dasar lengkap pada bulan ketiga dan bulan keempat rendah. Namun Kemenkes terus mengupayakan cakupan imunisasi pada anak harus tinggi dan akhirnya mencapai 80% kecuali imunisasi DT, MR2, dan HPV.

Data dari Surveilans di Kementerian Kesehatan menujukkan data bulan imunisasi anak sekolah tahun 2020 saat itu cakupan campak hanya mencapai 45%, Diphteria Tetanus (DT) 40% , dan Tetanus Diphteria (TD) juga 40%.

Soedjatmiko menilai rendahnya cakupan imunisasi karena orang tua takut tertular virus SARS-CoV-2 kalau ke fasilitas kesehatan. Ada juga orang tua yang tidak tahu bahaya penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi. Alasan lainnya karena ketidaktahuan orang tua pada jadwal imunisasi, serta informasi-informasi yang tidak benar terkait imunisasi.

“Jadi kita harus mengedukasi orang tua untuk segera melengkapi imunisasi anaknya. Kita harus berusaha mengedukasi para orang tua karena selama pandemi covid-19 bayi-bayi atau anak sekolah itu beresiko tertular penyakit,” tegasnya.

Ia melanjutkan, imunisasi bagi anak adalah hal yang penting. Bukan hanya Indonesia, semua negara di dunia melakukannya. Majelis Ulama Indonesia tidak pernah melarang imunisasi, Fatwa MUI nomor 4 tahun 2016 tentang Imunisasi terdapat salah satu poin yang menyatakan bahwa jika seseorang tidak diimunisasi akan menyebabkan kematian maka hukumnya jadi wajib.

“Jadi sekarang karena jelas aman bermanfaat bisa melindungi diri dari penyakit berbahaya ayo lengkapi imunisasi anak di Puskesmas, klinik atau rumah sakit,” ucap Soedjatmiko.

Baca juga: Polri Bakal Lacak Alat Tes Covid-19 Bekas di RS atau Laboratorium

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan imunisasi adalah intervensi yang efektif. Karena 2 sampai 3 juta kematian global dapat dicegah setiap tahunnya dengan dengan imunisasi, kemudian 26 penyakit dapat dicegah dengan imunisasi.

Namun, akibat pandemi covid-19 target cakupan 80% di 401 kabupaten/kota belum tercapai sepenuhnya, hanya 200 kabupaten/kota yang mencapai imunisasi dasar lengkap lebih dari 80%.

“Jadi ternyata akibat pandemi ini angka imunisasi dasar lengkap bagi anak-anak itu turun karena ibunya takut untuk membawa anak-anaknya vaksinasi ke Faskes padahal imunisasi adalah salah satu investasi di masa depan bagi anak-anak yang harus diutamakan. Anak-anak tetap bisa melakukan vaksinasi dengan menerapkan protokol kesehatan yang baik sehingga tidak perlu takut dengan kegiatan vaksinasi,” katanya. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA
Berita Lainnya