Headline
Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.
Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.
Hanya dalam jangka waktu 4 bulan, sebanyak 50 Guru dari 25 sekolah di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, berhasil mendorong 3.000 pihak lainnya untuk membuat perubahan terkait penanganan sampah yang terintegrasi. Hal ini diharapkan bisa menginspirasi para guru dan sekolah lainnya di Indonesia untuk bersama-sama menjadi penggerak penanganan sampah di lingkungan masyarakat.
Kegiatan penanganan sampah yang terintegrasi ini adalah bagian dari Program Gerakan Indonesia Bersih yang dikoordinir Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), untuk mencapai target sampah kelola 100% pada 2025, dengan pengurangan 30% dan penanganan sampah 70%.
Di tahun tersebut juga ditetapkan target masyarakat memilah sampah mencapai 50% untuk semua jenis sampah plastik. Sehingga, pemilahan sampah di sektor hulu berperan penting dalam upaya mendaur ulang sampah dengan prinsip 3R yakni reduce, reuse serta recycle.
Di Toba, Gerakan Indonesia Bersih yang melibatkan 25 sekolah berlangsung selama periode Desember 2020 – Maret 2021. Kegiatan ini bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Toba, atas dukungan PTT Exploration and Production (PTTEP) dan bermitra dengan Lentera Anak, untuk mendukung Toba sebagai daerah wisata super prioritas.
Baca juga: Pemerintah Optimistis Desa Wisata Jadi Pandemic Winner
Program yang dikembangkan adalah penanganan sampah yang mengintegrasikan pendidikan (peningkatan kapasitas), sirkular ekonomi masyarakat sebagai bagian dari perubahan perilaku masyarakat, melalui pengembangan dan pemusnahan residu sampah sebagai langkah paling akhir di hilirnya.
Lisda Sundari, Ketua Lentera Anak, menjelaskan pelibatan 25 sekolah di Toba dalam upaya mengedukasi perilaku penanganan sampah sejak usia dini. “Karena mengubah pola pikir dan perilaku generasi muda dalam penanganan sampah melalui pembiasaan di sekolah itu sangat penting. Apalagi komposisi generasi milennial dan generasi yang lebih muda mencapai lebih dari 41% dari total populasi di Indonesia. Kami percaya edukasi dan pelibatan kaum muda akan berkontribusi signifikan dalam upaya mengurangi sampah secara nasional,” tegas Lisda.
Tantangan persoalan sampah di Indonesia memang sangat besar. Menurut data Kementerian LHK, dalam setahun jumlah timbulan sampah sekitar 67,8 juta ton, dan akan terus bertambah seiring pertumbuhan jumlah penduduk. Program penanganan sampah menjadi sangat penting mengingat berbagai dampak kerugian menimpa masyarakat seperti menurunnya kualitas lingkungan meliputi kualitas udara, kualitas air dan kualitas tanah.
Lentera Anak sendiri berperan sebagai fasilitator pelatihan guru yang berlangsung 2 hari di bulan Desember 2020. Para guru dilatih mempraktikkan penggunaan buku panduan “Sampahku Tanggung Jawabku” dengan pendekatan kreatif, didukung berbagai media belajar yang ramah anak, seperti ilustrasi visual yang menarik, video, lagu, poster berwarna, dan berbagai permainan interaktif.
Setelah pelatihan, para guru langsung menerapkan aksi nyata dan berpartisipasi dalam penanganan sampah di Kabupaten Toba dengan berbagai metode dan media pembelajaran. Untuk mendukung kegiatan pemilahan sampah juga didistribusikan masing-masing 2 set tempat sampah terpilah ke-25 sekolah di Kabupaten Toba. Serta didukung Dinas Pendidikan Kabupaten Toba, para guru berhasil menggerakkan 3.000 pihak di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitar untuk aktif menangani sampah secara baik dan terintegrasi.
Baca juga: Presiden Ucapkan Selamat Jumat Agung untuk Umat Kristiani
Rofi Alhanif, S.Pi, M.Sc, Asisten Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah Kemenko Marves mengapresiasi Gerakan Indonesia Bersih di Toba. “Kegiatan yang sudah dilaksanakan di Toba ini terintegrasi dan terpadu, dan menurut saya ini sangat penting. Karena perilaku penanganan sampah memang harus dimulai dari sedini mungkin, agar anak-anak dapat menjadi agent of change,” kata Rofi. Ia juga berharap ke depan Bank Sampah dapat segera terintegrasi dengan sekolah supaya penanganan sampah menjadi lebih maksimal.
Sementara itu Afiat Djajanegara, mewakili PTTEP Indonesia, berharap Gerakan Indonesia Bersih di Toba dapat membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan yang bersih dan nyaman. masyarakat yang sadar akan pentingnya lingkungan yang bersih dan nyaman. “Jumlah keterlibatan 3.000 pihak dari 50 Guru ini sangat luar biasa. Kami sangat berharap kerjasama dari pihak swasta untuk mendukung program pemerintah bisa terus berlanjut,” tegas Afiat.
Mengingat hasil yang baik ini, Lentera Anak sepakat bahwa program penanganan sampah di sekolah terus berlanjut, dan menyebar ke semua sekolah di seluruh Indonesia.
“Bila semakin banyak para guru dan murid menjadi agent of change penanganan sampah di lingkungan masing-masing di seluruh Indonesia, kami optimis target Indonesia untuk mencapai target sampah kelola 100% pada 2025, dengan pengurangan 30% dan penanganan sampah 70% dapat tercapai,” pungkas Lisda. (H-3)
Tuntutan utama buruh adalah agar Gubernur Sumatra Utara Bobby Nasution menaikan UMP dan UMK se-Sumut sebesar 10,5 persen.
Keseriusan itu diukur dari kepemilikan rencana aksi percepatan penanganan TBC.
Program ini diluncurkan di secara daring di SMA Negeri 1 Perbaungan, Kabupaten Serdangbedagai (Sergai), Rabu (20/8).
Tiket yang telah terjual tersebut setara 58% dari total kapasitas yang KAI sediakan sebanyak 39.828 tiket.
Seorang pengunjung berinisial RED alias Elis juga diamankan setelah memiliki satu butir ekstasi dan setengah butir happy five yang didapat dari karyawan kafe.
Pelayanan malam hari akan digelar di Medan, Lubukpakam, Binjai, Kisaran dan Pematangsiantar. Titik lainnya mencakup Simalungun, Rantauparapat, Kabanjahe, Sei Rampah, dan Tebing Tinggi
KLH/BPLH tegaskan target 100% sampah terkelola 2029 lewat larangan open dumping, kewajiban industri, dan kolaborasi lintas sektor di Indo Waste 2025.
Pengelolaan sampah melalui fasilitas RDF bisa digunakan sebagai bahan bakar energi lain seperti untuk bahan bakar PLTU dan energi listrik.
KASUS Leptospirosis di Kota Yogyakarta dilaporkan meningkat signifikan meski musim hujan telah berakhir. Diduga, peningkatan kasus tersebut berkaitan dengan persoalan sampah.
Proyek instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) berbasis teknologi ramah lingkungan yang di Makassar mendapat penolakan warga.
Pertalindo mendorong berbagai upaya agar persoalan sampah bisa diatasi seiring terwujudnya pembangunan berkelanjutan.
PRESIDEN Prabowo Subianto menargetkan penyelesaian 100 persen masalah sampah pada tahun 2029. Pemerintah harus lebih gencar melakukan aksi di lapangan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved