Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Ada Embargo, Kemenkes Perpanjang Jeda Penyuntikan Vaksin Covid-19

Atalya Puspa
27/3/2021 20:30
Ada Embargo, Kemenkes Perpanjang Jeda Penyuntikan Vaksin Covid-19
Penyuntikan vaksin Covid-19(Antara/Aditya Pradana Putra)

PROGRAM vaksinasi nasional terancam melambat karena adanya embargo vaksin dari sejumlah negara produsen vaksin. Untuk menyiasati hal tersebut, pemerintah akan memberlakukan aturan baru, yakni memperpanjang jeda waktu penyuntikan vaksin pertama dan kedua dari yang tadinya 14 hari menjadi 28 hari. 

"Kita akan perpanjang masa suntikan kedua menjadi 28 hari. Karena stok vaksin di bulan Mei akan lebih banyak dibanding April. Ini karena keterbatasan stok. Tapi hasilnya akan lebih bagus, pembentukan imun akan menjadi lebih bagus," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers yang diselenggarakan secara daring, Sabtu (27/3). 

Budi mengungkapkan, hal tersebut akan diberlakukan pada April. Pasalnya, pada bulan tersebut sebanyak 7,8 juta vaksin AstraZeneca yang diimpor dari India atas kerjas ama dengan Gavi harus tertunda karena lonjakan kasus yang terjadi di India. 

"Di India, kasus covid-19 naik sehingga mereka tidak mengizinkan vaksin keluar dari negara mereka. Karenanya, mereka tunda pengiriman pada Maret dan April menjadi ke bulan Mei," tutur Budi. 

Baca juga : Biar Lambat Vaksin Merah-Putih Tetap Harus Dikembangkan

Sehingga, lanjut Budi, pada April mendatang Indonesia hanya memiliki sebanyak 7,6 juta dosis vaksin. Ia melanjutkan, dengan cakupan vaksinasi nasional yang kini mencapai 500 ribu orang perhari, maka stok tersebut hanya cukup untuk 15 hari.

"Selain memperpanjang masa penyuntikan, kita juga akan mendorong stok pada Maret untuk digunakan di April," ucapnya. 

Untuk itu, ia menyatakan, program vaksinasi nasional akan dikebut pada Mei mendatang karena stok vaksin yang datang mencapai lebih dari 21 juta dosis. 

"Kita akan terus mikirkan bagiamana mengatasi isu logistik. Jadi, vaksinasi bukannya melambat karena kapasitas penyuntikan. Tapi karena kita atur passingnya sehingga tidak ada hari dimana orang tidak bisa disuntik vaksin. Karena itu akan membuat masyarakat resah," pungkas Budi. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya