Headline
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Isu parkir berkaitan dengan lalu lintas dan ketertiban kota.
PROGRAM Kampus Mengajar yang digawangi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan disambut antusias ribuan peserta dari kalangan mahasiswa.
Pada penutupan pendaftaran, Minggu (21/2), tercatat sebanyak 25.539 mahasiswa telah mendaftar. Sekretaris Ditjen Dikti Kemendikbud, Paristiyanti Nurwardani mengatakan, proses penyaringan para pendaftar untuk memilih 15.000 mahasiswa yang akan bertugas membimbing 22 ribu sekolah dasar (SD) di seluruh Indonesia, yang masih terakreditasi C maupun belum terakreditasi akan segera digelar.
Para peserta terpilih nantinya juga akan ditempatkan di wilayah Terluar , Terdepan dan Tertinggal (3T).
"Program Kampus Mengajar ini bertujuan membantu guru SD, juga para mahasiswa kita diharapkan menjadi inspirasi bagi anak anak pelajar SD," kata Paristiyanti.
Selain memberi inspirasi, para mahasiswa diharapkan pula menjadi mata air bagi siswa Indonesia. Paristiyanti menjelaskan, implementasi program ini para mahasiswa akan berkunjung ke sekolah-sekolah yang dipilih dalam memberi bimbingan secara langsung atau luring pada Juni mendatang.
Dijadwalkan, pada, April para guru dan tenaga kependidikan PAUD dan sekolah menengah telah masuk prioritas.mendapat vaksin, sehingga pada Juni diharapkan sebagian besar sudah divaksin.
Baca juga : UIN Jakarta Memanas, Pemecatan Wakil Rektor Dinilai Otoriter
Kendati pendaftaran Kampus Mengajar sudah ditutup, namun khusus Provinsi Papua, Maluku, dan daerah 3T, pendaftaran diperpanjang hingga Jumat (26/2). Sehingga, mahasiswa yang berlokasi di Papua, Maluku, dan daerah 3T masih memiliki kesempatan mendaftar Kampus Mengajar. Dengan syarat terdata di Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD Dikti), memiliki IPK 3.0, minimal semester lima,
selain iu, Peserta bukan bagian dari program Kampus Perintis, serta memiliki pengalaman mengajar dan berorganisasi. Dalam Kampus Mengajar para mahasiswa akan mendapatkan uang bulanan, juga otomatis terhitung.mendapat 12 SKS (satuan kredit semester) dengan jangka waktu program selama tiga bulan.
Sebelumnya, Ditjen Dikti Kemendikbud telah menggelar sosialisasi program Kampus Mengajar yang diluncurkan 9 Februari lalu
Kampus Mengajar merupakan bagian dari Kampus Merdeka yang mengajak seluruh dosen dan mahasiswa di perguruan tinggi di Indonesia dapat mengambil peran menjawab permasalahan pendidikan yang terdampak pandemi Covid-19 terutama di sekolah dasar terakreditasi C di wilayah 3T.
Sejak Program Kampus Mengajar diluncurkan, beberapa kampus dan mahasiswa juga telah mendaftarkan diri dengan antusisa.menyukseskan program tersebut. (OL-7)
FILM Jadi Tuh Barang yang dibintangi Oki Rengga, Beby Tsabina, Dicky Difie, Steven Wongso, Arafah Rianti, Arif Didu, Bang Baud, dan Natalie Sarah
Siswa dibekali pemahaman mengenai isu-isu krusial perubahan iklim, seperti pengelolaan limbah, energi terbarukan dan emisi karbon.
Mendiktisaintek menyayangkan turunnya minat belajar di bidang STEM (sains, teknologi, teknik, dan matematika), padahal bidang ini menjadi tulang punggung kemajuan iptek.
Mahasiswa mendapatkan wawasan tentang tren karier digital, transformasi dunia kerja, dan peluang global di era teknologi.
Konsep ini hadir sebagai solusi cerdas dalam mengatasi limbah pertanian dan perkebunan yang selama ini kerap menjadi persoalan pencemaran lingkungangan hidup.
Acara ini juga membuka ruang diskusi seputar transformasi media digital dan relevansi storytelling dalam membangun keterhubungan yang berdampak di masyarakat.
Praktik multibahasa menjadi salah satu kunci untuk menarik minat mahasiswa asing untuk belajar di kampus-kampus Indonesia.
INSTITUSI pendidikan harus terus mendukung untuk tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs) dengan berkomitmen pada pembangunan berkelanjutan berbasis pada aksi nyata.
Di tengah-tengah padatnya aktivitas kuliah, nongkrong dekat kampus jadi kegiatan tambahan para mahasiswa.
Langkah pemerintahan Trump bukan hanya mengancam masa depan mahasiswa, juga merendahkan kontribusi intelektual.
Saat ini, dari total mahasiswa yang terdaftar di Harvard, hampir 27% atau sekitar 6.800 orang merupakan mahasiswa internasional.
KAMPUS berperan penting dalam mencetak lulusan yang berdaya saing. Karena itu, kemampuan berwirausaha dan profesionalisme harus ditanamkan pada mahasiswa sejak awal jenjang kuliah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved