Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Februari Puncak La Nina, BPPT Kerahkan Modifikasi Cuaca

Faustinus Nua
09/2/2021 12:58
Februari Puncak La Nina, BPPT Kerahkan Modifikasi Cuaca
Petugas TNI AU memeriksa pesawat Cassa A-2108 yang akan dioperasikan untuk keperluan Teknologi Modifikasi Cuaca di Riau, 2020.(ANTARA FOTO/Rony Muharrman)

SEBAGAI langkah siaga cuaca ekstrem akibat dampak fenomena Lanina yang terjadi di bulan Februari ini, BPPT terus berupaya mengoptimalkan upaya penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).  

Bersinergi dengan BNPB, BMKG, serta pihak terkait lainnya sejak Desember 2020,  BPPT telah melakukan 70 sorti penerbangan dalam operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang digelar guna penanggulangan banjir Jabodetabek 2020.

"Ini dilakukan sebagai ikhtiar untuk mengurangi potensi curah hujan yang sangat tinggi," kata Kepala BPPT Hammam Riza di acara Prime Talk di Metro TV (8/2).

Pelaksanaan operasi TMC untuk meredistribusi dan mengurangi potensi curah hujan di wilayah yang berpotensi banjir. Saat ini BPPT sedang melakukan koordinasi dengan pihak terkait seperti BNPB dan berkonsultasi dengan BMKG dengan arahan otoritas penanganan bencana baik nasional maupun daerah, untuk segera melaksanakan modifikasi cuaca di daerah-daerah rawan banjir seperti Jakarta, wilayah pantura dan sekitarnya.

"Pemanfaatan TMC dapat digunakan untuk hal lainnya seperti pencegahan bencana kekeringan, mengantisipasi gagal panen, penanggulangan kebakaran hutan dan lahan hingga mengisi debit air di waduk untuk keperluan pembangkit listrik (PLTA)," imbuhnya.

Sementara Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan dengan ditetapkannya puncak Lanina pada Februari seperti dilaporkan BMKG, BNPB telah memberikan surat edaran dan informasi kepada provinsi, kabupaten, kota yang memiliki potensi risiko banjir bandang dan longsor.

Potensi hujan ekstrim akan terjadi sampai akhir Februari ini. Dari catatan BNPB ada beberapa daerah berpotensi tinggi terjadi bencana hidrometeorologi dilihat dari karakteristik wilayahnya seperti sistem drainase, cekungan, pinggiran pantai atau pesisir. Dan hampir seluruh wilayah Pulau Jawa  berpotensi cukup tinggi terjadi bencana hidrometeorologi.

baca juga: BMKG Memperkirakan La Nina akan Mulai Meluruh pada Maret

"Karenanya diperlukan kajian yang komprehensif terutama terkait dengan infrastruktur, lingkungan hidup, tata ruang berdasarkan karakteristik dari wilayah masing-masing. Dan daerah bisa mengambil kesimpulan bagaimana mencegah bencana banjir atau longsor," jelasnya.

Jika hal ini bisa dikelola dengan baik maka bencana banjir tidak akan terjadi kedepannya. Serta kepada seluruh stakeholder yang berkepentingan diharapkan dapat bersama-sama mencegah dan memitigasi bencana dengan baik.(OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya