Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PANDEMI covid-19 tak dimungkiri menghantam sejumlah sektor. Salah satunya ekonomi kreatif subsektor desainer. Betapa tidak, pandemi membuat para desainer harus berpikir keras agar produk mereka bisa diterima pasar.
Namun, lebih jauh daripada upaya mereka bertahan ialah memperjuangkan nasib para penenun. Hal itu yang menjadi semangat desainer Hetty Sinaga untuk terus bertahan di masa pandemi saat ini.
Ditemui di gerainya di Kuningan City Mall Jakarta Selatan, kemarin, Hetty bercerita jika ia harus keluar kocek cukup mahal agar bertahan demi nasib para penenun jejaringnya. "Penenun itu menangis. Mereka meminta produknya dibeli. Mereka kesulitan membeli makan. Saya sebagai desainer tergerak membantu memasarkan produk mereka," tuturnya.
Diakuinya, pandemi membuatnya sebagai desainer harus memutar otak agar karyanya bisa diserap di pasaran. "Tenun itu beda dengan batik target market-nya. Tenun ini buatnya lama, beda dengan batik. Jadi kalau kita desainer tidak tidak buat (karya) lalu siapa yang mau pakai," ujarnya.
Hetty berusaha keras agar perusahaannya yang diberi nama Damiten terus bisa bertahan di masa pandemi. Meski cukup sulit, ia berusaha sekuat tenaga.
"Saya mencoba bangkit di masa pandemi. Kasihan penenun. Kita sedang memikirkan agar tenun ini terjual dan si pengrajin naik harkat, derajat dan martabatnya. Saya bukan desainer terkenal, tetapi kepedulian saya terpanggil. Socialpreneur saya bangkit membantu penenun," kata dia.
Inovasi yang dilakukan Hetty adalah membuat karya yang bisa menembus pasar milenial. Di matanya, tenun harus familiar menjadi produk keseharian yang bisa dipakai anak muda dalam berbagai macam situasi. Sebab, kata dia, anak muda adalah harapan penerus bangsa ke depan.
Baca juga: UMKM Indonesia Diharapkan Lebih Berdaya dan Andal
"Saya desain saja agar orang bisa pakai. Kalau kain saja orang tidak bisa pakai. Kalau sudah dibuat produk seperti ini orang bisa pakai. Dailyware, cuma effort-nya tinggi banget. Tidak semua orang mau memakai tenun. Lalu bagaimana caranya, artinya kita harus berkolaborasi dengan pemerintah," papar Hetty.
Salah satu usulannya, Hetty meminta kepada pemerintah untuk juga memerhatikan tenun. Misalnya menggunakan tenun pada waktu tertentu di hari kerja. "Mereka juga harus pakai tenun, jangan hanya batik saja. Harus juga ada tenun day. Indonesia itu tenunnya luar biasa. Kaya banget harus dilestarikan juga jangan hanya batik. Sayang loh penenun ini hampir punah. Harus kita angkat," ujarnya.
Awal mula kecintaannya terhadap tenun tumbuh manakala Hetty jatuh hati pada kain tradisional tersebut. Sejak itu ia mulai mengikuti berbagai komunitas pecinta tenun dan sebagai desainer memamerkan karyanya di berbagai daerah, bahkan luar negeri. "Saya menciptakan produk bagaimana tenun bisa diterima generasi muda. Kalau generasi muda tidak diikutsertakan, bagaimana nasib tenun ke depannya," tutur dia.
"Saya melawan arus saja. Kita harus benar-benar berani mati saja. Semua ini karena kecintaan saya kepada budaya. Sebetulnya saya juga suka batik. Kalau batik semua sudah tahu. Saya lihat tenun bagus, tapi kok jarang yang angkat. Harganya kan bisa kita murahin bahan-bahannya," tambahnya.
Ke depan, Hetty berharap kepada pemerintah agar membuat inovasi untuk terus mengangkat tenun Indonesia. "Angkat terus mereka para pengrajin tenun ini. Misalnya dengan cara disubsidi atau materialnya dibuat murah agar mereka bisa bertahan," demikian Hetty. (RO/S-2)
Melalui local craftmanship, pembuatan sepatu lokal tidak hanya manjadi bisnis, tapi juga merupakan bagian penting dari pemberdayaan lokal, warisan budaya, dan identitas.
Konsumen fashion di AS menggugat Hermes karena dianggap enggan menjual tas Birkin tanpa pembelian produk mewah lainnya.
Selain nyaman dikenakan, rok plisket juga mudah dipadu-padankan dengan berbagai atasan, seperti crop shirt, sweater, blus, blazer, dan lainnya
Koleksi ini memiliki motif geometris khas Maroko.
Tren fesyen celana putih dari Oprah Winfrey, Reese Witherspoon, dan Emma Stone bisa menginspirasi gaya anda.
Dalam Drip&Drop, pengunjung diajak untuk mendonasikan pakaian bekas pakai, dan donasi tersebut akan disalurkan untuk mendukung pendidikan anak kurang mampu.
Seorang desainer dituntut untuk membuat desain yang menjawab kebutuhan dan preferensi masyarakat, dengan demikian kariernya akan terus berkembang. Bagaimana caranya?
Diambil dari arsip Puma, siluet low-profile ini menonjolkan fitur desain seperti sol berduri yang khas dan strap penutup yang serbaguna.
President Director PT Mario Minardi Indonesia Handiman Ali berharap melalui kolaborasi tersebut mampu memberikan kualitas produk dan pelayanan terbaik bagi konsumen.
Saat ini mahasiswa, termasuk di bidang fesyen, membutuhkan persiapan lebih matang untuk bisa terjun ke ranah profesional.
Jersey didesain dengan sangat cermat terhadap detail dan dibuat dari bahan premium.
Laura Basuki, Ayudia, dan Vanesha Prescilla, berbagi kiat tampil feminin untuk beragam aktivitas melalui paduan koleksi pakaian perempuan terbaru Uniqlo edisi fall/winter 2019.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved