Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Telemedicine Jadi Solusi Pelayanan Kesehatan ke Pelosok Negeri

Ferdian Ananda Majni
28/12/2020 19:43
Telemedicine Jadi Solusi Pelayanan Kesehatan ke Pelosok Negeri
Dokter memberikan layanan dengan menggunakan gawai kepada pasien(Antara/Muhammad Bagus Khoirunas)

LAYANAN kesehatan menggunakan jaringan nirkabel atau telemedicine bisa menjawab dengan menjangkau pelayanan kesehatan ke seluruh pelosok negeri.

"Orang yang ngak bisa ke kota, ngak bisa menjangkau pusat layanan ke kesehatan tetapi masih bisa mendapatkan layanan, jadi pesertanya masih bisa mendapatkan saran, atau jalan keluar atas persoalan kesehatan oleh petugas kesehatan yang ditempatkan di pusat kesehatan," kata Direktur Utama RSCM Lies Dina Liastuti dalam Webinar dengan tajuk "Telemedicine: Menjangkau Pasien ke Pelosok Negeri" Senin (28/12)

Menurutnya, ada permenkes yang menyatakan seharusnya telemed atau tele konsultasi dilakukan oleh fasilitas kesehatan. Oleh karena itu, ia memastikan bukan secara perseorangan atau oleh perusahaan.

"Tetapi oleh fasiltas kesehatan dan dokternya harus punya izin praktek, jadiorang yang mengeluarkan resep, yang keluarkan saran itu harus punya izin praktek," sebutnya.

Dia menambahkan, apabila mengunakan telemedicine atau tele konsultasi dari Rumah Sakit yang bertugas di sana, bisa dibuat audit medis sehingga bisa ditelusuri jika ada hal yang melanggar atau tidak seusai kaidah yang berlaku.

"Ini adalah satu manfaat dimana mengurangi atau meminimaslisir kendala akibat kurangnya dokter di daerah terpencil, jadi kalau misalnya dokter kita di paksa ke sana, memproduksi doker itu 6 tahun, kita kurang tapi bagaimana caranya kita perpanjangan cara sementara ini," paparnya.

Telemedicine ini merupakan start up, dimama dalam sistem itu tidak hanya konsultasi saja tetapi adanya ekosistem yang bisa menyiapkan apotek, atau obat di daerah terpencil.

Baca juga : Baznas Dukung Optimalisasi Pengelolaan Zakat Nasional

"Bukan berarti semua harus RSCM, kita menggandeng puskesmas, jadi rekam medik itu bukan harus selalu di RSCM, tapi ada di daerah itu juga. Misalnya ada puskemas yang dokter tidak ada, ada perawat lalu sebagai perpanjang tangan kita melihat pasien," terangnya.

Dia menegaskan, telemedicine juga tidak akan mengantikan semua fungsi dokter namun justru menjadi jalan tengah untuk mendapatkan akses terlebih dahulu tetapi dari konsultasi tersebut kalau ditemukan sesuatu hal yang terpenting dilihat langsung oleh dokternya maka disarankan ke RS terdekat.

"Jadi tidak harus ke RSCM, kita tidak mengharuskan semua pasien ke RSCM tapi kita hanya memberi saran, setelah konsultasi dan wawancara nanti dokter akan mengarahkan untuk ambil obatnya atau dikirim oleh ojol," jelasnya.

Namun, apabila dalam konsultasi dengan dokter, diketahui adanya gejala serangan jantung maka akan diarahkan ke RS terdekat dan pihaknya akan membantu menghubungi RS tersebut.

"Meskipun di RS terdekat hanya ada dokter umum, nanti akan dipandu oleh dokter RSCM, jadi fase pertolongan pertama harus ditangani sampai stabil, kita akan pandu hingga ke perjalanan rs yang bisa menangani pasien tersebut sehingga kita tidak membiarkan seseorang sampai di rumah sakit terlalu lama," paparnya

Upaya itu, Kata Lies telemedicine menjadi satu manfaat yang menurutnya mampu menurunkan angka kesakitan dan kematian karena adanta intervensi lebih dahulu memberikan arahan dini.

"Sebetulnya jika kita punya jaringan dengan Badan Aksesibilitas Telemunikasi dan Informasi (Bakti) bisa saja, tergantung dari siapa yang mengelola, pastikan ada jaringannya ya. Jadi RS harus berkolaborasi," pungkasnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya