SEBAGIAN umat Kristiani di Purwokerto, Jawa Tengah (Jateng) memilih melakukan ibadah Natal secara virtual yang berlangsung sejak Kamis (24/12) hingga Jumat (25/12). Meski dilaksanakan secara virtual, hal itu tidak mengurangi makna dalam ibadah Natal.
Pendeta GKI Martadireja Purwokerto, Dimas Aryo Yuwono mengatakan bahwa Natal 2020 sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. "Bahkan, tidak pernah terbayangkan sebelumnya kalau harus beribadah secara virtual. Tetapi, ibadah secara virtual menjadi pilihan terbaik dalam kondisi pandemi seperti saat ini," katanya.
Wawan, salah seorang jemaat gereja setempat mengatakan bahwa meski ibadah Natal dilaksanakan secara virtual, namun tidak akan mengurangi maknanya. "Ini merupakan pilihan terbaik, jangan sampai memunculkan klaster Covid-19 di gereja. Kami bersyukur, masih tetap dapat beribadah bersama keluarga di rumah masing-masing melalui media sosial," jelasnya.
Sementara jemaat dari Gereja Katedral Kristus Raja Purwokerto, Megandika, memilih untuk mengikuti ibadah secara virtual, meskipun ada misa di gereja dengan menerapkan protokol kesehatan. "Saya bersama keluarga memilih untuk di rumah saja, lebih nyaman dan aman. Karena saya memiliki anak berusia 2 tahun dan orang tua lansia. Jadi, kalau ke gereja tetap berisiko tinggi. Meski secara virtual, kami tetap bersyukur bisa merayakan Natal dengan kondisi sehat," katanya.
Ia mengakui, beribadah secara virtual sangat berbeda dengan ibadah langsung di gereja. Biasanya di gereja, bisa bertegur sapa dengan jemaah lain.
"Memang dengan virtual, maka nilai kebersamaan dan persekutuan ada yang hilang atau tidak terasa kuat. Ikatannya terasa hanya di ruang maya," ujarnya.
Sementara Fery, jemaat dari GKJ Purwokerto mengatakan bahwa gereja setempat juga tidak menggelar ibadah Natal secara tatap muka. "Ibadah dilaksanakan secara daring dan hanya sekali dilaksanakan. Ibadah virtual dipilih karena masih adanya pandemi Covid-19. Sehingga untuk menekan penularan Covid-19, maka ibadah virtual jadi pilihan," jelasnya. (R-1)