Headline
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
Setelah ditemukannya sejumlah masalah dalam uji klinis obat covid-19 yang dikembangkan Universitas Airlangga (Unair) oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM), sampai saat ini perguruan tinggi negeri yang terletak di Surabaya, Jawa Timur ini belum terdapat keputusan lanjutan apakah akan melakukan pengujian ulang atau dicabut.
"Saya tidak mendengar ada issue dicabut," ungkap Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nizam. Nizam, Sabtu (5/12).
Selain obat covid-19, Unair tengah mengembangkan dua vaksin covid-19 sekaligus. Kedua vaksin tersebut adalah vaksin Merah Putih dan Oral.
Baca juga: PPNI Catat 2 Ribu Perawat Sembuh dari Covid-19
Ia menjelaskan, jika memang statusnya sebagai obat maka harus melalui tahapan uji klinis dan penggunaannya harus diresepkan dokter. Tetapi jika sebagai supplement izinnya sebagai makanan/minuman suplemen dari badan POM. "Meski sama2 dari badan POM tapi uji/syaratnya berbeda," katanya.
Saat ini menurut Nizam, pengembangan vaksin dilakukan oleh beberapa perguruan tinggi dan Lembaga riset, seperti halnya Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), hingga Eijkman dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Masing-masing pun memiliki pendekatan yang berbeda.
Namun ia menerangkan beberapa PTN dan lembaga riset tersebut belum memasuki uji klinis 3, kecuali Universitas Padjadajaran yang telah melakukan uji klinis untuk vaksin Sinovac.
"Sejauh yang saya ketahui belum ada yang memasuki uji klinis, hanya Universitas Padjadjaran yang telah melakukan uji klinis tahap 3 untuk vaksin dari Sinovac," terangnya.
Universitas Padjadjaran menjadi perguruan tinggi satu-satunya yang ditunjuk PT. Bio Farma sebagai pelaksana uji klinis vaksin Covid-19 yang dikembangkan perusahaan Sinovac Biotech, Tiongkok.
Dilansir dari laman unpad.go.id, Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari Universitas Padjadjaran (Unpad), Prof. Kusnandi Rusmil mengatakan semua relawan yang berjumlah 6.250 orang sudah selesai disuntik dan sejauh ini keluhan yang muncul hanya panas ringan dan sedikit bengkak atau disebut efek lokal.
Sampai sekarang pihaknya belum mengeluarkan laporan secara resmi mengenai keamanan vaksin tersebut. Data keamanan vaksin Covid-19 ini telah diserahkan kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) kemarin. Sedangkan data mengenai imunogenisitas dan efikasi baru dilaporkan setelah hasil uji klinis selesai dilakukan sekitar awal 2021 mendatang. (H-3)
Vaksin influenza untuk anak bisa diberikan pada anak berusia lebih dari 3 bulan. Selain anak, vaksin flu juga perlu diberikan untuk kelompok rentan.
Vaksinasi shingrix terbukti sangat efektif mencegah cacar api dan neuralgia pada pasien yang sudah terkena cacar api.
Vaksinasi BCG pada anak di negara-negara yang tinggi angka TB efektif untuk mencegah penyakit TB yang berat seperti TB di selaput otak, atau TB milier yang dapat menyebabkan sesak napas.
Demam setelah imunisasi pada anak adalah salah satu efek samping yang sering terjadi dan menjadi kekhawatiran banyak orang tua.
Inggris menjadi negara pertama di dunia yang memvaksinasi IMS gonorea, yagn difokuskan pada pria gay dan biseksual.
Vaksin HPV memberikan kesempatan bagi tubuh untuk membangun respon imunitas terhadap beberapa tipe HPV.
Sejalan dengan penjelasan Kementerian Kesehatan yang menyebutkan vaksinasi booster covid-19 tetap direkomendasikan.
Pemakaian masker, khususnya di tengah kerumunan mungkin dapat dijadikan kebiasaan yang diajarkan kepada anak-anak.
Perusahaan ini fokus menggunakan teknologi vaksin berdasarkan mRNA pada Desember 2020, vaksin COVID-19 produksi mendapatkan izin penggunaan darurat di amerika serikat.
MEDIAINDONESIA.COM 20 Mei 2025 menurunkan berita berjudul ‘Covid-19 Merebak di Singapura dan Hong Kong, Masyarakat Diminta Waspada’.
Seiring dengan merebaknya kasus mpox, muncul banyak spekulasi yang menghubungkannya dengan vaksin covid-19.
Vaksin penguat atau booster Covid-19 masih diperlukan karena virus dapat bertahan selama 50-100 tahun dalam tubuh hewan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved