Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

8.000 Dai Ditargetkan Ikuti Penguatan Kompetensi Penceramah II

Atikah Ishmah Winahyu
02/10/2020 14:30
8.000 Dai Ditargetkan Ikuti Penguatan Kompetensi Penceramah II
Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin.(MI)

KEMENTERIAN Agama (Kemenag) akan segera menggelar Penguatan Kompetensi Penceramah Agama angkatan kedua dengan menargetkan 8.000 peserta. Program ini bukanlah sertifikasi dan sifatnya sukarela.

"Total targetnya 8.200 penceramah, pusat dan daerah," kata Direktur Jenderal Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin dalam pernyataan tertulis yang dikutip Media Indonesia, Jumat (2/10).

Kamaruddin menuturkan, pihaknya akan mengawal dan berupaya agar kualitas program tetap terjaga dengan menghadirkan narasumber yang memiliki otoritas keilmuan pada bidangnya masing-masing. "Insya Allah kebijakan yang kita lakukan berorientasi pada kemaslahatan," imbuhnya.

Sebelumnya, Kemenag telah menggelar Penguatan Kompetensi Penceramah Agama angkatan pertama selama tiga hari, yakni 30 September - 1 Oktober 2020 yang diikuti oleh 100 penceramah.

Kepada peserta angkatan pertama, Kamaruddin menyarankan agar membentuk forum komunikasi sebagai wadah produktif dalam membangun ide bersama. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas dan respon para penceramah terhadap persoalan keumatan dan kebangsaan.

"Kami juga berharap peserta segera beraktivitas memberi pencerahan umat. Kehadiran penceramah agama sangat dibutuhkan untuk memberi pencerahan kepada umat yang sangat majemuk," tandasnya.

Dalam sikapnya, Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla menyatakan, sertifikasi bagi para ulama bisa diterapkan untuk masjid yang dimiliki kantor-kantor pemerintahan, jangan untuk semua masjid di Indonesia.
 
"Sertifikasi itu khususnya untuk dai yang mau ceramah di masjid yang diatur oleh kantor-kantor pemerintah. Jadi, kantor pemerintah atau masjidnya hanya mengundang dai yang sudah tersertifikasi, tapi tidak untuk semua masjid yang ada di Indonesia," kata Jusuf Kalla.
 
Mantan Wakil Presiden ini mengatakan, sertifikasi dai bukan pekerjaan mudah karena kiai bukan merupakan label yang diperoleh karena menyelesaikan pendidikan tertentu, melainkan diperoleh berdasarkan penilaian masyarakat. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya