Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Jumlah Kasus Aktif di Berbagai Daerah Cenderung Menurun

Ferdian Ananda Majni
14/8/2020 06:50
Jumlah Kasus Aktif di Berbagai Daerah Cenderung Menurun
Pengendara melintas di depan mural bertema covid-19 di Tebet, Jakarta, Selasa (11/8/(MI/ANDRI WIDIYANTO)

Perkembangan kasus aktif covid-19 semakin hari cenderung mengalami penurunan dalam periode 13 Juli–12 Agustus 2020.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito menyebut update  kasus harian per 13 Agustus 2020, terdapat kasus aktif sebanyak 39.290 atau 29,5%. Penambahan kasus positif baru sebanyak 2.098 kasus, pasien sembuh 87.558 kasus atau 65,9%, dan meninggal bertambah 5.968 atau 4,49%.

Tentang kasus aktif, Wiku merincikan pada 13 Juli lalu persentase kasus berada di angka 47,59%. Lalu pada 20 Juli, persentase kasus aktif menurun menjadi 41,94%, pada 27 Juli menurun lagi jadi 37,18%, kemudian pada 3 Agustus turun lagi menjadi 33,2%. Per tanggal 12 Agustus, presentase kasus aktif dunia berada di 30,51%.

“Dan pada tanggal 12 Agustus 2020, yaitu kemarin (Rabu), kasus aktif di Indonesia 29,85%, yang sudah berada dibawah rata-rata dunia, yaitu 30,51%,” kata Wiku saat konferensi pers di Kantor Presiden, Kamis (13/8).

Per tanggal 9 Agustus, imbuhnya, untuk porsi kasus berdasarkan kabupaten/kota, dalam persentasenya ada 29,18% daerah yang memiliki kasus aktif antara 11-50 kasus. "Ada 28,79% daerah yang memiliki kasus aktif antara 1-10 kasus aktif, ada 15,37% tidak memiliki kasus aktif," jelasnya.

Baca juga: Ketua Satgas Doni Monardo Daftar Relawan Vaksin Covid-19

Jika kita rangkum, tambahnya, hal ini menunjukkan bahwa terutama yang tidak ada kasus aktif, ada 79 kabupaten/kota. "Ini adalah kabar baik,” ujar Wiku.

Meski demikian ia meminta tetap waspada. "Karena masih ada daerah yang memiliki kasus aktif dalam jumlah yang cukup banyak. Dalam persentasenya, ada 11,28% daerah dengan kasus aktif berkisar antara 100-1000 kasus aktif, ada 6,81% daerah dengan kasus aktif antara 51-100 kasus aktif, 6,81% daerah yang tidak terdampak," paparnya.

Wiku mengingatkan ada 9 kabupaten/kota dengan kasus aktif di atas 1.000 kasus, yakni Jakarta Pusat ada 2.213, Kota Jakarta Utara ada 1.775 kasus, Kota Semarang ada 1.681 kasus, Kota Makassar ada 1.511 kasus, dan Kota Medan ada 1.377 kasus. Lalu, Jakarta Selatan ada 1.309 kasus, Jakarta Timur ada 1.305 kasus, Jakarta Barat 1.268 kasus, dan Kota Surabaya ada 1.283 kasus.

“Daerah-daerah ini adalah perkotaan dengan jumlah penduduk yang relatif padat. Perlu menjadi perhatian kita semuanya bahwa kita tidak boleh lengah, dan menyusul kabupaten/kota lainnya yang berhasil menurunkan jumlah kasus aktifnya atau tidak ada sama sekali,” sebutnya.

Sementara dalam peta zonasi risiko berdasarkan kabupaten/kota, kondisi terkini ada 35 daerah tidak terdampak, 47 daerah tidak ada kasus baru dalam 4 minggu terakhir dengan kesembuhan 100%, 177 daerah risiko rendah, lalu 222 daerah dengan risiko sedang, dan 33 daerah dengan risiko tinggi.

Kabar baiknya, ungkap Wiku, ada tren kecenderungan perubahan zonasi daerah yang masuk zona merah dilihat sejak 24 Mei-9 Agustus 2020, makin lama makin sedikit. Pada zona oranye dan zona kuning tingkat risiko sedang dan rendah, jumlahnya masih berfluktuasi. Namun untuk zona hijau juga ada kecenderungan menurun. “Ini artinya kondisi ini perlu menjadi perhatian jangan sampai kabupaten/kota dengan daerah hijau, berkurang,” harapnya.

Selain itu, yang tak kalah penting ialah ada 64 kabupaten/kota dari 22 provinsi yang masuk kategori zona oranye selama 4 minggu tanpa perubahan. Rinciannya di Bali, Banten, Bengkulu, DIY, DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Maluku Utara, Papua Barat, Riau, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Papua, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Barat, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan dan Sumatera Utara.

“Perlu diperhatikan dua hal, kepada kabupaten daerah agar dapat meningkatkan testing, tracing, dan treatment atau isolasi yang ada kasus-kasus. Sedangkan untuk masyarakat pastikan menjalankan praktik-praktik menggunakan masker dan mencuci tangan. Kalau dua pihak menjalankan dengan baik maka daerah-daerah oranye atau risiko sedang, dapat membaik bahkan tidak ada kasus lagi,” pungkasnya. (OL-14).

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bude
Berita Lainnya