LIMA bulan setelah kasus covid-19 pertama kali diumumkan oleh Presiden RI Joko Widodo pada Maret 2020, sudah 87 tenaga kesehatan yang gugur karenanya. Dari jumlah itu, baru 60 tenaga medis yang sudah terverifikasi untuk diberikan santunan kepada keluarganya.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan, Kementerian Kesehatan Abdul Kadir, dalam keterangan resmi di laman Kemenkes, Sabtu (8/8)
"Terkait tenaga medis yang meninggal saat ini mencapai 87 orang. Baru 60 tenaga medis yang sudah terverifikasi untuk diberikan santunan kepada keluarganya dan 27 tenaga medis sedang proses menyelesaikan administrasinya,” terang Abdul Kadir.
Dari 60 tenaga kesehatan yang diberi santunan, sebanyak 22 di antaranya berasal dari Jawa Timur. Data yang diberikan Kemenkes menunjukkan, hampir separuh tenaga kesehatan yang gugur karena covid-19 di Jatim merupakan perawat.
Sebelumnya, Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid -19 Jatim Kohar Hari Santoso mengungkapkan, hingga 9 Juli 2020 terdapat 295 tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19. Mereka terdiri dari perawat, dokter, hingga bidan. Dari jumlah itu yang meninggal dunia tercatat 23 orang.
Sekjen Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Dedi Supratman mengungkapkan jumlah kematian nakes akibat covid-19 di Indonesia termasuk yang tertinggi di Asia Tenggara dan dunia, yakni mencapai 2,4%.
Namun, saat merespons itu, Abdul Kadir mengungkapkan rumah sakit (RS) bukanlah satu-satunya tempat nakes tertular covid-19. Dirinya menyebut nakes malah banyak tertular saat berada di luar RS.
"Di antara nakes yang meninggal itu, tidak semuanya bekerja di fasyankes, cuma kebetulan saja mereka berprofesi sebagai nakes. Selain itu, dokter yang menderita covid-19 tidak sebagai nakes yang merawat pasien, tetapi tertular di tempat umum atau pada saat pulang dari pertemuan dan mereka tidak bekerja melayani pasien," bebernya. (Media Indonesia, 2 Agustus 2020) (H-2)