Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
BADAN Informasi Geospasial (BIG) memperingatkan adanya potensi banjir bandang susulan di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Hal itu didapat dari serangkaian analisis menggunakan sejumlah data topografi, geologi, geomorfologi, citra satelit, dan prediksi curah hujan.
"Masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan bencana banjir bandang susulan," ungkap Kepala Bidang Pemetaan Kebencanaan dan Perubahan Iklim BIG Ferrari Pinem kepada Media Indonesia, Sabtu (18/7).
Ferrari menegaskan, pemantauan curah hujan menjadi hal yang sangat penting dalam memonitoring kemungkinan bencana-bencana susulan pada wilayah sekitar, mengingat beberapa wilayah sekitar memiliki karakteristik fisik dengan potensi yang hampir sama dengan wilayah yang terdampak banjir saat ini.
Data topografi yang didapat dari Digital Elevation Model Nasional (DENMAS) memperlihatkan bahwa kemiringan lereng yang curam di hulu dapat menjadi salah satu faktor penyebab banjir bandang pada dataran aluvial di bawahnya.
Walaupun jarak yang cukup jauh dari hulu sampai ke dataran aluvial, namun morfometri sungai yang terjal di hulu sudah cukup untuk mengalirkan material sedimen, serta ditambah akumulasi aliran dan sedimen pada pertemuan cabang sungai.
Pada kasus banjir bandang di Masamba dan sekitarnya, beber Ferrari, akumulasi material sedimen terbawa dari hulu di utara akibat tingginya curah hujan sejak 12 Juli 2020 atau sehari sebelum kejadian banjir bandang tanggal 13 Juli 2020. "Ini didapat dari pengamatan curah hujan dan satelit cuaca (BMKG)," cetusnya.
Kasus serupa, ujar Ferrari, juga terjadi di Kecamatan Sabang hingga Baebunta, dimana pertemuan beberapa cabang sungai dari perbukitan di hulu, mengakibatkan luapan banjir bandang di dataran aluvial di bawahnya.
Dari analisis peta geologi dan peta potensi gerakan tanah yang dirilis Badan Geologi, daerah lokasi bencana banjir bandang merupakan alluvial yang terdiri dari lumpur, lempung, pasir, kerikil dan kerakal.
"Dimana bagian utara yang menjadi sumber material bandang tersusun atas Formasi Bone-bone berupa perselingan batu pasir, konglomerat, napal dan lempung tufan," urainya.
Selain itu di bagian lereng bawah terdapat endapan lava basalt dan andesit, breksi gunung api dan tuf dari formasi Lamasi. Ini memperlihatkan adanya potensi gerakan tanah (kemudahan terjadinya longsor) di level menengah sampai tinggi, terutama pada daerah di lembah sungai, gawir, dan tebing lereng.
"Hal ini dikuatkan juga dari analisa geomorfologi dimana wilayah atas terdiri dari perbukitan dengan lereng yang terjal dan curam," tutur Ferrari.
Tidak hanya itu. Dari citra satelit resolusi tinggi (CSRT) ditemukan bahwa wilayah sepanjang sungai banyak ditemukan area terbangun dan lahan pertanian. Ini tentunya akan mengurangi daya dukung lahan dalam menahan laju air yang jatuh di atasnya.
Kemampuan lahan untuk menyerap air akibat ketidaksesuaian penggunaan lahan pada daerah hulu akan berimbas terhadap terjadinya banjir bandang.
"Rehabilitasi lahan dan hutan pada daerah hulu perlu menjadi konsentrasi pembenahan untuk mengurangi risiko bencana di kemudian hari," sahutnya.
Kesimpulannya, Ferrari menegaskan, banjir bandang di Luwu Utara terjadi karena material penyusun di hulu lepas, mengakibatkan stabilitas lereng yang tidak stabil. DItambah potensi gerakan tanah yang tinggi dan diperparah dengan banyaknya area permukiman, dan juga ada lahan pertanian dan perkebunan di sepanjang aliran sungai di hulu.
"Itu semua menyebabkan daya dukung lahan menjadi rendah," pungkasnya.
Sebanyak 30 orang meninggal dalam bencana banjir bandang di Luwu Utara dan 15 orang lainnya masih dalam pencarian. Lebih dari 3.500 keluarga mengungsi di lokasi pengungsian. (H-2)
Kehadiran Surya Paloh di Sulsel dalam rangka menghadiri dan membuka langsung Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Partai NasDem yang digelar di Kota Makassar mulai 8 hingga 10 Agusutus 2025.
Sulawesi Selatan sebagai provinsi dengan penurunan stunting terbaik kedua secara nasional, setelah Jawa Barat.
Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman berupaya mengatasi tantangan IPM Sulawesi Selatan yang saat ini berada di angka 72,13 (data BPS 2024).
Tim Penggerak PKK Provinsi Sulawesi Selatan berkolaborasi dengan IDAI menyelenggarakan kegiatan edukatif bertajuk “Gerakan Membaca Buku KIA, Membangun Generasi Emas.
Berdasarkan data, hanya sekitar 27% irigasi di Sulsel yang dalam kondisi baik, sementara 41% mengalami kerusakan sedang hingga berat dan sisanya mengalami kerusakan ringan.
PEMERINTAH Provinsi Sulawesi Selatan terus memperkuat komitmennya dalam menanggulangi stunting dan malnutrisi.
BMKG membuat sistem peringatan dini tsunami Indonesia (InaTEWS) yang resmi beroperasi sejak 11 November 2008.
BMKG memprakirakan hujan lebat hingga sangat lebat akan melanda beberapa wilayah Indonesia pada Sabtu, 16 Agustus 2025.
Untuk kota-kota besar di Indonesia, akan mengalami potensi berawan, berawan tebal, cerah berawan, hujan ringan, hujan sedang, hingga hujan disertai petir
BMKG kini menempatkan diri sebagai lembaga strategis berbasis sains dan teknologi yang menjadi salah satu ujung tombak pembangunan dan kebijakan nasional.
Warga DKI Jakarta hari ini, Kamis 14 Agustus 2025, bisa menyiapkan agenda luar ruang tanpa khawatir hujan.
Berdasarkan BMKG, gempa bumi tektonik magnitudo 4.7 terjadi Rabu (13/8) sekitar pukul 08.32 WIB terletak di koordinat 7.66 LS dan 107.15 BT.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved