Headline

Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.

Fokus

Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.

Guru Besar FKM Unhas Puji Empat Program Gubernur Andi Sudirman untuk Meningkatkan IPM Sulsel

Media Indonesia
28/7/2025 09:07
Guru Besar FKM Unhas Puji Empat Program Gubernur Andi Sudirman untuk Meningkatkan IPM Sulsel
Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, secara resmi meluncurkan empat program strategis bidang kesehatan: Aksi Stop Stunting (ASS), Pelayanan Kesehatan Bergerak (PKB), Mobile Intensive Care Unit (MICU), dan Andalan Hati Melayani. Peluncuran ini(MI/HO)

PEMERINTAH Provinsi Sulawesi Selatan di bawah kepemimpinan Gubernur Andi Sudirman Sulaiman menunjukkan komitmen kuat dalam mendorong peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). 

Melalui serangkaian program strategis di sektor kesehatan, Gubernur Sudirman berupaya mengatasi tantangan IPM Sulawesi Selatan yang saat ini berada di angka 72,13 (data BPS 2024), dan masih memerlukan percepatan untuk menyamai provinsi-provinsi maju lainnya di Indonesia.

Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Veni Hadju, dalam wawancara terpisah, mengakui adanya celah IPM Sulsel dengan daerah lain, terutama di bagian barat Indonesia. 

"Posisi Sulsel memang masih jauh tertinggal dengan provinsi lainnya khususnya di wilayah barat Indonesia. Dapat dimaklumi karena beberapa Indikator yang digunakan terlihat Sulsel masih rendah," ujar Prof Veni.

Ia juga menekankan perlunya rencana pengembangan wilayah yang holistik agar setiap pemukiman baru terintegrasi dengan akses pendidikan, kesehatan, sosial, dan ekonomi. Selain itu, tingkat pendidikan masyarakat Sulsel juga menjadi tantangan besar. 

"Jumlah anak DO (putus sekolah) atau tidak bersekolah pada usia wajib belajar masih tinggi. Ini juga menjadi hambatan peningkatan IPM di Sulsel," tambahnya.

Prof Veni Hadju juga menjelaskan bahwa tantangan utama dalam meningkatkan IPM di Sulsel adalah disparitas wilayah yang masih cukup tinggi serta tingkat pendidikan masyarakat yang perlu ditingkatkan, mengingat masih banyaknya angka putus sekolah pada usia wajib belajar. 

Ia menekankan perlunya pemihakan pembangunan kepada daerah-daerah sulit jangkau serta rencana pengembangan wilayah yang holistik agar setiap pemukiman baru terintegrasi dengan akses pendidikan, kesehatan, sosial, dan ekonomi.

"Namun, upaya perbaikan untuk keadilan akses pendidikan, kesehatan, dan sosial harus terus ditingkatkan. Banyak faktor yang berpengaruh dan semuanya ini memerlukan komitmen yang tinggi dari pimpinan daerah. Setiap program harus dievaluasi dan dicari upaya perbaikan yang terus menerus.  Data yang valid sangat diperlukan dan kesabaran mencari solusi yang  tepat sangat dibutuhkan," jelas Prof Veni.

Menanggapi upaya pemerintah daerah, Prof. Veni Hadju mengapresiasi program Aksi Stop Stunting (ASS) dan 3 program lainnya yang telah diluncurkan Pemprov Sulsel yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. 

“Harapannya stunting bisa menurun secara konsisten dari tahun ke tahun," ujarnya.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sendiri menunjukkan komitmen kuat dalam peningkatan IPM. Pada Jumat, 25 Juli 2025, Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, secara resmi meluncurkan empat program strategis bidang kesehatan: Aksi Stop Stunting (ASS), Pelayanan Kesehatan Bergerak (PKB), Mobile Intensive Care Unit (MICU), dan Andalan Hati Melayani. Peluncuran ini digelar di Baruga Asta Cita, Rumah Jabatan Gubernur Sulsel.

"Program ini bukan proyek sesaat. Ini bagian dari reformasi kesehatan berbasis keadilan sosial, agar seluruh masyarakat, tanpa kecuali, mendapat hak pelayanan yang manusiawi dan bermartabat," tegas Gubernur Andi Sudirman Sulaiman saat peluncuran.

Program-program ini secara langsung menargetkan komponen IPM yang mencakup kesehatan (diukur dengan umur harapan hidup saat lahir), pendidikan, dan standar hidup layak. Melalui intervensi langsung ke sektor esensial, pemerintah provinsi menargetkan kenaikan IPM yang stabil setiap tahunnya.

Upaya Gubernur Sudirman dalam menekan angka stunting telah membuahkan hasil signifikan. Menteri Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Wihaji, juga mengapresiasi capaian Sulawesi Selatan dalam menurunkan prevalensi stunting. 

"Sudah turun, dulu 27%, sekarang 23%, turun 4,1%. Berarti keren, nomor dua se-Indonesia setelah Jawa Barat," ujar Wihaji saat menghadiri kegiatan di Makassar pada Minggu (27/7). (RO/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya