Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Kekerasan Seksual pada Anak Paling Banyak Terjadi

Atalya Puspa
24/6/2020 22:40
Kekerasan Seksual pada Anak Paling Banyak Terjadi
Selama pandemi, anak rentan menjadi korban kekerasan dan masyarakat berperan penting dalam melindungi mereka.(MI/FRANSISCO CAROLIO HUTAMA GANI)

DATA Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMFONI PPA) memperlihatkan, telah terjadi 3.087 kasus kekerasan terhadap anak dan lebih dari separuhnya merupakan kasus kekerasan seksual, yakni sebanyak 1.848 kasus. Sedangkan, sisanya berupa kekerasan fisik 852, dan psikis 768.

Saat menanggapi tingginya kasus kekerasan anak selama periode Januari-Juni 2020, aktivis perlindungan anak dari Kantor Berita Anak Indonesia, Ilma Sovri Yanti mengaku prihatin.

Menurutnya, anak menjadi rentan korban kekerasan karena beberapa faktor. Faktor utama adalah kedekatan peran figur yang luntur, kedua, konflik orang tua yang sudah retak karena adanya KDRT, dan masalah tekanan ekonomi keluarga, terlebih dalam situasi krisis karena pandemi seperti sekarang.

"Dan aktivitas yang terbatas dalam kondisi yang terbatas pula mengakibatkan tingkat stres mau pun depresi cukup tinggi," kata Ilma kepada Media Indonesia, Rabu (24/6).

Ia menegaskan, aksi perlindungan anak dari kekerasan merupakan tanggung jawab semua pihak, termasuk masyarakat sebab sebagian besar tindak kekerasan tersebut terjadi di sekitar kita.

"Dalam UU Perlindungan Anak, masyarakat diminta perannya untuk melakukan pencegahan dan memberikan perlindungan kepada situasi anak yang dianggap rentan. Bentuk dan perlakuannya pun beragam dengan tetap mengacu kepada kepentingan terbaik anak, tumbuh kembang anak, dan perlindungan anak," urainya.

Selama pengasuhan, lanjut Ilma, orang tua berperan memastikan hak anak dapat terpenuhi, terwujudnya kesejahteraan berkelanjutan, ada status hukum yang jelas dan tidak hanya memenuhi materi tapi juga kasih sayang bagi anak.

"Perhatian pada setiap anak adalah momen menjaga anak dari ketidakpercayaan pada figur yang selama ini didapatkan dari orangtuanya," sambungnya. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya