Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Orang Lebih Takut Kesulitan Ekonomi Dibanding Tertular Covid-19

Faustinus Nua
12/6/2020 16:17
Orang Lebih Takut Kesulitan Ekonomi Dibanding Tertular Covid-19
Aktivitas ekonomi di Pasar Induk Kramat Jati di tengah pandemik Covid-19(MI/ANDRI WIDIYANTO)

LINGKARAN Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei terkait tingkat kecemasan publik di masa pandemi covid-19 saat ini.

Peneliti LSI, Rully Akbar menyampaikan bahwa saat ini kecemasan publik terhadap ekonomi lebih tinggi dari pada ketakutan terhadap isu kesehatan. Pembatasan sosial yang dilakukan diberbagai negara termasuk di Indonesia kurang lebih 3 bulan terakhir menjadi penyebabnya.

"Kecamasan publik atas kesulitan ekonomi ini melampaui kecemasan publik atas terpaparnya virus corona (covid-19)," ungkap Rully dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (12/6).

Rully menjelaskan, berdasarkan data dari 3 lembaga survei internasional dan nasional yang dijadikan rujukan, ditemukan adanya perubahan tingkat kecemasan publik.

Berdasarkan data lembaga survei asal Amerika Serikat, Gallup Poll, pada bulan April hingga awal Mei tingkat kecemasan publik terhadap covid-19 berada pada angka 57%. Sedangkan tingkat kecemasan ekonomi hanya di angka 49%.

"Di akhir Mei, orang yang takut atau cemas dengan konteks ekonominya naik di angka 53% sedangkan yang yang cemas terhadap virusnya turun menjadi 51%," imbuhnya.

Di Indonesia sendiri, riset Voxpopuli Center menemukan bahwa 67,4% publik lebih khawatir terhadap kesulitan ekonom. Hanya 25,3% yang cemas terpapar virus korona akhir-akhir ini. Riset tersebut dilakukan pada akhir Mei hingga awal Juni 2020.

Sementara itu, LSI sendiri melakukan penelitian di kalangan mahasiswa. Pihaknya membagi kedalam kelompok eksperimen yang diberikan masing-masing informasi dampak virus terkait kesehatan dan ekonomi.

"Tingkat ketakutan yang lebih tinggi di kalangan responden yang diberikan informasi mengenai dampak ekonomi," tuturnya.

Rully mengatakan bahwa kecemasan terhadap ekonomi meningkat lantaran pertumbuhan ekonomi yang terus menurun atau melandai. Hal ini berdampak pada penghasilan masyarakat baik di sektor formal maupun informal.

Selain itu, ada pula isu-isu PHK yang terus berkembang. Untuk menjaga keberlangsungan perusahaan di tengah pandemi, PHK terhadap karyawan terpaksa dilakukan sejumlah perusahaan.

"Semua sektor terdampak, baik sektor informal dan segala macamnya ini mau tidak mau mati. Dan berapa banyak pegawai yang juga di PHK dan segala macam karena perusahaan tidak bisa menanggung beban untuk menggaji karyawan karena 3 bulan bisa kita katakan tidak ada pendapatan," kata Rully.

Disamping itu, keberhasilan sejumlah negara seperti Selandia Baru, Korea Selatan dan lainnya yang melonggarkan pembatasan sosial pun menjadi rujukan untuk kembali menggerakan roda ekonomi Tanah Air. Sehingga, meski belum ditemukan vaksin untuk covid-19, publik lebih cemas pada isu-isu ekonomi saat ini.(OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya