Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
PEMBERIAN imunisasi pada anak harus tetap berjalan meski sedang pandemi virus korona. Jika Anda berniat untuk memberikan vaksin pada anak dan keluarga, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Penundaan imunisasi pada bayi usia 0-18 bulan tidaklah dianjurkan. Namun untuk membawa anak ke pusat kesehatan, membuat sebagian orang tua khawatir.
Baca juga: Inilah Waktu Terbaik Minum Jamu
Konsultan pediatri ZAP Clinic, dr. Citra Amelinda, Sp.A, IBCLC, M.Kes menjelaskan tata cara vaksinasi agar terhindar dari penularan virus korona. Hal pertama yang harus dilakukan adalah memilih tempat kesehatan yang melakukan screening sejak di pintu paling depan.
"Pilih tempat kesehatan yang meminimalisir proses administrasi, kalau mau konsul atau administrasi kalau bisa sebelumnya lewat online. Pembayaran administrasi juga kalau bisa enggak perlu dilakukan, manfaatkan teknologi," jelas dr. Citra dalam bincang-bincang bersama ZAP Clinic, Kamis (4/6).
Ketika berkunjung ke tempat kesehatan harus selalu menggunakan masker dan menjaga jarak dengan pengunjung lain. Jika tidak ada yang perlu diurus, sebaiknya langsung pulang dan tidak berlama-lama di area tempat kesehatan.
"Pilih juga tempat kesehatan yang memisahkan anak yang sakit dengan yang sehat. Lakukan booking online sebelumnya, konsultasi sama dokter bisa virtual terus vaksin, selesai pulang," kata dr. Citra.
"Tapi kalau mungkin ada yang mau ditunggu kayak nunggu efek samping vaksin, untuk beberapa vaksin memang ada yang menimbulkan efek samping, bisa dilakukan di mobil, baru pulang," lanjutnya.
dr. Citra juga menambahkan selama masa pandemi sebisa mungkin tidak membawa anak bolak-balik ke tempat kesehatan.
"Kalau terlambat melakukan vaksinasi, bisa dilakukan sekaligus. Ini enggak akan menimbulkan efek samping, ini aman. Selama masa pandemi sebisa mungkin anak enggak boleh bolak-balik ke rumah sakit, jadi kita lakukan vaksin sekaligus," ujar dr. Citra. (Ant/OL-6)
PELAKSANAAN imunisasi kejar Japanese Encephalitis (JE) dinilai penting sebagai upaya melindungi anak-anak dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)
Menteri Kesehatan AS Robert F. Kennedy Jr. memecat 17 anggota Komite Penasihat Praktik Imunisasi (ACIP), dengan alasan konflik kepentingan.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan pentingnya memberikan imunisasi yang lengkap kepada anak-anak sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
IMUNISASI anak wajib diberikan pada bayi baru lahir hingga individu usia 18 tahun. Kementerian Kesehatan mewajibkan vaksinasi pada anak untuk melindungi buah hati
Vaksinasi BCG pada anak di negara-negara yang tinggi angka TB efektif untuk mencegah penyakit TB yang berat seperti TB di selaput otak, atau TB milier yang dapat menyebabkan sesak napas.
PENULARAN difteri di Jawa Barat menjadi perhatian dari Universitas Airlangga. Lima pulau terbesar di Indonesia dengan kasus difteri tertinggi adalah Jawa dengan 474 kasus dan 26 kematian.
Peneliti temukan antibodi mini dari llama yang efektif melawan berbagai varian SARS-CoV, termasuk Covid-19.
HASIL swab antigen 11 jemaah Haji yang mengalami sakit pada saat tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, menunjukkan hasil negatif covid-19
jemaah haji Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penyakit pascahaji. Terlebih, saat ini ada kenaikan kasus Covid-19.
Untuk mewaspadai penyebaran covid-19, bagi jamaah yang sedang batuk-pilek sejak di Tanah Suci hingga pulang ke Indonesia, jangan lupa pakai masker.
Masyarakat harus selalu waspada serta selalu menjaga pola hidup sehat bersih (PHBS).
DALAM menghadapi kembali merebaknya covid-19, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi UPG Makassar mengambil langkah tegas dengan memperketat protokol kesehatan saat menyambut kepulangan jemaah haji dari Tanah Suci.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved