Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
SEBANYAK tujuh provinsi, yaitu Aceh, Bengkulu, Jambi, Sulawesi Tengah, Riau, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur menunjukkan tren baik dengan tidak terjadi penambahan jumlah kasus positif covid-19. Sementara itu, hingga saat ini sebanyak 110 kabupaten/kota masih terbebas dari covid-19.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, mengatakan, di tujuh provinsi itu tidak ada lagi perluasan wilayah yang terdampak dan tidak ada lagi penularan lokal yang tidak ter kendali. ‘’Artinya, daerah-daerah ini sudah mulai terkendali dan sudah boleh, mulai kita sarankan untuk dilakukan relaksasi pada beberapa peraturan tanpa meninggalkan aspek protokol kesehatan,” jelas Yurianto dalam telekonferensi dari Gedung BNPB, Jakarta, kemarin.
Yurianto menambahkan pemerintah dan Gugus Tugas Covid-19 masih terus mengkaji perihal relaksasi untuk wilayah-wilayah dengan tren kasus yang baik. Semua ini bertujuan membangkitkan produktivitas masyarakat yang tetap aman dari covid-19.
Sementara itu, 110 kabupaten/kota yang terbebas dari covid-19 itu terdapat di 87 kawasan daratan dan 23 kepulauan.
“Daerah-daerah ini nyaris steril dari ancaman covid-19,” ujar Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo, seusai mengikuti rapat terbatas, kemarin.
Doni mengatakan hal itu terjadi karena daerah itu jarang dikunjungi masyarakat dari luar. Selain itu, mereka juga memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi dalam menjalankan protokol kesehatan.
“Masyarakat bisa bekerja sama dengan pemerintah daerah dan para tokoh dengan sangat baik,” tuturnya.
Dalam rapat terbatas percepatan penanganan pandemi covid-19, kemarin, Presiden Joko Widodo meminta uji spesimen covid-19 dipercepat. Tindakan itu menekan penyebaran.
“Target uji spesimen 10 ribu per hari yang sudah saya berikan agar dikejar sehingga betul-betul ada sebuah kecepat an,” tegas Jokowi.
Hingga kemarin, sebanyak 6.057 pasien covid-19 dinyatakan sembuh. Angka itu meningkat sebanyak 180 orang dari hari sebelumnya.
Di sisi lain, kasus positif covid-19 meningkat sebanyak 686 orang sehingga total menjadi 23.851 orang, sedangkan kasus meninggal meningkat 55 orang menjadi 1.473. (c)
MENTERI Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan ancaman biosecurity dari pandemi, penyakit tidak menular, hingga bencana alam dinilai jauh lebih berbahaya dibandingkan perang bersenjata.
BERBAGAI cara bisa dilakukan untuk memberikan dampak positif pada negeri tercinta Indonesia. Salah satunya ialah dengan melestarikan budaya batik.
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
Melonjaknya angka covid-19 di negara-negara tetangga perlu menjadi sinyal kewaspadaan yang bukan hanya harus direspons otoritas kesehatan tetapi juga masyarakat.
UPAYA pengendalian resistensi antimikroba (AMR) dibutuhkan untuk mencegah kemunculan berbagai penyakit berbahaya, termasuk yang bisa menimbulkan pandemi.
Produksi masker ini. bersamaan dengan produk lain seperti kopi, keripik udang dan coklat lokal membawa Worcas mendapatkan perhatian pasar domestik internasional.
PASCAPANDEMI, penggunaan masker saat ini mungkin sudah tidak menjadi kewajiban. Namun demikian, penggunaan masker nyatanya menjadi salah satu benda penting untuk melindungi diri.
Pengurus IDI, Iqbal Mochtar menilai bahwa kekhawatiran masyarakat terhadap vaksin berbasis Messenger Ribonucleic Acid (mRNA) untuk covid-19 merupakan hal yang wajar.
Teknologi vaksin mRNA, yang pernah menyelamatkan dunia dari pandemi covid-19, kini menghadapi ancaman.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
PEMERINTAH Amerika Serikat membekukan dana sebesar 500 juta dolar AS yang dialokasikan untuk proyek vaksin mRNA produksi produsen bioteknologi CureVac dan mitranya, Ginkgo Bioworks.
Stratus (XFG), varian COVID-19 baru yang kini dominan di Indonesia, masuk daftar VOM WHO. Simak 5 hal penting menurut Prof. Tjandra Yoga Aditama.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved