Mal Kembali Dibuka Awal Juni, YLKI: Terlalu Gegabah

Fetry Wuryasti
26/5/2020 15:56
Mal Kembali Dibuka Awal Juni, YLKI: Terlalu Gegabah
Suasana sepi Lippo Mal Kemang, yang tutup akibat penerapan PSBB.(MI/Fransisco Carolio)

PULUHAN pusat perbelanjaan (mal) di Jakarta akan kembali beroperasi pada 5 Juni, atau sehari setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tahap ketiga berakhir.

Ketua Umum Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, memandang rencana pembukaan mal, khususnya di Jakarta, sebagai kebijakan yang terlalu dini dan gegabah.

"YLKI menolak rencana pembukaan mal. Karena tanggal 5 Juni estimasinya belum aman untuk pengendalian covid-19. Jadi upaya pembukaan mal itu bisa dilakukan kalau kurva covid-19 sudah menurun, khususnya di Jakarta,” pungkas Tulus dalam keterangan resmi, Selasa (26/5).

Baca juga: 5 Juni Mal di Jakarta Berencana Buka Kembali, Ini Daftarnya

“Kalau belum landai, tidak ada alasan bagi pemerintah untuk membuka mal di mana pun tempatnya," imbuhnya.

Tulus meminta Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, agar menolak rencana pembukaan mal pada 5 Juni, jika kurva covid-19 belum landai. Sebab, itu menunjukkan kondisi belum aman dari sisi pengendalian virus.

Selain itu, pembukaan mal di Indonesia belum layak, jika di suatu daerah masih menerapkan PSBB. "Kalau PSBB masih diberlakukan, harus diikuti. Jangan coba-coba membuka mal, apalagi jika masih zona merah. Kami imbau masyarakat tidak mengunjungi mal sebelum betul-betul aman," papar Tulus.

Baca juga: Anies: Perpanjangan PSBB Jadi Penentu Transisi Menuju New Normal

Apabila pemerintah tetap berkukuh untuk membuka mal, pihaknya meyakini akan terjadi banyak pelanggaran. Menurutnya, harus ada sanksi tegas untuk penyelenggara atau tenant yang tidak bisa menerapkan protokol kesehatan. YLKI meminta pemerintah jangan terlalu dini membuka mal, yang berpotensi menjadi klaster penularan baru.

"Pemerintah harus utamakan aspek kesehatan sebagai panglima pengendalian covid-19, bukan (aspek) ekonomi. Masalah covid-19 harus diselesaikan lebih dulu, baru ekonomi. Tidak bisa logikanya dibalik," tutupnya.(OL-11)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya