Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
PAKAR kesehatan dr Handrawan Nadesul mengatakan langkah tepat dan masuk akal memang memutuskan mata rantai penularan covid-19 dengan PSBB. Namun, penerapan PSBB harus dievaluasi apakah sudah memberikan hasil atau tidak. Sebab, apabila gagal nantinya akan ditingkatkan dengan dukungan tahapan lainnya.
"PSSB ini dinilai seberapa berhasil. Tetapi angkanya kejadian setiap hari bertambah berarti ini belum berhasil. Sehari kurva harus mendatar atau flat artinya penularan menurun dan berkurang," kata Handrawan kepada Media Indonesia, Rabu (29/4).
Dia menjelaskan penerapan ini lebih tepat sesuai protokol dari WHO seperti karantina, tetapi Indonesia tidak melakukan secara ketat. Terlebih masyarakat Indonesia kurang edukasi sehingga pelanggaran terjadi.
"Cuma masalahnya masyarakat masih bandel dan kurang edukasi, mereka tidak sepenuhnya memahami bagaimana penularan terjadi nah ini yang kurang karena mengimbau saja itu kurang kuat," sebutnya.
Baca juga: Menkes Setujui PSBB di Gorontalo
Hampir semua melanggar PSBB, Handrawan mencontohkan level masyakarat kota di Jakarta juga melanggar artinya mereka tidak memahami sepenuhnya bagaimana penularan covid-19 terjadi.
"Untuk memahami penularan itu begitu mudah terjadi jika orang berdekatan, penularan bisa terjadi dari pakaian anda. Bahkan penularan dari pakaian saja masyarakat belum tahu, jika berkeliaran di tempat umum, ke pasar bisa melekat di rambut, di pakaian, sepatu dan kulit sehingga dibawa masuk ke rumah, yang sederhana itu seharusnya diedukasi," terangnya
Dia menjelaskan, apabila penerapan PSBB dinilai gagal tentunya harus ditambahkan dengan penindakan atau hukuman kepada pelanggar. Seperti Tiongkok, Vietnam, Korea Selatan, dan India yang menghukum masyarakat yang melanggar.
"Di sana caranya kasar sekali, dipukul ya kita ngak usah, hukum saja, ada sanksi hukum. Ini belum dilakukan, saya kira ini tahapan berikutnya kalau diimbau saja ngak mau sadar mungkin dengan cara yang lebih keras, yakni hukum," paparnya.
Selanjutnya, apabila dengan hukuman tetap tidak membuahkan hasil atau angka penularan tinggi. Lanjut Handrawan, secara efektif perlu dilakukan screening massal serentak di zona merah.
"Artinya setiap hari bertambah terus kasus itu mungkin sudah terlalu banyak yang tertular jadi usulan pemeriksaan massal di zona merah karena problembility kemungkinan orang penularan besar. Saya ngak tahu apa Reagen buatan Indonesia diterima atau approve oleh WHO karena pemeriksaan PCR harus dengan standar internasional," pungkasnya. (A-2)
Para ilmuan baru-baru ini telah menemukan virus corona baru pada kelelawar di Brasil yang memiliki kemiripan dengan virus MERS yang dikenal mematikan.
Hal itu meningkatkan kemungkinan bahwa virus tersebut suatu hari nanti dapat menyebar ke manusia, demikian yang dilaporkan para peneliti Tiongkok.
"Saat dunia semakin tidak menentu, kalau dibilang pusing tujuh keliling. Tapi saya yakin badai pasti berlalu. Paling penting karyawan semua sehat, dan bisa kerja" ujar Chandra.
"Tentu ini bantuan yang luar biasa, yang sangat kita butuhkan saat ini. Masker pelindung dengan spesipikasi yang bagus."
Diinformasikan pihak keluarga, saat ini dokter Handoko masih dalam kondisi sadar meski komunikasi sangat dibatasi.
Pasien positif korona ini adalah bagian dari rombongan umrah berjumlah 24 orang. Saat ini pengawasan terhadap 23 orang lainnya sedang dilakukan sampai 19 Maret atau masa inkubasi virus berakhir
Peneliti temukan antibodi mini dari llama yang efektif melawan berbagai varian SARS-CoV, termasuk Covid-19.
HASIL swab antigen 11 jemaah Haji yang mengalami sakit pada saat tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, menunjukkan hasil negatif covid-19
jemaah haji Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penyakit pascahaji. Terlebih, saat ini ada kenaikan kasus Covid-19.
Untuk mewaspadai penyebaran covid-19, bagi jamaah yang sedang batuk-pilek sejak di Tanah Suci hingga pulang ke Indonesia, jangan lupa pakai masker.
Masyarakat harus selalu waspada serta selalu menjaga pola hidup sehat bersih (PHBS).
DALAM menghadapi kembali merebaknya covid-19, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi UPG Makassar mengambil langkah tegas dengan memperketat protokol kesehatan saat menyambut kepulangan jemaah haji dari Tanah Suci.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved