Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
Para ilmuan baru-baru ini telah menemukan virus corona baru pada kelelawar di Brasil yang memiliki kemiripan dengan virus MERS yang dikenal mematikan. Namun, risiko virus ini terhadap manusia masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Penelitian yang dilakukan oleh tim dari São Paulo dan Ceará, bekerja sama dengan rekan-rekan mereka di Universitas Hong Kong (HKU), menunjukkan bahwa virus baru ini memiliki kesamaan genetik sekitar 72% dengan MERS-CoV, virus penyebab sindrom pernapasan Timur Tengah yang pertama kali diidentifikasi pada tahun 2012 di Arab Saudi. Sejak saat itu, MERS telah menyebabkan lebih dari 850 kematian dengan infeksi yang dilaporkan di lebih dari dua lusin negara.
Lebih lanjut, para ilmuan menjelaskan bahwa protein lonjakan virus baru tersebut, yang digunakan untuk menempel pada sel inang, menunjukkan 71,74% kesamaan dengan protein lonjakan virus MERS.
"Saat ini kami belum dapat memastikan apakah virus ini dapat menginfeksi manusia. Namun, kami telah mendeteksi bagian dari protein lonjakan yang memiliki potensi untuk berinteraksi dengan reseptor yang digunakan oleh MERS-CoV," ujar Bruna Stefanie Silvério, penulis utama studi dan kandidat PhD.
Para peneliti berencana untuk melakukan uji coba lebih lanjut di laboratorium dengan ketahanan tinggi di Hong Kong tahun ini untuk menentukan risiko yang mungkin ditimbulkan oleh virus baru ini terhadap manusia. "Pemantauan ini penting untuk mengidentifikasi virus yang beredar dan risiko penularan ke hewan lain, serta ke manusia," tambah Ricardo Durães-Carvalho, penulis lain dari penelitian tersebut.
Dalam studi terbaru yang dipublikasikan di Journal of Medical Virology (JMV), tim ilmuwan menyaring 423 usapan oral dan rektal dari 16 spesies kelelawar yang berbeda. Mereka berhasil mengidentifikasi tujuh virus corona dari lima dari 16 usapan yang diambil di Fortaleza, timur laut Brasil.
Menariknya, virus baru ini menunjukkan kemiripan tinggi dengan jenis virus corona terkait MERS yang ditemukan pada manusia dan unta. Selain itu, para ilmuwan juga menemukan bukti adanya pencampuran dan perubahan genom virus, yang dikenal sebagai rekombinasi.
Temuan ini mencerminkan keragaman genetik yang luas dari virus corona serta keberadaan garis keturunan baru di antara virus kelelawar yang ada di Brasil. "Kelelawar adalah reservoir virus yang penting, sehingga pemantauan epidemiologi terhadap mereka harus dilakukan secara kontinyu," ucap Durães-Carvalho.
Studi ini menekankan peran penting kelelawar sebagai tempat berkembang biaknya virus baru dan mendorong perlunya pengawasan yang berkelanjutan untuk memantau risiko kesehatan masyarakat yang terkait dengan virus corona.
"Kami percaya bahwa penelitian ini menunjukkan pentingnya menerapkan analisis yang sistematis, optimal, dan terintegrasi, melibatkan berbagai sektor dan menghasilkan data dalam platform terpadu yang dapat digunakan oleh sistem kesehatan untuk memantau dan mencegah epidemi serta pandemi," pungkasnya. (independent/E-3)
Meskipun HKU5-CoV-2 memiliki kemampuan pengikatan yang lebih kuat dibandingkan dengan strain sebelumnya dan memiliki rentang inang yang lebih luas, para peneliti menegaskan bahwa virus
SEBUAH tim di Tiongkok telah menemukan virus corona kelelawar baru. Ia disebut membawa risiko penularan dari hewan ke manusia karena menggunakan reseptor manusia yang sama dengan Covid-19
Hal itu meningkatkan kemungkinan bahwa virus tersebut suatu hari nanti dapat menyebar ke manusia, demikian yang dilaporkan para peneliti Tiongkok.
"Saat dunia semakin tidak menentu, kalau dibilang pusing tujuh keliling. Tapi saya yakin badai pasti berlalu. Paling penting karyawan semua sehat, dan bisa kerja" ujar Chandra.
"Tentu ini bantuan yang luar biasa, yang sangat kita butuhkan saat ini. Masker pelindung dengan spesipikasi yang bagus."
Diinformasikan pihak keluarga, saat ini dokter Handoko masih dalam kondisi sadar meski komunikasi sangat dibatasi.
Pasien positif korona ini adalah bagian dari rombongan umrah berjumlah 24 orang. Saat ini pengawasan terhadap 23 orang lainnya sedang dilakukan sampai 19 Maret atau masa inkubasi virus berakhir
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved