Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
DIRJEN Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Kirana Pritasari menegaskan susu kental manis bukan untuk kebutuhan pemenuhan gizi.
“Susu kental manis itu adalah perasa, balita tidak boleh mengonsumsi sebagai minuman sebelum tidur,” tegas Kirana kepada awak media, dalam acara Seminar Nasional PP Aisyiyah-Yaici dengan tema Peluang dan Tantangan di Bidang Kesehatan dalam Meraih Bonus Demografi 2045, di Gedung A Kemendikbud, Jakarta, Rabu, (26/2).
Kirana menyampaikan hal itu terkait masih tingginya persepsi sebagian masyarakat bahwa susu kental manis (SKM) adalah susu bernutrisi tinggi untuk pertumbuhan.
"Padahal kandungan gula dalam SKM sangat tinggi, yang bila dikonsumsi rutin dua kali sehari oleh bayi dan balita seperti minuman susu, tentunya dapat menimbulkan efek negatif bagi pertumbuhan dan gizi bayi dan balita tersebut," jelasnya.
Tingginya persepsi masyarakat bahwa SKM adalah susu, sebelumnya disampaikan oleh Ketua Harian Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI), Arif Hidayat, yang juga menjadi narasumber dalam acara Seminar Nasional tersebut.
Menurut Arif, pada tahun 2018- 2019 Yaici telah melakukan penelitian terkait persepsi masyarakat terhadap susu kental manis, pada 12 Kabupaten/Kota di enam provinsi, yaitu Kepulauan Riau, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Aceh, Sulawesi Utara dan Kalimantan Tengah.
“Hasil temuan penting dari penelitian ini adalah tingginya persentasi responden yang menganggap kalau SKM adalah susu yang bisa dikonsumsi oleh balita mereka,” katanya.
Selain itu, iklan produk pangan pada media massa khususnya televisi sangat mempengaruhi keputusan orang tua terhadap anak. Sebanyak 37% responden beranggapan bahwa susu kental manis adalah susu bukan topping, dan 73% responden mengetahui informasi susu kental manis sebagai susu dari iklan televisi.
“Iklan sebagai promosi produk yang ditayangkan berulang yang akhirnya akan mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap produk yang diiklankan. Contohnya adalah susu kental manis, selama ini diiklankan sebagai susu, maka hingga hari ini masih ada masyarakat yang mengonsumsi susu kental manis sebagai susu,” tegas Arif.
Padahal, dengan kandungan gula yang sangat tinggi, lebih dari 50%, peruntukan SKM bukanlah sebagai minuman susu yang rutin diminum dua kali sehari.
Bila masih banyak ibu memberikan konsumsi SKM rutin dua kali sehari layaknya minuman susu kepada bayi dan balitanya, maka konsumsi gula yang mereka konsumsi menjadi berlebihya.
Menurut Chairunnisa, Ketua Majelis Kesehatan PP Aisyiyah, masih menjadi Pekerjaan Rumah yang besar bagi semua pihak untuk terus melakukan edukasi tentang kesehatan, pola makan yang baik dan benar serta nutrisi bergizi bagi bayi dan balita. Semua pihak, kata Chairunnisa, seharusnya saling bekerjasama dalam program edukasi tersebut.
Chairunnisa menambahkan, demi menyiapkan generasi emas salah satu yang harus diperhatikan adalah di sektor kesehatan. Untuk itu, menjaga kesehatan generasi penerus sangat penting dimulai sejak di usia dini bahkan masih dalam kandungan.
“Jadi menjaga kualitas generasi bangsa bisa dimulai dari apa yang dikonsumsi, mencegah hal-hal yang tak diinginkan seperti stunting dan penyakit-penyakit lainnya,” tandasnya.
Dalam kesempatan yang sama, anggota Komisi IX DPR RI, Intan Fauzi, SH, LLM, menegaskan pentingnya peran edukasi dan sosialisai kesehatan untuk masyarakat. Terkait persoalan susu kental manis misalnya, edukasi langsung ke masyarakat perlu terus menerus dilakukan.
“Sekarang sudah jelas ada regulasinya, sehingga produsen hingga distributor wajib menerapkan. Nah konsumen juga seharusnya sudah dapat memilah bahwa susu kental manis itu bukan termasuk kategori susu,” jelas Intan. (OL-09)
Masih tingginya kasus anemia akibat kekurangan zat besi pada anak Indonesia menjadi tantangan menuju Generasi Emas 2045.
BADAN Amil Zakat Nasional (BAZNAS) melalui program Rumah Sehat BAZNAS Berau mengadakan program layanan pencegahan stunting dan upaya kesehatan kaise (UKK).
Keberhasilan Sergai dalam menurunkan angka stunting secara signifikan menjadi tolok ukur untuk pencapaian angka nol persen.
Menteri Wihaji menambahkan bahwa saat ini terdapat sekitar 15 ribu orangtua asuh yang siap diturunkan untuk mendukung program super prioritas di lapangan.
Turunnya angka stunting tak terlepas dari peran lintas sektor. Sebab, penanganan stunting tak bisa hanya dilakukan Dinas Kesehatan.
Anggota DPRD DKI Jakarta, Alia Noorayu Laksono, menyoroti minimnya dukungan Pemprov terhadap kader posyandu.
Kementerian Kesehatan resmi menetapkan PT Etana Biotechnologies Indonesia sebagai salah satu Laboratorium Pusat Unggulan Pengembangan Vaksin dan Produk Bioteknologi.
MENINGKATNYA kasus campak di Indonesia dinilai berkaitan dengan turunnya cakupan imunisasi rutin lengkap dalam beberapa tahun terakhir.
KABUPATEN Sumenep, Jawa Timur menetapkan Kasus Luar Biasa (KLB campak) karena kasus yang mulai menunjukkan grafik meningkat. Per 21 Agustus 2025 terdeteksi 1.035 kasus campak di Sumenep.
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) tengah mengejar target eliminasi kasus campak di Sumenep, Madura. Saat ini telah ditetapkan status Kejadian Luar Biasa campak (KLB Campak) di Sumenep.
Kasus Raya, anak yang meninggal karena tubuhnya dipenuhi dengan cacing di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, seharusnya bisa dicegah jika keluarga dan lingkungan sekitar saling mengingatkan.
Jika diabetes menyerang di usia muda, tubuh akan terpapar kadar gula darah tinggi dalam jangka waktu panjang, sehingga risiko komplikasi seperti penyakit jantung, stroke dan lainnya meningkat
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved