Cuaca Kering Momok Penanganan Karhutla

Dhika kusuma winata
30/8/2019 18:06
Cuaca Kering Momok Penanganan Karhutla
Agus Wibowo(Antara/ Aprillio Akbar)

MUSIM kemarau berkepanjangan menjadi momok utama penanganan kebakaran hutan dan lahan di berbagai daerah.

Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengatakan, sepekan terakhir upaya pemadaman karhutla di sejumlah wilayah seperti Riau, Sumatra Selatan, dan Pulau Kalimantan turut terbantu turunnya hujan. Berbagai pihak meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi cuaca kering yang diprediksi akan terjadi hingga Oktober mendatang.

"Peningkatan tren titik panas setiap tahun biasanya terjadi pada September hingga Oktober karena berkorelasi dengan rendahnya curah hujan. Trennya sudah ditaati setiap tahun. Karena itu penanggulangan saat ini setiap ada api kecil segera dilakukan pemadaman sehingga tidak membesar," kata Agus di Kantor BNPB, Jakarta, Jumat (30/8).

Baca juga: Perlu Uji Publik Kenaikan Iuran JKN

Agus mengatakan faktor hujan turut membantu pemadaman api terutama di lahan gambut. Semakin kering cuaca, semakin besar pula risiko meluasnya kebakaran. Pemadaman water bombing pada lahan gambut, kata Agus, hanya bisa mencegah meluasnya api. Adapun pemadaman darat tetap dibutuhkan untuk memastikan bara api di kedalaman lahan benar-benar padam.

"Maka dari itu untuk gambut pemadaman menggunakan metode isolasi kanal. Kanal buatan dibentuk menggunakan alat berat untuk mengisolasi lahan agar tidak meluas kemudian dilakukan pemadaman darat," ujarnya.

Pemadaman gambut dengan metode tersebut, kata Agus, diterapkan di berbagai wilayah. Salah satunya kebakaran di Kecamatan Bayung Lencir, Sumatra Selatan, yang baru-baru ini berhasil dipadamkan.

Berdasarkan data KLHK, luas karhutla sepanjang tahun ini mencapai lebih dari 135 ribu hektare. Sekitar 105 ribu hektare terjadi di lahan mineral dan 30 ribu hektare di lahan gambut. (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya