Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Imam Nahrawi membuka Santripreneur Lintas Agama di Bali

Mediaindonesia.com
22/8/2019 08:47
Imam Nahrawi membuka Santripreneur Lintas Agama di Bali
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi memberi sambutan dalam acara Santripreneur Lintas Agama 2019 di Bali, Selasa (20/8).(Istimewa)

MENTERI Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi melakukan opening ceremony Santripreneur Lintas Agama 2019 di Bali, Selasa (20/8). Pada acara tersebut turut hadir sejumlah tokoh nasional dan pejabat dan para tokoh Bali.

Saat tiba di lokasi acara, Menpora langsung mendapat kalungan bunga yang diberikan Direktur Diagnosa Institute Andi Fajar Asti, MPd, M.Si dengan iringan gemalan dan tarian Legong.

Dalam sambutannya, sebagai ketua pelaksana  Santripreneur Lintas Agama 2019, Fajar melaporkan dalam perkembangan saat ini, posisi santri berpengaruh pesat dalam membangun perekonomian bangsa.

Para santri, kata Fajar, telah mendirikan usaha di kawasan pesantren. Tidak hanya itu, setelah lulus dari pesanten, para alumni pesanten juga mengembangkan sejumlah usaha secara mandiri dalam bidang kuliner, fesyen, dan produk inovasi berbentuk aplikasi yang dikenal usaha rintisan atau startup

Kegiatan Santripreneur Lintas Agama 2019 dimeriahkan dengan bazar yang peserta para santri dari lintas agama. Para peserta dan pengunjung bisa melihat produk-produk yang dipamerkan para santri dari beragam agama.

Dalam acara tersebut, Fajar menjelaskan tidak hanya Islam yang memiliki konsep pendidikan berbasis pesantren, namun pendidikan ala pesanteran juga dillakukan Hindu, Budha, Protestan, Katolik dan Konghucu. .

Sementara itu, Menpora Imam Nahrawi menyampaikan, semua kalangan harus mendorong siapapun untuk menjadi entrepreneur.

Menpora meyakini banyak ladang dakwah yang bisa dijadikan ladang pengabdian untuk santri terutama di dalam bisnis dan usaha.

“Santri harus berani berinovasi setiap saat dan di manapun berpijak pemuda tidak boleh hanya dijadikan komoditi/target pasar, namun harus berani bersaing sebagai produsen berbagai produk yang dapat dikembangkan menjadi unggul, besar dan maju,” ujar Imam. (OL-09)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya