Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Pemerintah Sediakan Menu Zonasi

Sitria Hamid Laporan dari Arab Saudi
11/7/2019 08:20
 Pemerintah Sediakan Menu Zonasi
Pekerja perusahaan katering sedang mempersiapkan makanan untuk jemaah haji Indonesia di Madinah, Arab Saudi.(MI/Sitria Hamid)

PEMERINTAH menyediakan menu zonasi untuk jemaah haji 2019 pada saat berada di Mekah. Menu zonasi dengan muatan lokal itu menggunakan bahan baku lokal Indonesia.

Kepala Bidang Katering Mekah Madinah, Ahmad Abdullah, menyampaikan hal itu saat melakukan kunjungan ke perusahaan katering Oriental Savoury dan Nooha, 2 dari 15 perusahaan katering yang melayani jemaah di Madinah, kemarin.

"Untuk menu zonasi hanya ada di Mekah. Alhamdulillah untuk menu terbaik tahun lalu tetap kita pertahankan, sisanya kita ganti dengan menu zonasi, yakni siklus menu satu minggu ada tiga kali makan, khususnya untuk makan malam kita gunakan menu muatan lokal, yaitu menu zonasi,'' jelas Ahmad.

Karena itulah, lanjutnya, pemerintah mewajibkan perusahaan-perusahaan katering di Arab Saudi untuk memiliki juru masak dari Indonesia. Bila ada perusahaan besar tidak memiliki koki dari Indonesia, tidak akan dipilih untuk melayani jemaah haji Indonesia.

Untuk melayani jemaah haji  2019, pemerintah menunjuk 15 perusahaan di Madinah, 36 perusahaan di Mekah lalu di Arafah dan Mina sekitar 13 perusahaan dan sisanya dikelola oleh muasasah Asia Tenggara.

Dia menambahkan bahwa moto pelayanan katering di Arab Saudi ialah tepat distribusi, tepat jumlah, tepat menu, dan tepat rasa.

Siklus menu untuk jemaah haji Indonesia per minggunya ada 14 kali makan dengan menggunakan rumus 2,3,4,5, yakni 2 kali telur, 3 kali daging, 4 kali ayam, dan 5 kali ikan.

Jemaah haji Indonesia kini tidak perlu lagi membawa paket perlengkapan konsumsi karena pemerintah sudah menyediakan paket lengkap berisi gula, kopi, teh, sendok, gelas, gula, dan lainnya.

"Jadi, kebutuhan selama jemaah di Arab Saudi sudah disiapkan," jelasnya.

Sementara itu, jemaah yang berangkat pada gelombang pertama akan berada di Madinah selama delapan hari untuk melaksanakan ibadah arbain atau salat 40 waktu tanpa terputus di Masjid Nabawi.

Menurut Kepala Seksi Akomodasi Daerah Kerja Madinah, Ihsan Faisal, selanjutnya jemaah yang ada di Madinah akan didorong secara perlahan ke Mekah untuk wukuf.

"Setelah wukuf, gantian jemaah gelombang dua yang tiba lewat Jeddah akan ke Madinah," ungkapnya, kemarin. (Zhi/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya