Headline

DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Awe Wijaya Ubah Keresahan Jadi Lagu

Basuki Eka Purnama
31/7/2025 05:20
Awe Wijaya Ubah Keresahan Jadi Lagu
Awe Wijaya(MI/HO)

MUSISI muda asal Bandar Lampung, Ageng Wijaya, yang lebih dikenal dengan nama panggung Awe, kembali hadir dengan karya terbaru berjudul Tiap Hari Neror. 

Lagu ini menjadi single solo kedua dari Awe setelah sebelumnya dikenal lewat karya-karya solonya yang autentik serta perannya sebagai personel band Pragmatic.

Tiap Hari Neror adalah lagu yang berangkat dari realitas yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia saat ini: tekanan akibat hutang dan pinjaman online (pinjol). 

Diciptakan oleh Ichon, seorang pencipta lagu asal Lampung, lagu ini menyuarakan keresahan sehari-hari yang sering kali terpendam, tentang tagihan yang datang bertubi-tubi, teror notifikasi dan telpon, hingga perasaan cemas menghadapi jatuh tempo.

Lewat vokal khas Awe yang tegas dan emosional, lirik lagu ini disampaikan dengan gaya yang lugas namun mengena. Musiknya ringan dan easy-listening, namun menyimpan makna yang dalam. 

Tiap Hari Neror bukan hanya sekadar lagu; ia menjadi representasi dari suara-suara diam yang selama ini merasakan tekanan finansial namun jarang terdengar.

“Gue pengin bikin lagu yang bisa bikin orang bilang, ‘Iya banget ini gue banget.’ Karena keresahan soal pinjaman itu nyata, dan kita nggak sendirian ngerasainnya,” ujar Awe soal lagu ini.

Dirilis pada 25 Juli 2025, lagu ini menjadi pengingat bahwa musik bisa menjadi media kritik sosial yang tetap terasa dekat, menyentuh, dan bahkan menyembuhkan. 

Awe menunjukkan bahwa dirinya bukan hanya musisi yang produktif, tetapi juga seniman yang peka terhadap realitas sosial. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya