Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
PENYANYI-penulis lagu independent Caecillia kembali dengan rilisan terbarunya yang berjudul Apa yang Kau Sebut Rumah?. Lagu ini mengangkat tema keluarga yang tidak utuh, trauma yang tertinggal, dan kerinduan akan rumah yang tak lagi sama.
Dengan aransemen yang intim dan lirik yang menyayat hati, lagu ini menggambarkan rasa kehilangan mendalam serta usaha untuk menerima kenyataan.
Sebagai single kedua dari EP mendatangnya, lagu ini menjadi bagian dari eksplorasi perasaan yang sulit dalam proses menemukan jati diri. EP ini secara keseluruhan mengeksplorasi perjalanan coming-of-age, ketika seseorang harus menghadapi kenyataan pahit dan belajar menavigasi emosi yang kompleks untuk tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat.
Lagu ini menceritakan perspektif seorang anak yang terjebak dalam kehancuran keluarganya. Ia mendambakan kehangatan dan kestabilan yang telah hilang, namun terpaksa menerima bahwa masa lalu tidak dapat dikembalikan.
Dengan pertanyaan sederhana di awal lagu—Apa yang kau sebut rumah?—Caecillia mengajak pendengar untuk merefleksikan makna rumah yang lebih dalam, tidak hanya sebagai tempat fisik tetapi juga sebagai ruang emosional yang seharusnya aman.
Bagian chorus menjadi klimaks emosional dari lagu ini, dengan lirik "Kurindukan rumah itu, semua yang kupunya dulu..." menggambarkan perasaan seseorang yang masih terperangkap dalam harapan akan masa lalu.
Namun, yang tersisa hanyalah luka dan kehampaan, mencerminkan kenyataan pahit yang sering dialami oleh mereka yang tumbuh dalam keluarga yang tidak utuh.
Yang membuat lagu ini semakin berkesan adalah penambahan reprise yang diakhiri dengan sebuah puisi reflektif. Puisi ini membawa pendengar dalam perjalanan dari keterpurukan menuju penerimaan dan pertumbuhan.
Dengan bait seperti "Aku tahu hanya separuh, tapi aku jauh lebih penuh!", lagu ini menegaskan bahwa meskipun seseorang dibesarkan dalam keadaan yang tidak sempurna, mereka tetap bisa tumbuh menjadi individu yang utuh.
Dalam pernyataannya, Caecillia berbagi bahwa lagu ini adalah bentuk refleksi pribadi serta ungkapan bagi banyak orang yang mengalami hal serupa.
"Aku ingin lagu ini menjadi suara bagi mereka yang merasa sendirian dalam perjalanan ini. Kita mungkin tidak memiliki rumah seperti yang kita bayangkan, tetapi kita tetap bisa menemukan tempat untuk bertumbuh," ujar Caecillia.
Dengan melodi yang lembut namun penuh emosi, Apa yang Kau Sebut Rumah? diharapkan dapat menyentuh hati banyak pendengar dan memberikan ruang bagi mereka untuk memproses perasaan yang sering kali sulit diungkapkan.
Lagu ini kini tersedia di berbagai platform streaming digital. (Z-1)
Berisi enam trek, EP dari Gazzell memadukan tempo kencang dengan melodi serta vokal yang mudah melekat di kepala.
Cakra Khan baru saja menyelesaikan dua konser luar biasa di Asia Tenggara lewat rangkaian Divine Concert Cakra Khan, yang digelar di dua negara yaitu Singapura dan Malaysia.
Laufey juga mempersembahkan sebuah video klip yang digarap di tanah kelahirannya, Islandia, dan disutradarai langsung oleh saudari kembarnya sekaligus pengarah kreatifnya, Junia Lin.
KEMENTERIAN Hukum resmi melantik Komisioner Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN) periode 2025–2028, menyusul berakhirnya masa jabatan Komisioner periode sebelumnya
INDONESIA kembali kedatangan grup idola baru bernama Papion, yang beranggotakan empat penyanyi muda dari Indonesia, Thailand, dan Amerika Serikat.
Billkiss mencuri perhatian lewat sejumlah single kuat. Salah satunya adalah La Gila (2022), sebuah pengakuan jujur tentang seseorang yang tak kunjung hilang dari ingatan.
Kali ini, Rupert Grint kembali untuk peran cameo kejutan di video klip A Little More milik Ed Sheeran, 14 tahun setelah video klip Lego House.
Terinspirasi oleh cerita cinta personal Maseta, judul single Kejora Walini merujuk pada ide kencan ke kebun teh Walini yang akhirnya tidak pernah terealisasikan.
Parasit bukan sekedar lagu, melainkan sebuah potret emosional yang lahir dari pengalaman pribadi Yaqin.
14:54 lahir dari sebuah momen perenungan personal Shafa, yang merupakan penulis lagu, produser, sekaligus pemain synth untuk We Came Alive.
Reach diwarnai nuansa musik ala chill-pop yang khas dari Charlie Burg, lengkap dengan sound pop-elektronik yang mewakili hidupnya saat ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved