Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
FILM horor Indonesia Waktu Maghrib memiliki sekuel, Waktu Maghrib 2, yang dijadwalkan tayang di bioskop mulai 28 Mei 2025.
Sutradara Sidharta Tata mengungkapkan ide sekuel sudah menjadi diskusi internal sejak film pertama dirilis, dengan komitmen untuk menyajikan pesan moral sederhana, yang menjadi inti dari film ini, yaitu "Waktu maghrib adalah masa peralihan dari terang ke gelap, masa di mana memang waktunya orang-orang untuk sejenak beristirahat dan beribadah," papar Tata saat konferensi pers, Rabu (21/5).
Tata ingin, di masa 'terang ke gelap' itu, orang-orang, 'Janganlah melakukan hal-hal yang buruk yang membuat nanti bisa ada
konsekuensinya."
Teror yang terjadi dalam film Waktu Maghrib bukan hanya disebabkan oleh makhluk halus, tetapi juga konsekuensi dari tindakan karakter-karakternya yang melanggar nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.
Ia menjelaskan bahwa visualisasi sosok gaib seperti Ummu Sibyan juga akan diperlihatkan pada sekuel film ini.
Visualisasi itu tentunya bukan berdasarkan pengalaman nyata, tapi didasarkan pada pengalaman auditif atau cerita yang beredar di masyarakat.
"Itu kemudian yang saya rangkum, terus kemudian kami create sedemikian rupa sehingga ya bentuknya seperti itu," katanya.
Produser eksekutif Sunil Samtani dari Rapi Films menjelaskan bahwa sekuel film Waktu Maghrib akan menjawab ending menggantung di film pertama.
"Kenapa kita melanjutkan, kan kita lihat di Waktu Maghrib 1, walaupun karakter Ummu (Sibyan) sudah terkalahkan, tapi ada semacam, ee di ending sebelum titles, di mana salah satu anak lagi masih menghilang," kata Sunil.
Selain karena sekuel filmnya ingin hadir untuk menuntaskan cerita film Waktu Maghrib pertama, dia juga melanjutkan ini karena film pertamanya mencetak box office.
Film Waktu Maghrib 2 diproduksi oleh Rapi Films bekerja sama dengan Sky Media, Rhaya Flicks, Legacy Pictures, dan Kebon Studio.
Skenario film itu ditulis oleh Khalid Kashogi, Bayu Kurnia, dan Sidharta Tata, dan akan menampilkan kombinasi aktor dan aktris dewasa seperti Omar Daniel, Sadana Agung, Nopek Novian, Bagas Pratama Saputra, dan Fita Anggriani, serta aktor cilik remaja seperti Anantya Kirana, Sulthan Hamonangan, Ghazi Alhabsyi, dan Muzakki Ramdhan.
Waktu Maghrib 2 berkisah 20 tahun setelah kejadian yang dialami pada film pertama, ketika Ummu Sibyan kembali meneror anak-anak di sebuah desa, kali ini di Giritirto.
Ceritanya berawal dari tokoh Yogo, Dewo, dan Wulan beserta lima anak lainnya terlibat keributan di pertandingan bola antara pemain inti dan cadangan.
Kalah dalam keributan, mereka bergegas pulang ke desa di waktu maghrib. Sepanjang perjalanan mereka menyumpahi tim inti sepak bola agar
terkena musibah.
Tanpa mereka sadari, mereka telah membangkitkan petaka seperti kejadian sebelumnya di Desa Jatijajar, tempat Adi dan teman-temannya diteror tanpa ampun oleh Ummu Sibyan.
Tantangan besar dalam produksi Waktu Maghrib 2 terletak pada keterlibatan puluhan anak-anak, lebih banyak daripada film pertamanya.
Tata mengakui syuting dengan anak-anak itu repot, namun ia mengaku terbantu karena bertemu dengan "bocah-bocah ajaib yang luar
biasa. (Ant/Z-1)
Kepercayaan untuk kembali berperan sebagai hansip di Waktu Maghrib 2 disambut baik oleh Sadana Agung.
Bagas menceritakan bagaimana luka tergores yang awalnya tidak serius di kakinya, itu didapat saat syuting film Waktu Maghrib 2 untuk adegan aksi di sebuah gudang.
Jalan Kaliurang, dengan nuansa sejuk dan pemandangan Gunung Merapi, juga menjadi salah satu latar penting dalam film Waktu Maghrib 2.
SIAP-siap bagi kamu pecinta film horor, ada beberapa film horor Tanah Air yang menarik ditonton di Mei 2025. Tak hanya itu, film-film horor tersebut juga hadir dengan tema yang beragam.
Selain bola, Ghazi Alhabsyi juga mengaku menyukai olahraga bela diri seperti silat, taekwondo dan karate yang ia tekuni sejak kecil.
Melalui interaksi langsung dengan pasien ALS dan keluarga mereka, Vino G Bastian mendapatkan pemahaman mendalam tentang tantangan fisik dan emosional yang dihadapi pejuang ALS.
Film Hanya Namamu Dalam Doaku menandai reuni akting Vino G Bastian dan Nirina Zubir setelah 21 tahun mereka berkolaborasi dalam film 30 Hari Mencari Cinta.
Sebagian besar produksi film Pengin Hijrah dilakukan di tiga kota di Uzbekistan. Toshkent, Samarkan, dan Bukhara
Lagu Barasuara, Pancarona dan Terbuang Dalam Waktu, mengisi plot cerita baru dalam film Sore: Istri dari Masa Depan, yang disutradarai Yandy Laurens.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved