Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
SETELAH merilis I Love You...When You’re Not Around, Februari lalu, thedyingsirens kembali menghadirkan karya terbaru mereka bertajuk Malaikat & Aku, yang resmi dirilis pada 30 April 2025.
Lagu ini datang dengan energi emosional yang lebih dalam, menghadirkan sisi gelap yang jarang ditunjukkan sebelumnya.
Ditulis dan dinyanyikan oleh Pronky, bassist thedyingsirens, lagu ini bukan penampilan vokalnya yang pertama — sebelumnya ia juga mengisi vokal di single The Sun and Daylight (2021). Malaikat & Aku terasa jauh lebih personal dan mentah, baik dari sisi lirik maupun cara penyampaiannya.
Sebagai sebuah proyek musik kolektif, thedyingsirens terus bermain dengan bentuk dan formasi. Di lagu ini, Pugar Restu Julian (Uga) — yang biasanya jadi vokalis utama — mengambil peran sebagai drummer, sementara Dhendy Mawardi mengisi gitar dengan nuansa atmosferik yang mengikat keseluruhan emosi lagu.
Liriknya sendiri berbicara tentang kelelahan dalam hubungan yang penuh kepura-puraan, tentang keputusan untuk melepaskan tanpa penyesalan.
“Kau hancurkan semua / Malaikat dan aku”
Secara musikal, lagu ini tetap berada di jalur alternatif yang jadi ciri khas thedyingsirens, namun dengan pendekatan yang lebih raw dan minimalis. Cocok buat mereka yang sedang menghadapi pergulatan batin, atau sekadar ingin meresapi emosi yang jujur.
Untuk visual, artwork Malaikat & Aku digarap oleh Richoz, sosok di balik logo dan banyak artwork single thedyingsirens sebelumnya.
Gaya ilustrasi khas Richoz yang sederhana namun kuat secara simbolik, kembali memperkuat narasi lagu — kali ini lewat sosok malaikat dengan sayap putih, dan logo band di bagian mata, seolah mengaburkan pandangan dan membuka ruang interpretasi.
Malaikat & Aku sudah bisa dinikmati di seluruh platform musik digital mulai 30 April 2025. (Z-1)
BERAWAL dari proyek lagu EDM bergenre tech house yang dibuat oleh Fickry dan Coki NTRL, keduanya kemudian memutuskan untuk meneruskan proyek musik elektronik mereka di bawah nama SaladKlab.
Arah Pulang dari Orkes Bada Isya adalah lagu tentang kehilangan arah, tapi juga tentang keyakinan bahwa arah itu selalu ada.
Kata Nang, yang diambil dari Bahasa Batak, merupakan panggilan sayang untuk seorang perempuan—bentuk pendek dari Nangku yang berarti sayangku atau cintaku.
Melalui single Detik Menit, Sabarian ingin mengajak pendengarnya untuk menghargai setiap detik, menit, dan hari yang dihabiskan dengan orang tercinta.
Tonewaves memperkenalkan single terbaru berjudul Awal — lagu pembuka dari rangkaian proyek album mereka bersama Pro-M.
Dipengaruhi oleh musisi genre-bender seperti Travis Scott dan Kid Cudi, No Chill menempatkan Joony di garis depan gelombang baru hip-hop alternatif.
Bernuansa atmosferik yang menghantui, single All At Once dari Shye membahas rasa hancur sunyi yang hadir akibat patah hati.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved