Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DALAM persiapan menggelar tur konser bertajuk D'Masiv Japan Pop Journey, grup musik D'Masiv telah mempersiapkan berbagai hal, salah satunya belajar bahasa Jepang guna menyapa para penggemar.
Grup yang beranggotakan Rian Ekky Pradipta (vokalis), Dwiki Aditya Marsall (gitar), Nurul Damar Ramadan (gitar), Rayyi Kurniawan Iskandar Dinata (bass) dan Wahyu Piadji (drum) itu akan menggelar konser di tiga kota besar Jepang yaitu Osaka, Nagoya, dan Tokyo pada 18,19, dan 20 April 2025.
"Belajar bahasa Jepang sedikit lah, nyapa orang Jepang itu gimana gitu," kata Rian saat konferensi pers, di Ciledug Raya, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Selasa (8/4).
Rian mengatakan tur konser itu tidak hanya disambut masyarakat Indonesia yang tinggal di kota tersebut, namun juga orang Jepang juga akan menonton mereka.
"Jadi yang nonton D'Masiv tidak hanya orang-orang Indonesia saja, tapi juga ada teman-teman yang memang asli orang Jepang, yang bahkan
udah membeli tiket juga untuk nonton D'Masiv nanti di sana," ujar Rian.
Rian mengungkapkan tur Jepang ini sebagai rangkaian yang sudah direncanakan untuk mewujudkan proyek D'Masiv Goes to Global.
Setelah sebelumnya D'Masiv tampil di Los Angeles, Amerika Serikat (AS) lewat acara musik internasional MUSEXPO 2025 pada Maret dan juga di Jerman, serta mendatang di Jepang.
Rian mengungkapkan pengalaman D'Masiv manggung di Jerman, tempat meskipun hanya sedikit penonton asal Indonesia, namun penonton lokal mengapresiasi musik mereka. D'Masiv menyadari pentingnya tampil dengan kualitas terbaik.
"Kalau di luar negeri ya, kayak kita pernah manggung di Jerman, yang nonton orang Indonesia datang cuma lima orang, sisanya ratusan yang
lain orang Jerman asli. Ternyata ketika mendengarkan lagu D'Masiv mereka appreciate," kata Rian.
"Apalagi orang Jepang, itu dia engga melihat bahasanya apa, dinikmatin musiknya bagus, enak pasti mereka akan menikmati. Jadi tinggal
kita harus siap sebagai band aja, mainnya harus bagus, soundnya harus bagus, karena orang Jepang tuh suka banget sama kualitas," pungkas Rian. (Ant/Z-1)
Kau Juga Semua Orang lahir dari keresahan pribadi Tradeto tentang kecenderungan manusia untuk selalu membandingkan diri dan merasa lebih unggul.
Single Yakin dari Rio Adiwardhana tetap membawa benang merah dari EP sebelumnya (Sisi Lain), dan menjadi lagu pembuka untuk EP selanjutnya
Penyanyi jazz Muthia Nadhira mempersembahkan interpretasi baru dari lagu legendaris Simpan Saja, menandai peluncuran album debutnya yang bertajuk Garden of Mimosa.
Lagu Kelam dari Jims Wong juga menjadi hal yang menarik karena hadirnya Artsi, menambah warna emosional dalam harmoni vokal yang mendalam.
Program konser tersebut mencakup karya dari para musisi hebat Hongaria seperti Franz Liszt, Béla Bartók, Zoltán Kodály, dan György Orbán, hingga khazanah musik rakyat Indonesia.
Hancur dari Tears Don't Lie bercerita tentang seseorang yang kehilangan cinta sejatinya — bukan karena perpisahan biasa, melainkan karena sang kekasih telah pergi untuk selamanya.
Konser ini bagian dari Dvisvara Annual Recital Series, platform eksklusif bagi mahasiswa UIC College dalam menampilkan pencapaian artisitik dan akademik mereka.
Akomodasi yang dekat lokasi venue konser penting demi menghindari macet dan sulitnya mencari transportasi umum.
PENYANYI yang juga promotor musik Melanie Subono membeberkan sejumlah rider dari diva Internasional, Mariah Carey. Melanie menuturkan rider Mariah berdasarkan pengalamannya
Konser Muse: Live in Jakarta kali ini merupakan bagian dari rangkaian perayaan 10 edisi festival musik Hammersonic, yang puncak acaranya dijadwalkan berlangsung pada 2026 mendatang.
Para penggemar yang kebanyakan tumbuh bersama lagu-lagu cinta Brian McKnight dan All 4 One ikut bernyanyi bersama mereka malam itu, terhanyut dalam nostalgia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved