Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
TERINSPIRASI dari semangat punk Britania Raya dan energi rock Indonesia era 90 hingga awal 2000-an, band asal Cibubur, Jakarta Timur, Lazim merilis Sinis, sebuah lagu yang mengeksplorasi amarah dan konflik batin di antara rumah dan jati diri.
Sebagai band kelas pekerja, Lazim bukan hanya ingin menggebrak panggung, tetapi juga mewakilkan rasa juang para rakyat suburban di tengah hiruk-pikuk kehidupan zaman sekarang.
Sinis lahir dari sebuah jam session di sebuah studio kecil di Jakarta yang kemudian berkembang dari melodi dasar hingga menjadi komposisi yang matang dan emosional.
Dengan lagu tersebut, Lazim mengangkat tema yang dekat dengan realitas banyak orang—terutama mereka yang baru menginjak usia seperempat abad, sebuah periode yang penuh dengan keraguan dan pencarian jati diri.
Lazim dengan jujur mencerminkan kemarahan akibat dilema universal: antara mengikuti aturan atau tetap setia pada nilai-nilai pribadi.
Menghadirkan nuansa gelap dalam setiap alunan musiknya, Sinis berisikan lirik yang dipenuhi pesimisme dalam bahasa yang lugas; memaksa pendengar untuk merenung di rumah yang sudah lama tak terjamah.
Lazim meramu nuansa shoegaze dan grunge pada gitar, post-punk pada bass, dan drum serta vokal yang menghidupkan kembali semangat rock Indonesia awal 2000-an.
Prosesi rekaman dilakukan di Palm House Studio, Pejaten, Jakarta Selatan—studio yang juga menjadi saksi lahirnya karya dari Kelompok Penerbang Roket, The Panturas, dan Kalulla.
Untuk mixing dan mastering, Lazim menggandeng Firas Aditya, yang juga personel band Rachun dengan proses pengerjaan dilakukan di Studio Potlot.
Hasilnya, Sinis berhasil menangkap esensi yang ingin disampaikan: suara yang mengingatkan pada band-band punk Dublin seperti Fontaines D.C. dan The Murder Capital, dengan sentuhan khas Indonesia dari Koil dan Slank.
Pada aspek visual, Lazim menggandeng illustrator yang berbasis di Jakarta, commonsssense. Ia merujuk pada rutinitas pribadinya sebagai seorang komuter dan penulisan lirik Sinis yang relevan dengan pengalaman hidupnya sebagai sumber utama inspirasi cover art single ini.
Eksekusi akhir karya tersebut dilakukan secara mix media antara torehan pena di kertas dengan sentuhan digital yang, dengan sengaja, menggambarkan kacau balau kehidupan yang biasanya tak terhindarkan.
Dengan ini, Sinis bakal menjadi tangga pertama untuk menuju lantai utama yakni album perdana dari Lazim. Sambil menantikan proses pengerjaan album ini, Lazim akan merilis satu per satu lagu yang nantinya akan masuk dalam album tersebut sepanjang tahun ini.
Sinis sudah dapat dinikmati di seluruh digital streaming platform favorit anda sejak Minggu (9/3) silam. (Z-1)
BRI Jazz Gunung Series 3 di Ijen melanjutkan kalender tetap acara berbentuk festival jazz, yang diadakan pertama kali pada 2018. Konsep festival musik jazz ini dinilai unik dan menarik.
Rangkaian tur konser Jackson Wang, MAGICMAN 2 WORLD TOUR 2025–2026, akan dimulai di Bangkok pada 3 dan 4 Oktober sebelum mampir ke Jakarta pada 18 Oktober.
Versi deluxe dari album Neck Deep akan menampilkan dua rekaman live, sekaligus menjadi pertama kalinya lagu favorit penggemar seperti STFU dan You Should See Me Now tersedia dalam format vinyl.
Perpaduan unik konser sinematik ini menjanjikan untuk membawa Anda ke Middle-earth dengan setiap nada dan setiap adegan.
Selain melayang di udara, Yura Yunita juga mengatakan dirinya akan bernyanyi di atas binatang artificial dengan ukuran sangat besar.
Parasit bukan sekedar lagu, melainkan sebuah potret emosional yang lahir dari pengalaman pribadi Yaqin.
14:54 lahir dari sebuah momen perenungan personal Shafa, yang merupakan penulis lagu, produser, sekaligus pemain synth untuk We Came Alive.
Reach diwarnai nuansa musik ala chill-pop yang khas dari Charlie Burg, lengkap dengan sound pop-elektronik yang mewakili hidupnya saat ini.
Normal Guy menjadi rilisan keempat Chris LaRocca pada tahun ini, sekaligus bagian dari rangkaian menuju EP terbarunya Dog Years, yang akan dirilis akhir tahun ini.
PT Big Records Asia memperkenalkan single solo kedua dari Febree yang berjudul Berevolusi.
Lagu ini menghadirkan warna musik dari Wijaya 80 yang lebih ringan dan enerjik sekaligus jadi komposisi dengan nuansa paling menyenangkan dalam karya-karya mereka sejauh ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved