Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DUO post punk asal Purbalingga, Jawa Tengah, Sukatani hari ini merilis video klarifikasi dan permintaan maaf atas lagu ciptaan mereka, Bayar Bayar Bayar. Lagu yang menjadi protes terhadap perilaku menyimpang dari para aparat kepolisian tersebut telah ‘mencederai’ institusi Polri, sehingga Sukatani pun harus mengunggah video permintaan maaf atas sebuah lagu yang diciptakan.
Bayar Bayar Bayar menjadi kritik keras terhadap kinerja polisi yang selama ini banyak dikeluhkan oleh masyarakat Indonesia. Bahkan, sempat muncul tagar #PercumaLaporPolisi di media sosial. Namun, di tengah munculnya tagar #IndonesiaGelap dan gelombang protes masyarakat Indonesia atas situasi politik dan demokrasi yang mengalami kemunduran, munculnya video permintaan maaf Sukatani atas lagu yang mereka ciptakan pun menjadi pertanda bahwa seni pun kini kian mengalami sensor. Meski, dalam video klarifikasi yang diunggah di akun Instagram @sukatani.band kedua personel mengatakan video tersebut dibuat tanpa paksaan, jelas menandakan adanya tekanan dari institusi yang merasa tersindir atas lagu tersebut.
Munculnya video permintaan maaf Sukatani, justru menimbulkan gelombang protes yang lebih keras. Banyak dari warganet dan berbagai kalangan mendukung Sukatani untuk menyuarakan protes lewat lagu-lagu yang mereka bawakan lewat #KamiBersamaSukatani.
Sukatani sejauh ini telah merilis album Gelap Gempita yang terdiri dari delapan lagu termasuk Bayar Bayar Bayar di dalamnya. Lagu-lagu yang diciptakan Sukatani memang banyak mengandung suara protes dan menyuarakan isu-isu sosial serta secara progresif membawa keresahan lewat platform seni.
“Kami bersama Sukatani!!!” kata akun @xtrememerch di kolom komentar Instagram @sukatani.band.
“Jangan ada komentar “Punk kok Klarifikasi” dengan dia berani menyuarakan lewat lagunya sudah mewakili keresahan kita semua. Mungkin instansi yang dikritik melalui lagu tersebut, tidak menerima fakta-fakta yang terjadi yang dilakukan oknum mereka. Ini bukan Klarifikasi, ini Intimidasi!” kata akun @gigs.society.
Sementara itu, akun @omunium mengunggah foto bertuliskan 1312 #KamibersamaSukatani. Dengan takarir “another day, another sh*t.”
Seniman dan vokalis band Fstvlst, Farid Stevi pun turut berkomentar di akun Sukatani. “mas mbak @sukatani.band, semoga selalu sehat-sehat, terberkahi.”
Vokalis Barasuara, Iga Massardi juga menunjukkan dukungannya, “aku bersama kalian.”
Drummer NTRL, Eno, juga memberikan dukungan dengan mengucapkan “gaasss terus ajalah..!!! Dibatasin amat kreatifitas musisi.. bersama kalian.”
Video permintaan maaf Sukatani yang diunggah hari ini telah dibagikan hingga lebih dari 30,3 ribu, dengan 134 ribu suka dan 36,6 ribu komentar. Banyak kalangan yang mendukung Sukatani dan menyuarakan protes atas kebebasan berkesenian dari sensor yang muncul saat ini.
Foto Dok. Sukatani.
Adanya paksaan Band Sukatani sehingga menarik lagu dan membuat video permintaan maaf adalah tindak pidana
ENAM orang anggota Ditressiber Polda Jawa Tengah (Jateng) diperiksa Divisi Propam Polri. Hal ini buntut permohonan maaf Band Sukatani soal lagu ciptaannya Bayar Bayar Bayar
Jogya Police Watch (JPW) meminta para polisi tidak membungkam karya seniman. Hal itu merespons masalah yang dialami Band Sukatani dengan lagunya Bayar Bayar Bayar.
Pengamat Kepolisian Bambang Rukminto menilai dugaan intimidasi yang dilakukan Kepolisian terhadap Band Sukatani merugikan citra kepolisian.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengajak Band Sukatani menjadi duta Polri. Sigit mengatakan itu untuk perbaikan institusi Polri
Menurut Choirul, lagu tersebut merupakan bentuk ekspresi masyarakat dalam melayangkan kritik kepada institusi Polri.
DI tengah kontroversi, band Sukatani tetap tampil menghibur penggemarnya di Slawi, Ibu Kota Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Minggu (23/2) malam.
ANGGOTA Komisi I DPR Fraksi Partai NasDem Amelia Anggraini menyoroti adanya dugaan intimidasi yang dilakukan kepolisian terhadap band Sukatani atas lagu Bayar Bayar Bayar.
YLBHI menilai bahwa tidak ada unsur yang merendahkan citra kepolisian dalam lagu Bayar Bayar Bayar milik Band Punk asal Purbalingga, Sukatani.
Namun sekarang, lagu itu sudah bebas diputar lagi. Politikus Partai Golkar itu mengatakan, lagu itu berisi tentang kritik membangun.
MESKI sudah ditarik dari peredaran platform digital, lagu Bayar Bayar Bayar dari duo band punk asal Purbalingga, Jawa Tengah, Sukatani, terus menggema dan viral.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved