Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
DUO pop asal Bandung, Tadi, yang digawangi Adhi Handoyo dan Fathan Garna, kembali menghadirkan karya terbaru mereka melalui single berjudul Rembulan.
Lagu yang dirilis di bawah naungan Redrose Records ini menghadirkan kisah romantis tentang harapan, penantian, serta keindahan jatuh cinta tanpa ekspektasi.
Dalam lagu ini, kata Rembulan digambarkan sebagai sebuah doa atau bahkan sebagai semesta yang menjadi saksi atas perasaan manusia.
Melalui Rembulan, Tadi ingin menyampaikan pesan bahwa jatuh cinta sering kali terjadi tanpa perencanaan, dan banyak hal dalam kehidupan yang berada di luar kuasa manusia.
Lagu ini mengajak pendengarnya untuk menyerahkan segala harapan kepada Rembulan, membiarkan perasaan mengalir tanpa ekspektasi. Salah satu bait lirik yang merepresentasikan esensi lagu ini berbunyi, "Diriku terbuai indahnya jatuh cinta, Kuterbawa kilau pesona, Tak berdaya menahan kasih asmara, Ku jatuh cinta."
Proses kreatif lagu Rembulan bermula dari Adhi Handoyo, yang pertama kali menciptakan lirik dan notasi dasar. Seiring berjalannya waktu, Fathan Garna turut memperkaya lagu ini dengan tambahan lirik dan notasi yang lebih mendalam.
Produksi lagu ini dipercantik oleh Dony Manurung sebagai produser, serta disempurnakan oleh tangan dingin Ari Renaldi sebagai Mixing & Mastering Engineer.
Secara musikal, Rembulan menghadirkan nuansa pop Indonesia era 80-an hingga 90-an yang dipadukan dengan sentuhan modern, menciptakan kombinasi harmonis antara nostalgia dan inovasi.
Dengan melodi yang manis dan lirik yang penuh makna, lagu ini diharapkan bisa menjadi pengiring bagi mereka yang tengah jatuh cinta atau ingin mengungkapkan perasaannya kepada seseorang yang spesial.
Tidak hanya sebagai single, Rembulan juga menjadi bagian dari sebuah cerita besar yang sedang disiapkan oleh Tadi. Baik dalam bentuk EP maupun album penuh, duo ini berencana untuk menghadirkan lebih banyak kisah dalam perjalanan musikal mereka di akhir tahun ini.
Single Rembulan sudah dapat didengarkan mulai Selasa (18/2) di seluruh digital streaming platform. (Z-1)
Menyajikan perpaduan multigenre yang mencakup pop, R&B, dan alternatif khas Devin, EP Blue Skies dari Devin Kennedy hadir dengan focus track All Because I Love Someone.
Mengusung sound dengan bass drop khas dubstep, Ciko mengaku banyak terinspirasi dari genre yang ia geluti dahulu yakni post-hardcore dan death metal.
Bernuansa dream-pop dan shoegaze, Shed dari Shye membahas tentang kesedihan masa lalu yang tidak bisa kita ubah.
Moxide terinspirasi oleh legenda Nu Metal seperti Slipknot, Korn, Deftones, Mudvayne, Rage Against the Machine, Mudvayne, Limp Bizkit dan Sevendust.
Didirikan pada 1 Januari 2006, Disco Ethnic dikenal sebagai pengusung musik neo ethnic—perpaduan instrumen tradisi Jawa Barat dengan musik modern yang dikemas kontemporer.
Kumpulan karya Nadine Makalew bagaikan roller coaster yang mencerminkan dirinya mencari identitas dan mengarungi tantangan-tangan yang dilewati oleh Nadine ketika hidup merantau di luar.
Menyajikan perpaduan multigenre yang mencakup pop, R&B, dan alternatif khas Devin, EP Blue Skies dari Devin Kennedy hadir dengan focus track All Because I Love Someone.
Mengusung sound dengan bass drop khas dubstep, Ciko mengaku banyak terinspirasi dari genre yang ia geluti dahulu yakni post-hardcore dan death metal.
Bernuansa dream-pop dan shoegaze, Shed dari Shye membahas tentang kesedihan masa lalu yang tidak bisa kita ubah.
Moxide terinspirasi oleh legenda Nu Metal seperti Slipknot, Korn, Deftones, Mudvayne, Rage Against the Machine, Mudvayne, Limp Bizkit dan Sevendust.
Didirikan pada 1 Januari 2006, Disco Ethnic dikenal sebagai pengusung musik neo ethnic—perpaduan instrumen tradisi Jawa Barat dengan musik modern yang dikemas kontemporer.
Soulvibe menyampaikan bahwa Melewatkanmu bercerita tentang penyesalan karena melewatkan kesempatan mengungkapkan perasaan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved