Headline

Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.

Fokus

Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.

Babak Baru Perseteruan Blake Lively dan Justin Baldoni, Wartawan Norwegia Terseret

Fathurrozak
28/12/2024 15:41
Babak Baru Perseteruan Blake Lively dan Justin Baldoni, Wartawan Norwegia Terseret
Blake Lively beradu akting dengan Justin Baldoni di film It Ends with Us.(Dok. It Ends with Us)

PERSETERUAN Blake Lively dengan sutradara sekaligus lawan mainnya di film It Ends with Us, Justin Baldoni memasuki babak baru dan menyeret kian banyak pihak. Dalam tuntutan hukum yang sudah diajukannya, Lively menyebut jika Baldoni melakukan kampanye terstrategi untuk menjatuhkannya (smear campaign).

 

Kampanye itu dibuat untuk mendongkrak gaung film tersebut yang memang kemudian menjadi box office dan meraih pendapatan global US$351 juta. Dalam tuntutan hukum yang diajukan minggu lalu, tim kuasa hukum Lively menyertakan bukti komunikasi Baldoni dengan tim humas filmnya yang menyiratkan mereka, setidaknya, berkeinginan mengambil keuntungan atas berita-berita buruk yang menimpa Lively.

 

Selain itu Lively juga menuntut Baldoni melakukan pelecehan berulang dengan melakukan adegan berlebihan saat berciuman dan memaksakan adegan seks yang sebelumnya tidak ada pada cerita. Sang produser film, Jamey Heath juga melakukan dituntut melakukan pelecehan.

 

Lively yang berperan sebagai Lily Bloom menjadi korban KDRT sang kekasih, Ryle Kincaid, yang diperankan Baldoni. Selama tur promosi film yang tayang perdana pada Agustus 2024 ini, Lively mendapat banyak kritik dari netizen. Banyak orang menilai istri dari bintang Deadpool, Ryan Reynolds, ini seolah tidak peka dan mencandai isu KDRT dalam film tersebut.

 

Kritik terhadap Lively makin menjadi dengan munculnya video lawas wawancaranya dengan wartawan hiburan asal Norwegia, Kjersti Flaa. Dalam video tahun 2016 itu Lively, yang sedang hamil muda, membalas ucapan selamat dari Flaa dengan ketus. Bahkan Lively tampak mengejek Flaa dengan balas memberi ucapan selamat untuk perutnya yang ‘menonjol’ meski sang reporter tidak hamil.

 

Serangkaian pemberitaan dan kritik itu membuat citra Lively yang semula merupakan salah satu America’s sweet heart atau kesayangan Amerika, terjun bebas. Ia terancam terkena cancel culture atau artis yang dibenci padahal semula dipuja-puji. Lini perawatan rambut Blake Lively, Blake Brown bahkan dilaporkan mengalami penurunan penjualan sekitar 78%.

 

Dengan tuduhan smear campaign yang diajukan Lively, kini banyak pihak yang mencurigai jika Flaa terlibat dengan Baldoni dan mendapat bayaran. Melalui akun Instagram @kjersti_flaa, Fla menyatakan juga telah membaca tuntutan hukum Lively dan melihat banyaknya tindakan kotor di balik film itu.

“Saya menyatakan bahwa tidak terlibat sama sekali. Ketika membaca sejumlah pesan teks antara tim humas Justin Baldoni, saya kaget dan juga ngeri seperti banyak orang lainnya. Saya tidak akan terlibat dalam hal semacam itu. Itu penghinaan buat saya,” katanya dalam unggahan pada 22 Desember.

 

Baldoni kini dalam sorotan semenjak mencuatnya tuntutan hukum Lively. Penghargaan Voices of Solidarity Award yang baru diterimanya dibatalkan oleh penyelenggara, Vital Voices. Penghargaan itu diberikan kepada sosok yang dianggap membela hak-hak perempuan, termasuk awareness soal KDRT. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya